Presiden Jokowi Instruksikan 4 Provinsi Ini Diawasi Karena COVID-19
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan, saat ini ada empat provinsi yang harus diawasi karena kasus penularan COVID-19 tertinggi.
Muhadjir menyebutkan sekarang ini bukan hanya orang yang dalam pengawasan (ODP), tetapi ada juga Provinsi Dalam Pengawasan (PDP).
“Saya bersama Menteri Kesehatan dan Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 ditugasi Presiden Joko Widodo, untuk melakukan pengawasan pada empat provinsi yaitu Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, dan Sumatera Selatan. Pengawasan perlu dilakukan karena kasus penularan di keempat provinsi itu tergolong tinggi,” ujar Muhadjir dalam siaran tertulis, Minggu (7/6).
1. Provinsi Sulsel melibatkan para ahli untuk mengendalikan penyebaran COVID-19
Muhadjir memberikan apresiasi atas langkah yang ditempuh Provinsi Sulsel yang melibatkan ahli dalam mengendalikan penyebaran COVID-19. Pelibatan banyak pihak membuat pemerintah provinsi bisa menekan angka penularan.
“Saya hanya ingin meminta agar di samping melibatkan ahli epidemiologi, juga bisa dilibatkan pakar sosiologi, psikologi, ekonomi, agar kita lebih tepat dalam mengambil keputusan,” kata dia.
Baca Juga: [INFOGRAFIS] Penting! 25 Hal tentang Virus Corona di Indonesia
2. Empat wilayah kasus penularan COVID-19 tertinggi di Sulsel
Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah memaparkan ada empat wilayah yang angka kasus dan penularan virus corona tertinggi di Sulsel, yaitu Makassar, Gowa, Maros, dan Luwu Timur.
Pemerintah Provinsi Sulsel melakukan intervensi yang maksimal dengan melakukan tes virus corona secara masif, membentuk wisata COVID-19, dan peningkatan fasilitas kesehatan.
“Kami memperbanyak laboratorium dari tiga menjadi tujuh, sehingga jumlah testing bisa mencapai 800 spesimen per hari. Wisata COVID-19 selain dimaksudkan untuk melakukan edukasi, juga menyediakan hotel sebagai tempat karantina,” ujar Nurdin.
Menurut Nurdin dari hasil intervensi yang dilakukan tingkat penularan di Sulsel bisa ditekan menjadi 0,95. Sekarang yang dilakukan adalah mempertahankan kondisi yang mulai membaik.
Editor’s picks
3. Menkes minta pasien sembuh virus corona menyumbangkan plasma darah
Sementara, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengimbau agar pasien virus corona yang sembuh, bersedia mendonorkan plasma konvalense untuk diberikan kepada mereka yang masih dirawat di rumah sakit akibat pandemik.
“Hari ini saya membawa 18 bag plasma konvalense dari mereka yang sembuh di Jakarta. Saya berharap warga Sulsel dan daerah lainnya untuk mau juga menyumbangkan plasmanya. Inilah bentuk nyata dari gotong-royong,” kata Terawan.
4. Virus corona diperkirakan akan lama hilang
Ketua Gugus Tugas Doni Monardo mendorong Pemprov Sulsel mempertahankan kondisi yang membaik. Kuncinya adalah disiplin menerapkan protokol kesehatan di tengah masyarakat, untuk mencegah penyebaran COVID-19.
“Kita harus sadar bahwa virus ini akan lama ada di tengah kita. Mari kita disiplin agar kita bisa terhindar dari virus, dan bisa melanjutkan kehidupan yang produktif,” kata Doni.
5. Sembilan sektor bisa lakukan kegiatan di tengah pandemik
Menurut Doni, Gugus Tugas sangat memperhatikan masalah kehidupan masyarakat, di samping juga kesehatannya. Sekarang ini, sebanyak 102 kabupaten atau kota diberikan kesempatan untuk menjalankan masyarakat produktif dan aman COVID-19.
Selain itu, ada sembilan sektor yang boleh kembali melakukan kegiatan yakni pertambangan, perminyakan, industri manufaktur, konstruksi, perkebunan, pertanian dan peternakan, logistik, dan transportasi barang.
“Gugus Tugas akan segera mengumumkan kabupaten atau kota yang berada di zona kuning, untuk menjalankan masyarakat produktif dan aman COVID-19,” ujar Doni.
Baca Juga: [LINIMASA-3] Perkembangan Terkini Pandemik COVID-19 di Indonesia