Psikiater UGM: 3 Masalah Besar Kesehatan Mental di Masa Wabah COVID-19
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pandemik COVID-19 yang sudah melanda Indonesia lebih dari setahun ini, tepatnya sejak Presiden Joko "Jokowi" Widodo mengumumkan kasus positif pertama pada 2 Maret 2020, memunculkan persoalan baru pada kesehatan mental masyarakat.
Pakar Kesehatan Jiwa Universitas Gadjah Mada Ronny Tri Wirasto menyebutkan, ada tiga persoalan besar kesehatan mental yang banyak muncul di tengah pandemik virus corona saat ini.
"Pertama, pembatasan sosial atau social distancing dan kecenderungan mental yang rentan hingga rentan terjadi kekerasan dalam keluarga," ujar Tri dalam siaran tertulis yang dilansir laman UGM.ac.id, Sabtu (17/10/2020).
Baca Juga: Perhatikan Kesehatan Mental Siswa dalam Penerapan Belajar Jarak Jauh
1. PSBB membuat stres hingga depresi
Ronny menjelaskan, pembatasan sosial membuat masyarakat harus beradaptasi dengan kebiasaan baru. Menurutnya, bila sebelum pandemik terbiasa berinteraksi langsung dengan orang lain, tetapi situasi saat ini menyebabkan seseorang tiba-tiba harus membatasi melakukan interaksi secara langsung.
"Situasi ini bukanlah hal yang mudah, terlebih di tengah suasana yang penuh dengan ketidakpastian memunculkan rasa cemas, khawatir, ketakutan, stres, hingga depresi. Dengan kata lain kondisi mental menjadi lebih rentan atau labil. Keadaan itu tak jarang memicu perilaku kekerasan di dalam keluarga," ungkapnya.
2. Kecanduan internet di tengah pandemik
Persoalan kedua, kata Ronny, pandemik COVID-19 menjadikan penggunaan internet meningkat. Kebijakan pembatasan sosial membuat internet sebagai bagian penting dalam aktivitas masyarakat hingga menimbulkan adiksi atau kecanduan.
"Perilaku adiksi atau kecanduan internet ini salah satunya karena seseorang mencari informasi terkait COVID-19," ucapnya.
Editor’s picks
3. Kecanduan internet dan game buat kesadaran terhadap stimulasi sekitar turun
Selain adiksi terhadap internet, masalah ketiga di masa pandemik ini juga memunculkan fenomena kecanduan pada game online. Sebab, kondisi yang memaksa harus banyak beraktivitas di rumah menjadikan waktu untuk menyalurkan hobi bermain game online menjadi lebih banyak.
"Kalau ini berlangsung terus-menerus bisa mengakibatkan kelelahan, over atensi atau perhatian berlebihan terhadap sesuatu, dan menurunnya kesadaran terhadap stimulasi sekitar," jelas Ketua Prodi Pendidikan Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa FKKMK UGM ini.
4. Adanya stigma pada pasien COVID-19 yang telah sembuh
Selain itu, Ronny mengungkapkan, kerentanan mental pada pasien yang telah sembuh dari COVID-19 juga menjadi persoalan besar dalam kesehatan mental di tengah pendemik ini.
"Hal ini masih ada stigma atau pelabelan pada pasien di masyarakat. Stigma di masyarakat ini menjadikan pasien yang sembuh dari COVID-19 memiliki kekhawatiran yang lebih tinggi dibanding saat belum terpapar COVID-19," ujarnya
5. Ciptakan suasana ramah dan penuh kasih
Melihat masih banyaknya persoalan kesehatan mental di masyarakat, Ronny mengimbau kepada setiap individu atau masyarakat, menciptakan suasana yang ramah dan penuh kasih bagi sekitar.
"Pasalnya, hingga saat ini implusifitas atau perilaku berlebih-lebihan menjadi persoalan mental yang menonjol, meskipun hal tersebut tidak disadari masyarakat," ujarnya.
Baca Juga: Pandemik COVID-19 dan Dampak Buruk Bagi Kesehatan Mental