Satu dari 6 Orang Bunuh Diri Saat Pandemik, Terbanyak Usia Produktif

Pandemik membuat gangguan jiwa meningkat

Jakarta, IDN Times - Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu mengungkapkan, pandemik COVID-19 membuat angka kesakitan jiwa meningkat.

Dia mengatakan, dengan adanya pembatasan fisik dan sosial membuat gangguan cemas, takut, dan depresi muncul di tengah pandemik.

“Saat ini kita masih dalam suasana pandemik COVID-19. Tentu pandemik ini juga berdampak pada kesehatan jiwa dari jutaan orang yang ada di Indonesia dan dunia. Saat ini kita tetap berjuang bersama dalam menghadapi pandemik agar terhindar dari perasaan kecemasan, ketakutan, tekanan mental, dengan adanya pembatasan-pembatasan sosial, pembatasan-pembatasan fisik," ujar Maxi dikutip dari laman Youtube Kemenkes, Rabu (6/10/2021).

Baca Juga: Sejarah Pelayanan Kesehatan Jiwa, ODGJ Dulu Dikurung Seumur Hidup  

1. Sebanyak 13 persen beban penyakit global adalah gangguan mental

Satu dari 6 Orang Bunuh Diri Saat Pandemik, Terbanyak Usia ProduktifTinjau ODGJ: Dirjen Rehabilitasi Sosial Harry Hikmat didampingi Kepala Balai Disabilitas Margo Laras, Jiwaningsih saat meninjau penanganan 100 ODGJ dari Keptutih, Surabaya dan kesiapan Sentra Kreasi ATENSI (SKA), Rabu (31/3/2021). (Dok. Kemensos)

Maxi menjabarkan, berdasarkan data global Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2012, menunjukkan 13 persen beban penyakit global adalah gangguan mental.

"Di samping itu ada gangguan neurologis, termasuk di dalamnya ada penggunaan narkoba," katanya.

2. Tiap 40 detik seseorang meninggal karena bunuh diri

Satu dari 6 Orang Bunuh Diri Saat Pandemik, Terbanyak Usia Produktifilustrasi bunuh diri (IDN Times/Arief Rahmat)

Berdasarkan data dari WHO tahun 2018, menunjukkan setiap 40 detik seseorang meninggal karena bunuh diri.  Maxi mengungkapkan, laporan kasus bunuh diri ini juga meningkat selama pandemik.

"Satu dari 5 sampai 6 orang melakukan bunuh diri di masa pandemik, dan bunuh diri ini merupakan penyebab kematian kedua, terutama pada umur 15-29 tahun, dan sebanyak 79 persen terjadi di negara berpenghasilan rendah," paparnya.

3. Sebanyak 19 juta orang berusia di atas 18 tahun alami gangguan mental

Satu dari 6 Orang Bunuh Diri Saat Pandemik, Terbanyak Usia Produktifgambar gangguan mental alodokter

Maxi juga memaparkan, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan lebih dari 19 juta penduduk berusia di atas 18 tahun mengalami gangguan mental, dan lebih dari 12 juta penduduk berusia 18 tahun mengalami depresi.

"Berdasarkan sampel yang dilakukan Balitbangkes tahun 2016 menunjukkan kasus bunuh diri per tahun sebanyak 1.800 orang, atau setiap hari ada 5 orang yang melakukan upaya bunuh diri," ujarnya.

4. Tercatat 47,7 persen orang yang bunuh diri usia remaja

Satu dari 6 Orang Bunuh Diri Saat Pandemik, Terbanyak Usia ProduktifIlustrasi Bunuh Diri (IDN Times/Mardya Shakti)

Masih berdasarkan data WHO, sebanyak 47,7 persen orang yang bunuh diri itu merupakan usia remaja dan produktif.

"Situasi tersebut menuntut kita untuk memastikan agar kesehatan mental mendapat perhatian dari sebelum-sebelumnya. Sebab, kualitas manusia tidak hanya tergantung dari perkembangan fisik, namun juga jiwanya agar dapat produktif," ujar Maxi.

Baca Juga: Ridwan Kamil: Setengah Warga Jabar Alami Kesehatan Mental saat Pandemik

5. Mari bersama cegah perilaku bunuh diri

Satu dari 6 Orang Bunuh Diri Saat Pandemik, Terbanyak Usia ProduktifIlustrasi Hotline. (IDN Times/Aditya Pratama)

Bunuh diri merupakan masalah kesehatan jiwa serius yang sering diabaikan masyarakat. Jika kamu membutuhkan pertolongan atau mengenal seseorang yang membutuhkan bantuan, kamu bisa menghubungi layanan konseling pencegahan bunuh diri, di nomor telepon gawat darurat (emergency) hotline (021) 500–454 atau 119, bebas pulsa.

Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI, saat ini sudah terdapat lebih dari 3.000 Puskesmas yang memiliki layanan kesehatan jiwa. Kamu bisa menghubungi atau langsung mendatangi Puskesmas terdekat untuk mengetahui apakah mereka melayani kesehatan jiwa.

Bagi pemegang BPJS, konsultasi kejiwaan di Puskesmas tidak dikenakan biaya alias gratis. Jika belum memiliki BPJS, kamu tetap bisa berkonsultasi dengan biaya administrasi sebesar Rp5.000.

Selain itu, Kemenkes RI juga menyiapkan 5 RS jiwa rujukan yang dilengkapi dengan layanan konseling kesehatan jiwa dan pencegahan bunuh diri. RS jiwa tersebut ialah:

RSJ Amino Gondohutomo Semarang, nomor telepon (024) 6722565
RSJ Marzoeki Mahdi Bogor, nomor telepon (0251) 8324024, 8324025, 8320467
RSJ Soeharto Heerdjan Jakarta, nomor telepon (021) 5682841
RSJ Prof Dr Soerojo Magelang, nomor telepon (0293) 363601
RSJ Radjiman Wediodiningrat Malang, nomor telepon (0341) 423444

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya