Setahun Pandemik, IDI: Indonesia Belum Lewati Gelombang Pertama 

Sudah setahun, kondisi pandemik tanah air belum juga reda

Jakarta, IDN Times - Pandemik COVID-19 sudah satu tahun melanda Indonesia. Kala itu, pemerintah Indonesia mengumumkan kasus COVID-19 pertama berawal dari pesta dansa.

Kini, satu tahun sudah tenaga kesehatan berjibaku melawan COVID-19. Pemerintah pun sudah meluncurkan berbagai "jurus" dan aturan untuk menekan penyebaran virus. Lalu bagaimana kondisi pandemik saat ini dari kacamata Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia Indonesia (PB IDI)?

Ketua Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Adib Khumaidi menegaskan meski sudah berjalan selama satu tahun, Indonesia belum melewati gelombang pertama wabah COVID-19.

"Kita masih berada di stage 3 dari 5 stage, bed occupancy rate (tingkat ketersediaan tempat tidur di rumah sakit) memang turun tetapi untuk gejala sedang, namun pasien di ruang ICU masih penuh," kata Adib saat konferensi pers virtual Tim Mitigasi, Senin (1/3/2020).

1. Belum ada penelitian vaksinasi bisa mengendalikan pandemik

Setahun Pandemik, IDI: Indonesia Belum Lewati Gelombang Pertama Petugas medis memberikan penanganan kepada seorang pasien yang mengalami reaksi saat simulasi pemberian vaksin COVID-19 Sinovac di Puskesmas Kelurahan Cilincing I, Jakarta, Selasa (12/1/2021) (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Adib menambahkan meski pelaksanan program vaksinasi sudah berjalam selama dua bulan, namun belum ada penelitian yang menyebutkan vaksinasi bisa mengendalikan pandemik.

"Penurunan kasus beberapa pekan ini belum bisa dikaitkan dengan adanya korelasi vaksin dengan turunnya angka kematian. Kasus menurun pun belum bisa kita katakan mengalami penurunan dari gelombang pertama," imbuhnya.

Baca Juga: Epidemiolog Minta Menkes Hentikan Vaksin Nusantara, Kenapa?  

2. Penguatan puskesmas untuk meningkatkan preventif

Setahun Pandemik, IDI: Indonesia Belum Lewati Gelombang Pertama Puskemas Petung (IDN Times/Ervan Masbanjar)

Adib menegaskan pandemik COVID-19 tidak akan selesai dalam satu atau dua bulan mendatang sehingga diperlukam sejumlah strategi menangani wabah. Adib memaparkan strategi pertama yakni memperkuat sinergitas nasional yang adatif dengan pandemi.

"Termasuk, penguatan puskesmas dalam rangka meningkatkan fungsi promotif dan preventif serta pelayanan kesehatan, sinkronisasi sektor hulu dan hilir, dan mengatur peindungan hak tenaga medis dan kesehayan," bebernya.

3. 3 T harus ditingkatkan

Setahun Pandemik, IDI: Indonesia Belum Lewati Gelombang Pertama ilustrasi tenaga kesehatan. ANTARA FOTO/Fauzan

Kemudian, strategi kedua yakni menyiapkan sistem kesehatan nasional. Adib menerangkan rumah sakit yang disiapkan untuk menetapkan rumah sakit COVID-19 dan non COVID-19 dengan mempersiapkan protokol dan alat-alat kesehatan yang memadai. Kemudian melakukan penataan sistem rujukan dan distribusi tenaga medis serta tenaga kesehatan.

"Namun saat ini yang paling urgent dilakukan adalah 3T, testing, tracing, treatment, isolasi serta penambahan ruang rawat COVID-19 dan penyediaan APD," ujarnya.

Baca Juga: Turut Berduka, Sudah 757 Tenaga Kesehatan Meninggal karena COVID-19

Topik:

  • Dwifantya Aquina
  • Septi Riyani

Berita Terkini Lainnya