Pemeriksaan GeNose Dianjurkan 6 Jam Sesudah Sahur

GeNose tetap bisa dilakukan selama Ramadan

Jakarta, IDN Times - Peneliti GeNose C19, Dian Kesumapramudya, menjelaskan GeNose C19 masih dapat digunakan untuk skrining COVID-19 saat puasa ramadan. Namun ada beberapa hal khusus yang perlu diperhatikan agar pembacaan hasil genose bisa akurat.

"Diupayakan pemeriksaan GeNose dilakukan saat pagi hari," kata Dian seperti dikutip dari UGM.ac.id, Rabu (14/4/2021)

1. Sebaiknya dilakukan 6 jam setelah sahur

Pemeriksaan GeNose Dianjurkan 6 Jam Sesudah SahurTes GeNose di Stasiun Bekasi. (Dok. Humas PT KAI)

Dian menjelaskan pemeriksaan GeNose dianjurkan saat pagi hari seoptimal mungkin 6 jam setelah sahur. Sebab jika tes dilakukan lebih dari 6 jam usai sahur dikhawatirkan ada peningkatan asam lambung sehingga memengaruhi hasil pembacaan GeNose.

"Terkait peningkatan asam lambung ini sebenarnya bisa diatasi dengan berkumur, meski tetap yang paling optimal kurang dari 6 jam sesudah sahur pemeriksaan GeNose-nya" terangnya.

Baca Juga: Tetap Gelar Tarawih Berjemaah, Masjid Jogokariyan Manfaatkan GeNose

2. Pemeriksaan GeNose sebaiknya satu jam setelah berbuka puasa

Pemeriksaan GeNose Dianjurkan 6 Jam Sesudah SahurMesin GeNose. Dok. Humas Pemprov Jateng

Mohamad Saifuddin Hakim, anggota peneliti GeNose C19, menambahkan waktu yang dianjurkan untuk pemeriksaan GeNose adalah setelah berbuka puasa. 

"Selain pagi, tes GeNose sebaiknya dilakukan 1 jam setelah berbuka puasa," imbuhnya.

Pada hari-hari biasa, untuk skrining adanya infeksi virus SARS Cov-2 lewat embusan napas ini pengguna diminta untuk puasa atau tidak makan atau minum yang berbau khas. Selain itu, juga tidak merokok sekitar 30 menit hingga 60 menit sebelum pemeriksaan. Dengan begitu, meminimalkan terjadinya positif palsu hasil pembacaan GeNose C19.

3. GeNose C19 tengah proses validasi eksternal

Pemeriksaan GeNose Dianjurkan 6 Jam Sesudah SahurLaunching GeNose di Stasiun Pasar Senen (IDN Times/Aldzah Fatimah Aditya)

Terkait validitasi, Dian menyampaikan saat ini GeNose C19 tengah berproses validasi eksternal sebelum bisa masuk digunakan dalam penanganan COVID-19 nasional.

Validasi eksternal merupakan uji diagnostik yang dilakukan secara independen oleh tim peneliti lain. Beberapa peneliti yang terlibat dalam validasi eksternal ini antara lain dari Universitas Indonesia, Universitas Airlangga, dan Universitas Andalas.

"Nantinya, kalau dari validasi eksternal ini hasil akurasi konsisten kemungkinan besar GeNose direkomendasikan Kementerian Kesehatan untuk perluasan pemakaiannya termasuk di puskesmas-puskesmas," katanya.

Saat ini, GeNose C-19 telah diterapkan sebagai syarat skrining bagi pelaku perjalanan penumpang kereta api dan pesawat terbang. Sebanyak 44 stasiun di tanah air telah menggunakan GeNose untuk skrining COVID-19. Menyusul empat bandara yaitu di Medan, Yogyakarta, Bandung, dan Surabaya.

Baca Juga: GeNose C19 Resmi Jadi Syarat Naik Pesawat Mulai Hari Ini

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya