Risma Tawarkan Pekerjaan dan 'Rumah' untuk Pemulung dan Bayinya 

Keluarga PPKS ini merupakan korban terdampak pandemik

Jakarta, IDN Times - Seorang pemulung bersama istri dan dua anaknya yang tengah tidur pulas di emperan toko di bilangan Grogol, Jakarta Barat tiba-tiba terbangun dan kaget saat Menteri Sosial Tri Rismaharini menyapa mereka, Jumat (26/3/2021) pagi.

Risma tidak tega melihat satu keluarga tersebut tidur di emperan toko apalagi terdapat bayi yang masih berusia 8 bulan. Risma menawarkan bantuan pada keluarga malang tersebut.

"Pak Bu, tak bantu mau ya, tak carikan pekerjaan dan tempat tinggal mau ya, kasihan anak-anaknya," ujar Risma kepada pemulung yang bernama Misgiantoro.

1. Misgiantoro hidup menggelandang bersama keluarga

Risma Tawarkan Pekerjaan dan 'Rumah' untuk Pemulung dan Bayinya Tangkapan layar video /dok Kemensos

Dalam video yang dikirim tim Humas Kemensos pada IDN Times, Misgiantoro mengaku berasal dari Kota Bogor dan istrinya, Fitri dari daerah Senen, Jakarta pusat.

Fitri mengaku memiliki orang tua yang tinggal di daerah Senen namun juga juga menggelandang di jalan sejak terjadi pandemik COVID-19.

 

Baca Juga: Beda Risma dan Anies dalam Memberi Bantuan Korban Kebakaran Matraman

2. Pernah terjaring razia

Risma Tawarkan Pekerjaan dan 'Rumah' untuk Pemulung dan Bayinya Dok IDN Times/Satpol PP Tanah Abang

Misgiantoro mengatakan untuk menyambung hidup, dia dan istrinya bekerja sebagai pemulung dan pengamen. Bahkan sang istri pernah dibawa saat razia gabungan dan dirujuk ke Panti Kedoya.

"Saya jemput dan hidup menggelandang kembali. Selama COVID-19 pernah juga ditertibkan dan tinggal di GOR Benhil tapi gak lama," imbuhnya.

Penghasilan keluarga Misgiantoro sekitar Rp50 ribu per hari. Sebelumnya, Misgiantoro sebagai penjual kopi keliling dan bangkrut saat terjadi COVID-19.

3. Tim Kemensos rujuk satu keluarga ke Balai Rehsos

Risma Tawarkan Pekerjaan dan 'Rumah' untuk Pemulung dan Bayinya Mensos Risma Pastikan 23 Pemulung, Gelandangan dan Pengemis Tinggal di Balai Pangudi Luhur Bekasi (Dok. Kemensos)

Salah seorang kerabatnya ikut tinggal bersama yaitu Tati Purwati, 32 tahun yang bekerja sebagai pengamen sebagai manusia silver. Kondisi Tati sakit dengan luka terbuka di mata kiri yang mulai bernanah, mirisnya dia kehilangan kartu identitas, seperti KTP dan BPJS.

Berdasarkan hasil asesmen, keluarga PPKS ini merupakan korban terdampak dari pandemik COVID-19 yang terhimpit ekonomi dan sosialnya.

Kondisi tersebut menjadi dasar bagi Tim Reaksi Cepat Kemensos merujuk ke Balai Rehabilitasi Sosial Mulya Jaya, Jakarta, untuk mendapat layanan keterampilan untuk tercapainya kemandirian dan keberfungsian sosial.

Baca Juga: Kunjungi Suku Anak Dalam, Menteri Risma Salurkan Bantuan Kambing

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya