Pengobatan Sembarangan Akibatnya 1,2 Juta Meninggal karena Antiobiotik

Indonesia inisiasi aturan penggunaan antibiotik

Jakarta, IDN Times - Kementerian Kesehatan RI berkomitmen untuk bekerja sama dengan kementerian teknis lainnya, dan secara bersamaan melakukan transformasi sistem kesehatan, salah satunya penyelesaian resistensi antibiotik akibat mikroba atau antimicrobial resistance (AMR).

Dalam keterangan tertulisnya, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan, resistensi antibiotik akibat mikroba atau antimicrobial resistance (AMR) disebut sebagai silent pandemic. Pasalnya angka kematian akibat AMR cukup tinggi.

“Satu koma dua (1,2) juta kematian itu terjadi karena antibiotik yang tidak mempan lagi terhadap infeksi tertentu,” ujar Wamenkes Dante usai penutupan pertemuan Side Event AMR dalam rangkaian G20, pada Rabu (24/8) malam, di Bali.

Baca Juga: 1,2 Juta Orang Meninggal karena Antibiotik, Wamenkes: Silent Pandemic

1. Pembentukan inisiatif sains berbasis genom biomedis

Pengobatan Sembarangan Akibatnya 1,2 Juta Meninggal karena Antiobiotikilustrasi obat-obatan (IDN Times/Mardya Shakti)

Dante menambahkan, Indonesia menawarkan penyelesaian permasalahan AMR melalui pembentukan inisiatif sains.

“Di antara inisiatif yang dilakukan, kami menawarkan penyelesaian masalah AMR, yakni dengan pembentukan inisiatif sains berbasis genom biomedis pada pengobatan yang bersifat presisi,” ujar Dante.

2. Resistensi antibiotik akibat mikroba bisa berasal dari hewan dan tumbuhan

Pengobatan Sembarangan Akibatnya 1,2 Juta Meninggal karena Antiobiotikilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Dante menambahkan, resistensi antibiotik akibat mikroba bisa berasal dari hewan dan tumbuhan, untuk itu diperlukan pendekatan one health dalam merespons masalah tersebut.

“Melalui pendekatan one health, di mana infeksi itu bisa berasal dari hewan, tumbuhan. Itu juga penting dilakukan karena ternyata banyak sekali penggunaan antibiotik pada hewan dan tumbuhan yang tidak rasional, yang menyebabkan resistensi pada manusia,” ungkap Dante.

3. Resistensi antibiotik akibat mikroba terjadi karena protokol pengobatan yang sembarangan

Pengobatan Sembarangan Akibatnya 1,2 Juta Meninggal karena AntiobiotikFoto hanya ilustrasi. (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Dante menerangkan, resistensi antibiotik akibat mikroba terjadi karena protokol pengobatan yang sembarangan. Akibatnya, infeksi pada pasien bertambah parah dan ini yang menyebabkan angka kematian tinggi.

“Indonesia menginisiasi pembahasan aturan penggunaan antibiotik dalam side event AMR, karena Indonesia salah satu negara tropis yang angka infeksinya tinggi. Pembahasan ini diperlukan untuk mengatur penggunaan antibiotik yang lebih rasional, sehingga kematian akibat kesalahan penggunaan antibiotik menjadi berkurang,” bebernya.

Ke depan, tambah Wamenkes, pihaknya akan mempercepat upaya penanggulangan AMR terutama di Indonesia. Negara-negara G20 juga memiliki peran strategis untuk mendorong pencegahan dan pengendalian AMR yang berkelanjutan di tingkat nasional dan global.

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya