Sekolah jadi Klaster, KPAI: Indonesia Harus Belajar dari Negara Lain 

Penutupan sekolah tekan penyebaran COVID-19

Jakarta IDN Times - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meminta pemerintah belajar dari negara-negara lain yang kembali membuka sekolah, namun terjadi penyebaran COVID-19 di satuan pendidikan tersebut.

Komisioner bidang Pendidikan KPAI Retno Listyarti mencontohkan Israel, yang menutup sekolah pada 3 Juni setelah membukanya pada 3 Mei 2020.

"Hanya dalam waktu sebulan, sebanyak 2.026 siswa, guru, dan staf di sekolah dinyatakan positif COVID-19. Kemudian 28.147 siswa harus dikarantina karena diduga terpapar virus tersebut," ujar Retno dalam siaran tertulis, Jumat (21/8/2020).

Baca Juga: 3 Sekolah di Jateng Jadi Klaster Baru COVID-19, Korban Guru dan Siswa

1. Di Israel, sekolah menjadi tempat infeksi tertinggi kedua selama Juni

Sekolah jadi Klaster, KPAI: Indonesia Harus Belajar dari Negara Lain Ilustrasi. Siswa sekolah dasar belajar secara online di RW 09 Kelurahan Lingkar Selatan, Kota Bandung, Senin (10/8/2020). IDN Times/Debbie Sutrisno

Retno membeberkan, di Israel bahkan dalam satu sekolah ada lebih dari 130 kasus. Secara nasional, jumlah kasus meningkat dari 50 kasus baru setiap hari menjadi sekitar 1.500 kasus per hari dalam sebulan.

"Data dari majalah Time, 20 Juli 2020 mengungkapkan, sekolah menjadi tempat infeksi tertinggi kedua selama bulan Juni," imbuhnya

2. Korea Selatan terapkan belajar daring setelah buka sekolah

Sekolah jadi Klaster, KPAI: Indonesia Harus Belajar dari Negara Lain Sejumlah siswa di Sidemen, Karangasem, Bali, sedang belajar bersama menggunakan sistem belajar online, Kamis (19/3). (IDN Times/Wayan Antara)

Retno menambahkan, tidak hanya Israel, negara lain yakni Korea Selatan juga sempat membuka sekolah pada pertengahan Mei, tapi ditutup lagi setelah ada siswa tertular.

"Sempat mengalami peningkatan kasus sehingga kembali menerapkan pengajaran daring di beberapa sekolah, tetapi dengan kecepatan surveilans, wabah kembali bisa dikendalikan," imbuhnya.

3. Sekolah bisa mengerem laju penularan dan kematian akibat COVID-19

Sekolah jadi Klaster, KPAI: Indonesia Harus Belajar dari Negara Lain IDN Times/Istimewa

Retno mengungkapkan, sebenarnya banyak kajian yang menunjukkan penutupan sekolah bisa mengerem laju penularan dan kematian akibat COVID-19.

Kajian Katherine A Auger menyebut, penutupan sekolah di Amerika Serikat pada 9 Maret hingga 7 Mei 2020, menurunkan insiden COVID-19 hingga 62 persen dan kematian berkurang 58 persen.

"Dengan mengekstrapolasi temuan mereka ke populasi AS, peneliti menyimpulkan penutupan sekolah mengurangi sekitar 1,37 juta kasus dan kematian hingga 40.600 orang," imbuhnya.

4. IDAI sebut anak Indonesia yang meninggal karena COVID-19 tertinggi se Asia Pasifik

Sekolah jadi Klaster, KPAI: Indonesia Harus Belajar dari Negara Lain ANTARA FOTO/Irwansyah Putra

Retno mengungkapkan, kondisi Indonesia hampir tiap hari ada penambahan kasus baru rata-rata di atas 1.500 sampai 2.000 kasus, dengan kematian rata-rata 50 orang per hari.

Sementara, kasus anak-anak terinfeksi sudah mencapai 11.000 orang, kematian anak akibat COVID-19 yakni 2,3 persen dari kasus yang ada di Indonesia.

"Anak Indonesia yang meninggal karena COVID-19 menurut IDAI tertinggi se Asia Pasifik. Data memang menjadi kunci. Secara nasional, jelas wabah di Indonesia belum terkendali," tegasnya.

Baca Juga: Tiga Siswa di Kota Serang Terpapar COVID-19 

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya