Risma Paksa Pria Tuli Bicara, Stafsus Presiden Buka Suara

Aksi Risma menjadi sorotan publik

Jakarta, IDN Times - Staf Khusus Presiden RI, Angkie Yudistia buka suara terkait aksi Menteri Sosial Tri Rismaharini yang memaksa penyandang disabilitas tuna rungu untuk berbicara.

Dia menegaskan setiap penyandang disabilitas baik rungu atau tuli tidak bisa disamaratakan sebab memiliki kebutuhan yang berbeda.

"Setiap anak-anak, usia produktif Tuli memiliki kebutuhannya masing-masing yang kita ga bisa samaratakan. Jadi apa saja sih kebutuhannya itu? ada yang menggunakan bahasa isyarat, ada yang menggunakan fabel, ekspresi gerakan tubuh dan yang terbaru adalah menggunakan teknologi adaptif," ujar Angkie disela-sela peringatan Hari Disabilitas Internasional, di Gedung Kementerian Sosial, Jumat (3/12/2021).

Baca Juga: Mensos Risma Buka Suara soal Viral 'Memaksa' Pemuda Tuna Rungu Bicara

1. Risma beri perhatian khusus pada penyandang disabilitas

Risma Paksa Pria Tuli Bicara, Stafsus Presiden Buka SuaraMenteri Sosial Tri Rismaharini dalam rangkaian peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI) 2021 pada Rabu (1/12/2021). (dok. Kemensos)

Angkie memahami tujuan mantan Wali Kota Surabaya tersebut tulus, sebab Risma juga telah berkomitmen mengimplementasikan UU No 8 Tahun 2016 yang salah satunya berisi tentang Pembentukan Komisi Nasional Disabilitas (KND).

"Jadi artinya ini adalah bentuk komitmen ibu Risma untuk perhatian, perlindungan atas hak-hak penyandang disabilitas. Hanya saja, memang komunikasinya yang sedikit berbeda," katanya.

Baca Juga: Viral, Mensos Risma Paksa Pria Tuli Bicara Tuai Hujatan

2. Tiap penyandang disabilitas memiliki keunikan tersendiri

Risma Paksa Pria Tuli Bicara, Stafsus Presiden Buka SuaraMenteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini memamerkan hasil lukisan penyandang disabilitas di pada Peringatah Hari Disabilitas Internasional (HDI) 2021, Kamis (2/12/2021) malam. (dok. Kemensos)

Meski demikian, Angkie juga tidak mau disamaratakan dengan teman disabilitas lain. Sebab, Angkie paham tiap penyandang disabilitas memiliki keunikan tersendiri untuk komunikasi.

"Apabila bicara, saya tidak bisa disamaratakan dengan teman2 yang lain. Saya sebagai penyandang disabilitas sangat paham betul bagaimana penyandang disabilitas memiliki cara yang unik dan istimewa saat berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya," imbuhnya.

3. Penyandang disabilitas belajar adaptif tingkatkan potensi

Risma Paksa Pria Tuli Bicara, Stafsus Presiden Buka SuaraMenteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini memamerkan hasil lukisan penyandang disabilitas di pada Peringatah Hari Disabilitas Internasional (HDI) 2021, Kamis (2/12/2021) malam. (dok. Kemensos)

Peristiwa tersebut membuat Angkie mengambil pelajaran bahwa saat penyandang tuna rungu atau tuli berinteraksi dengan sesama disabilitas butuh belajar dan selalu adaptasi untuk meningkatkan potensi.

"Penyandang disabilitas sensorik, motorik, mental, intelektual bahkan teman-teman disabilitas ganda ini semuanya berusaha untuk bangkit dengan meningkatkan potensinya. Kita tahu saat ini kita mengalami banyak hambatan, maka dari itu ketika saya jadi stafsus bapak presiden ini adalah komitmen presiden adalah dengan kepemimpinan komisioner nasional disabilitas, kami menerima segala saran, kritik yang membangun untuk wujudkan Indonesia yang ramah terhadap penyandang disabilitas," ujarnya.

Baca Juga: Penyandang Disabilitas Diterima di Sekolah Umum, Risma: Ini Mimpi Saya

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya