Polusi Udara Jakarta Terburuk di Asia Tenggara, Anies: Sudah Dari Dulu

Jadi solusinya apa dong Pak Anies Baswedan?

Jakarta, IDN Times - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan masalah polusi udara bukan hal baru bagi Jakarta. Sehingga, Anies tidak kaget ketika Greenpeace merilis Jakarta duduki peringkat satu untuk kualitas udara paling buruk di Asia Tenggara.

"Dari dulu, Jakarta udaranya begini (kotor) jadi bukan hal yang baru," ujarnya, di Balaikota DKI Jakarta, Selasa (9/4).

1. Pengendalian emisi bisa kurangi polusi udara

Polusi Udara Jakarta Terburuk di Asia Tenggara, Anies: Sudah Dari DuluIDN Times/Gregorius Aryodamar P

Anies mengatakan, untuk mengurangi polusi udara di Jakarta perlu gerakan bersama, satu di antaranya adalah pengendalian emisi.

"Perlu langkah dan gerakan bersama untuk mengurangi polusi udara di Jakarta, mungkin langkah pertama dengan mengonversikan kendaraan umum agar beralih menggunakan tenaga listrik," jelasnya.

2. Pemprov akan konversikan transportasi massal ke tenaga listrik

Polusi Udara Jakarta Terburuk di Asia Tenggara, Anies: Sudah Dari DuluIDN Times/Gregorius Aryodamar P

Anies  berharap hadirnya transportasi massal yakni MRT dan LRT akan mengurangi tingkat emisi kendaraan pribadi.

"Kami akan lakukan pengalihan transportasi umum ke tenaga listrik secara bertahap, Insya Allah akan dimulai 2020," ujarnya.

Baca Juga: Anies Klarifikasi Banjir Cawang Bukan karena LRT, Ini Penyebabnya

3. Jakarta masuk peringkat satu udara terburuk di Asia Tenggara

Polusi Udara Jakarta Terburuk di Asia Tenggara, Anies: Sudah Dari DuluWHO

Berdasarkan laporan Greenpeace pada Kamis (14/3) lalu, Jakarta merupakan kota paling berpolusi di Asia Tenggara.

Direktur Eksekutif Greenpeace Asia Tenggara, Yeb Sano, mengungkapkan temuan tersebut dapat diindikasikan bahwa konsentrasi rata-rata tahunan PM2.5 pada 2018 di Jakarta sangat buruk.

"Di Jakarta Selatan mencapai 42.2 µg/m3 dan Jakarta Pusat mencapai 37.5 µg/m3. Dengan kata lain, konsentrasi PM2.5 di Kota Jakarta mencapai empat kali lipat di atas batas aman tahunan menurut standar Badan Kesehatan Dunia (WHO), yaitu 10 µg/m3 dan bahkan melebihi batas aman tahunan menurut standar nasional pada PP No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, yaitu 15 µg/m3," jelasnya.

4. Naiknya jumlah kendaraan pemicu kualitas udara buruk di Jakarta

Polusi Udara Jakarta Terburuk di Asia Tenggara, Anies: Sudah Dari DuluANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

Meningkatnya jumlah kendaraan pribadi yang beraktivitas di Jakarta setiap harinya menyebabkan kualitas udara menjadi buruk.

Namun, sumber polutan lain seperti PLTU yang terdapat di sekeliling kota Jakarta dalam radius 100 km, turut berkontribusi terhadap peningkatan konsentrasi PM2.5 tersebut.

"Berdasarkan pemodelan yang dilakukan oleh Greenpeace, PLTU batubara yang sudah beroperasi tersebut dapat berkontribusi sebanyak 33 hingga 38 persen dari konsentrasi PM2.5 harian di Jakarta pada kondisi terburuk," imbuhnya.

Baca Juga: 7 dari 10 Kota Paling Berpolusi di Dunia ada di Negara ini

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya