Tiga Jurus Menteri Kesehatan Turunkan Angka Stunting di Indonesia
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, mengatakan, ada tiga upaya yang dilakukan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk mencegah stunting di Indonesia. Ketiga intervensi ini, dimulai dari perempuan sebelum kehamilan.
“Kami ditugaskan menurunkan angka stunting dari 24 persen ke 14 persen pada tahun 2024. Kami sudah belajar bahwa intervensi atau program yang harus dilakukan untuk bisa menurunkan stunting, fokus diarahkan bagi perempuan sebelum melahirkan,” kata Budi Gunadi, dikutip dari laman Kemenkes, Selasa (16/8/2022).
Baca Juga: Sidang Tahunan MPR: Jokowi Ingin Stunting di Indonesia Cepat Dipangkas
1. Jurus pertama adalah pemberian tablet tambah darah
Budi mengatakan, upaya pertama pencegahan stunting adalah pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) bagi para remaja putri.
"Jadi yang intervensi akan fokus diarahkan pada perempuan sebelum melahirkan, baik remaja kelas 7 ke atas maupun pada saat ibunya hamil. Itu adalah titik yang paling rawan menyebabkan stunting,” kata Budi.
Kegiatan tersebut telah dimulai dengan menggalakkan Aksi Bergizi di sekolah dengan tiga paket intervensi, yakni pemberian TTD mingguan bagi remaja putri, aktivitas fisik, dan konsumsi makanan bergizi seimbang.
“Untuk remaja kita harus pastikan mereka tidak kekurangan gizi dan zat besi. Jadi harus ada program untuk memastikan para remaja sebelum hamil tidak kekurangan zat besi. Salah satunya dengan pemberian TTD di sekolah-sekolah,” ujar Budi.
Baca Juga: Remaja Kunci Percepatan Penurunan Stunting
2. Pemberian makanan tambahan ibu hamil
Editor’s picks
Intervensi kedua adalah dengan pemberian TTD, pemeriksaan kehamilan, serta pemberian makanan tambahan pada ibu hamil.
“Gizi dan zat besi pada ibu hamil harus tercukupi. Programnya adalah kita kasih makan yang cukup. Untuk melaksanakan ini kita butuh bantuan pemerintah daerah," kata dia.
Selain itu, pihaknya juga memberikan USG ke seluruh puskesmas dan mewajibkan ibu-ibu datang minimal 6 kali selama 9 bulan untuk melihat perkembangan janinnya.
"Kalau tidak, bisa segera lakukan intervensi,” kata Budi.
3. Pemberian makanan hewani usia 6-24 bulan
Upaya ketiga, lanjut Budi, dengan pemberian makanan tambahan berupa protein hewani pada anak usia 6-24 bulan. Menurut dia, protein hewani tidak perlu mahal. Sebab, ada banyak sumber protein hewani yang harganya terjangkau dan bisa didapatkan dengan mudah.
“Yang paling penting menurunkan stunting dengan menambahkan protein hewani seperti telur, ikan, ayam, daging dan susu. Terserah di masing-masing daerah yang tersedianya, yang penting protein hewani,” ujar Budi.
Menurut dia, ketiga program tersebut mendesak untuk dilaksanakan. Oleh karena itu, guna memastikan intervensi berjalan optimal, Kemenkes juga telah menambahkan dua metode pengukuran yang harus diperhatikan oleh petugas kesehatan.
Baca Juga: Peran Pemuka Agama Penting dalam Upaya Pencegahan Stunting