Pelaku Penganiayaan Audrey Diteror Ribuan Pesan Ancaman
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Viralnya video kasus penganiayaan Audrey (14) di Pontianak, Kalimantan Barat membuat sejumlah siswi SMA yang terlibat diteror ribuan ancaman dari warganet.
"Semua anak baik korban, pelaku bahkan anak yang tidak terlibat namun berada di lokasi kejadian mendapatkan ancaman dari orang-orang yang tidak dikenal," ujar Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Susanto saat jumpa pers di Gedung KPAI, Senin (15/4).
1. KPAI minta publik berhenti meneror
Susanto prihatin dengan dampak video tersebut, sebab setelah kasus tersebut membuat korban dan pelaku trauma, bahkan anak yang tidak terlibat namun terlihat di lokasi ikut dituduh sebagai pelaku.
Dia meminta masyarakat di seluruh Indonesia agar bersikap arif dan bijaksana dalam menyikapi kasus tersebut.
"Kami mengimbau masyarakat luas dan semua pihak tidak membangun narasi-narasi dan menyampaikan informasi yang tidak tepat, sebab anak yang tidak tahu menahu juga kasus ini juga kena bully. Jadi setop sampaikan ancaman," kata dia.
Sebaliknya, Susanto meminta agar masyarakat memberikan dukungan moral agar anak-anak kembali beraktivitas nyaman seperti sediakala.
Baca Juga: Jokowi Soal Audrey: Saya Perintahkan Kapolri Tegas Menangani Ini!
2. Ribuan pesan ancaman dikirim melalui media sosial
Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarty menambahkan, ancaman dari masyarakat atau warganet disampaikan ke akun pelaku, atau anak-anak yang berada dalam video melalui aplikasi pesan instan dan media sosial.
Editor’s picks
"Rasanya sakit saat ribuan orang yang tidak dikenal mengirimkan pesan, gambar yang berisi hinaan atau hujatan pada anak-anak itu. Saya saja yang sudah tua ini kalau dapat hinaan gitu sakit," ujarnya.
3. Kondisi Audrey sudah membaik
Sementara itu, wakil ketua KPAI, Rita Pranawati mengungkapkan kondisi korban yakni Audrey sudah membaik dan pulang dari rumah sakit pada Sabtu (13/4) lalu.
Meski demikian pihaknya akan mengawal proses hukum dan rehabilitasi korban dan pelaku.
"Korban dan pelaku juga trauma pascaviralnya video tersebut karena sudah mengganggu identitas mereka. Kami akan awasi proses trauma healing agar korban juga siap kembali ke sekolah," ujarnya.
4. Berawal dari saling sindir di media sosial
Seperti diketahui, sejumlah siswi SMA melakukan pengeroyokan pada siswi SMP hanya karena masalah sepele.
Kapolresta Pontianak Kombes M Anwar Nasir mengungkapkan, kronologi kasus pengeroyokan Audrey, siswi SMP di Pontianak berawal dari sindir-menyindir.
"Kasus ini berawal karena korban dan pelaku saling sindir menyindir tentang pacar pelaku yang merupakan mantan pacar sepupu korban, selain itu salah satu orangtua pelaku juga pernah meminjam uang sebesar Rp500 ribu pada korban. Meski sudah dikembalikan, tapi korban suka mengungkit-ungkit sehingga pelaku tersinggung," jelasnya dalam konferensi pers yang juga disiarkan langsung di Instagram @kapolresta_ptk_kota, Rabu (10/4).
Baca Juga: Miris, Ini 7 Fakta dalam Kasus Pengeroyokan Audrey