Tim FKUI: Hampir 100 Persen Penduduk Jawa-Bali Punya Antibodi COVID-19
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Kementerian Kesehatan bersama Tim Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) merilis hasil survei serologi COVID-19 pada Maret 2022. Hasilnya, hampir 100 persen penduduk di Jawa-Bali memiliki antibodi terhadap SARS-Cov-2.
Survei ini dilakukan di 21 kota atau kabupaten di Jawa-Bali yang merupakan tempat asal tujuan mudik.
"Sebanyak 99,2 persen penduduk sudah mempunyai antibodi SARS Cov-2. Kalau kita lihat prevalensinya hampir 100 persen," kata Tim Pandemik COVID-19 FKM UI Muhammad dalam konferensi pers virtual, Rabu (20/4/2022).
1. Hasil antibodi meningkat 6,2 persen
Farid memaparkan, proporsi penduduk yang mempunyai antibodi meningkat dibandingkan hasil survei serologi COVID-19 yang dilakukan pada Desember 2021.
"Kalau dibandingkan hasil serologi pada Desember 2021, terjadi peningkatan 6,2 persen, dari 93 persen saat itu menjadi 99,2 persen, tentunya peningkatan ini cukup menggembirakan," ujarnya.
Baca Juga: [BREAKING] Menkes: Antibodi COVID-19 Masyarakat Naik Jadi 99,2 Persen
2. Kenaikan antibodi disebabkan beberapa kondisi
Editor’s picks
Farid menambahkan jika peningkatan tersebut disebabkan beberapa kemungkinan. Yang pertama, sampel belum divaksin pada Desember 2021 dan sudah melakukannya pada Maret 2022.
"Bisa saja antibodi terbentuk karena sebelumnya belum tertular jadi terpapar atau keduanya karena vaksinasi dan terpapar. Apapun itu prevalensi penduduk yang memiliki antibodi cukup tinggi," kata dia.
3. Hasil serologi bukan hasil antibodi nasional
Epidemiolog Pandu Riono menegaskan hasil serologi COVID-19 yang dilakukan pada Maret 2022, bukan merupakan hasil antibodi penduduk secara nasional.
"Survei kali ini untuk mempersiapkan apakah penduduk di daerah asal tujuan mudik imunitasnya untuk kebijakan pelonggaran untuk mudik. Ternyata mendukung hasil hampir 100 persen atau sebesar 99,2 persen," ujarnya.
4. Tetap ingatkan disiplin protokol kesehatan
Pandu mengingatkan, hasil survei serologi ini penting untuk mengetahui imunitas tujuan mudik. Selain itu mengetahui pentingnya vaksinasi mengurangi risiko perawatan di rumah sakit atau kematian.
"Tetapi bukan berarti kita melepas prokes (protokol kesehatan), kita tetap mendorong masyarakat menjaga prokes untuk tetap sehat selama perjalanan, sehingga mengurangi risiko penularan, pelonggaran sudah diizinkan, imunitas bisa jadi modal dasar, tetapi jangan jumawa lalu lepas masker," imbaunya
Baca Juga: Kabar Baik! Antibodi Penduduk RI Sudah Tinggi Berkat Vaksinasi 2 Kali