Sekjen PDIP: Menteri PUPR Marah ke Anies Sulit Kerja Sama Atasi Banjir

Hasto merasakan apa yang dialami warga DKI terdampak banjir

Jakarta, IDN Times - Sekjen PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengungkapkan, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono sempat marah-marah pada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sulit bekerja sama dalam menangani banjir.

"Pak Basuki, Menteri PU pun sampai marah-marah karena betapa sulitnya bekerja sama dengan pemimpin DKI tersebut,” ungkap Hasto sebelum memulai acara Program Gerakan Penghijauan dan Bersih-bersih Daerah Aliran Sungai (DAS), Cinta Ciliwung Bersih, gelombang kedua di Waduk Cincin, Jakarta Utara, dalam keterangan tertulis, Minggu (21/2/2021).

Baca Juga: 49 RT di Jakarta Masih Terendam Banjir, 5 Warga Meninggal

1. Hasto terpaksa mengungsi karena rumahnya kebanjiran di Bekasi

Sekjen PDIP: Menteri PUPR Marah ke Anies Sulit Kerja Sama Atasi BanjirSekjen PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto. (ANTARA FOTO/Reno Esnir)

Hasto mengaku ikut merasakan betapa susahnya warga Jakarta yang sering terdampak banjir. Dia juga mengaku sudah tiga tahun terakhir, rumahnya yang berada di Villa Taman Kartini, Bekasi, Jawa Barat, kebanjiran. Bahkan, banjir kemarin membuat ia terpaksa mengungsi.

"Kemarin (20 Februari 2021), begitu ada alarm banjir jam 02.30 Sabtu dini hari, saya terpaksa langsung mengungsi. Saya menyetir mobil sendiri ke kantor di Menteng, karena mau mempersiapkan agenda-agenda gerakan penghijauan dan pembersihan sungai," kata dia.

2. Hasto merasakan betapa susahnya warga Jakarta yang sering terdampak banjir

Sekjen PDIP: Menteri PUPR Marah ke Anies Sulit Kerja Sama Atasi BanjirPetugas mengevakuasi warga menggunakan perahu karet saat banjir di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Sabtu (20/2/2021). Banjir yang terjadi akibat curah hujan tinggi serta drainase yang buruk membuat kawasan Kemang banjir setinggi 1,5 meter (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)

Beberapa kali rumahnya terendam banjir, Hasto pun bisa memahami dan merasakan warga Jakarta yang kini rumahnya mengalami kebanjiran.

“Selain lumpur di mana-mana, barang rusak, yang paling membuat khawatir adalah ular sering terbawa. Selain itu, kecoak ada di mana-mana. Tempat menjadi terasa kumuh dan tentu saja ancaman penyakit," ucap dia.

"Tahun lalu mobil saya terendam karena ketika banjir datang, saya sedang naik gunung di Bali. Pokoknya kerugian banyak. Jadi saya bisa merasakan betapa susahnya warga Jakarta yang sering terdampak banjir. Untuk itu, kalau saya mengkritik Pak Anies, itu karena itu bagian tanggung jawab pemimpin guna mengatasi banjir," kata dia, melanjutkan.

3. Hasto wacanakan pindah rumah

Sekjen PDIP: Menteri PUPR Marah ke Anies Sulit Kerja Sama Atasi BanjirSejumlah warga menaiki mobil yang terdampak banjir di Perumahan Pondok Gede Permai Bekasi, Jawa Barat. (ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah)

Hasto mengaku tahun lalu dirinya pernah mewacanakan pindah rumah saat berbicara dengan pengurus RT/RW setempat.

"Tapi mereka tak ingin saya pindah. Tetap di sini saja pak, meskipun setiap tahun kita mengalami tradisi banjir," ujar dia, menirukan ucapan pengurus RT/RW kepadanya.

Untuk mengantisipasi banjir di kawasan perumahan tempat tinggal Hasto, pengurus wilayah setempat sudah menyampaikan usulan kepada Pemda Kota Bekasi agar mendapat perhatian. Termasuk, memberikan kajian tentang apa saja langkah-langkah yang harus diambil.

"Sudah ada musyawarah RT/RW bagaimana mengatasi banjir di perumahan dan sudah diusulkan kepada pemda. Tapi belum masuk prioritas, jadi kita harus sabar menunggu. Masih dalam daftar antrean untuk ditangani. Meskipun sudah tiga tahun berturut-turut kena banjir," kata Hasto.

4. Ini dua prioritas Anies Baswedan hadapi banjir Jakarta

Sekjen PDIP: Menteri PUPR Marah ke Anies Sulit Kerja Sama Atasi BanjirGubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Polda Metro Jaya (Dok.Humas Pemprov DKI Jakarta)

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan didampingi Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria, meninjau langsung ketinggian air, sekaligus menggelar rapat koordinasi di Pintu Air Manggarai, Jakarta Selatan, Sabtu, 20 Februari 2021 pagi.

Anies menjelaskan, Pemprov DKI memprioritaskan dua hal. Pertama ia tak mau ada korban jiwa akibat banjir. Kedua, ia meminta banjir harus surut kurang dari enam jam setelah turun hujan.

“Nah, kita nomor satu memastikan seluruh masyarakat itu aman, prioritas kita pertama dan terutama adalah memastikan warga selamat, jangan sampai ada korban jiwa,” kata Anies dalam keterangan tertulis, Sabtu.

Kondisi hujan ekstrem ini dinilai jadi penyebab beberapa wilayah di Jakarta tergenang air. Sedangkan, kapasitas sistem drainase yang saat ini ada di Jakarta berkisar 50-100 milimeter. Anies menjelaskan apabila terjadi hujan di atas 100 milimeter, per hari, maka akan terjadi genangan.

Anies menyampaikan, dalam beberapa waktu belakangan, Jabodetabek mengalami kondisi hujan ekstrem dengan intensitas di atas 150 mm/hari.

“Sejak tadi malam Jakarta dan sekitarnya mengalami hujan yang cukup intensif di Pasar Minggu. Ini catatan dari BMKG, curah hujan sampai 226 milimeter, di Sunter Hulu 197 milimeter,, di Halim sampai 176 milimeter, Lebak Bulus 154 milimeter. Semua angka di atas 150 milimeter, adalah kondisi ekstrem,” kata pria berusia 51 tahun ini.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta hingga Sabtu, 20 Februari 2021 Pukul 09.00 WIB, ada 200 RT terdampak banjir dari total 30.070 RT yang ada di Jakarta, artinya 0,6 persen dari seluruh wilayah DKI Jakarta. BPBD juga mencatat ada 26 titik lokasi dengan jumlah pengungsi 1.361 jiwa dari 329 KK.

“Saat ini, kita sudah menyiapkan dapur umum, tenda untuk mereka mengungsi sementara dan juga tenda isolasi mandiri COVID-19 bagi mereka yang memiliki gejala atau terdeteksi dari tes antigen terpapar COVID-19, obat-obatan, dan prasarana juga kita siapkan. Jadi, Pemprov DKI Jakarta sejak awal sudah bersiaga,” kata Anies.

Anies menjelaskan proses pengaliran air dari tempat-tempat yang tergenang untuk kembali ke sungai, sehingga target genangan surut dalam 6 jam dapat tercapai.

“Jadi alhamdulillah, kita seluruh jajaran bekerja responsif, mudah-mudahan kita ingin memastikan semua selamat. Dan targetnya adalah kita di tempat yang di situ terjadi genangan, maka bila tidak ada kendala khusus, seperti tanggul yang jebol dan lain lain, diharapkan dalam enam jam bisa surut," kata dia.

Baca Juga: Ini Titik-titik Banjir di Jakarta Hingga Minggu Pagi

Topik:

  • Rochmanudin
  • Hidayat Taufik

Berita Terkini Lainnya