Vaksin AstraZeneca Batch CTMAV547 Bakal Diinvestigasi Selama 2 Pekan

Vaksin AstraZeneca Batch CTMAV547 timbulkan KIPI Serius

Jakarta, IDN Times - Kementerian Kesehatan menghentikan sementara distribusi dan penggunaan vaksin AstraZeneca kumpulan produksi (batch) CTMAV547 lantaran menimbulkan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) serius.

Salah satunya dialami seorang pemuda bernama Trio Fauqi Virdaus, warga Buaran, Jakarta Timur, yang meninggal dunia pada Kamis (6/5/2021) sehari setelah disuntik vaksin COVID-19 buatan AstraZeneca.

Juru Bicara Vaksin COVID-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmidzi mengatakan tidak semua vaksin AstraZeneca dihentikan, hanya batch CTMAV547 saja yang dihentikan untuk dilakukan investigasi.

"Iya karena hanya batch itu yang berhubungan dengan kasus tersebut, jadi investigasi menyeluruh termasuk uji pada batch tersebut. Kita tunggu (hasil investigasi) jaraknya 1 sampai 2 minggu," ujarnya saat dihubungi IDN Times, Minggu (16/5/2021).

Baca Juga: Kemenkes Hentikan Sementara Vaksin AstraZeneca Timbulkan KIPI Serius

1. Tidak semua batch vaksin AstraZeneca dihentikan penggunaannya

Vaksin AstraZeneca Batch CTMAV547 Bakal Diinvestigasi Selama 2 PekanVaksin AstraZeneca. commons.wikimedia.org/gencat cat

Nadia mengatakan penghentian ini untuk pengujian toksisitas dan sterilitas oleh BPOM sebagai upaya kehati-hatian pemerintah untuk memastikan keamanan vaksin ini.

"Tidak semua batch vaksin AstraZeneca dihentikan distribusi dan penggunaannya. Hanya Batch CTMAV547 yang dihentikan sementara sambil menunggu hasil investigasi dan pengujian dari BPOM yang kemungkinan memerlukan waktu satu hingga dua minggu," ujar Siti Nadia.

Baca Juga: Kronologi Pemuda di Jakarta Meninggal Usai Disuntik Vaksin AstraZeneca

2. Batch didistribusikan untuk TNI, DKI Jakarta dan sebagian Sulawesi Utara

Vaksin AstraZeneca Batch CTMAV547 Bakal Diinvestigasi Selama 2 PekanVaksin Astrazeneca ( ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)

Nadia menerangkan batch CTMAV547 saat ini berjumlah 448,480 dosis dan merupakan bagian dari 3.852.000 dosis AstraZeneca yang diterima Indonesia pada tanggal 26 April 2021 melalui skema Covax Facility/WHO.

"Batch ini sudah didistribusikan untuk TNI dan sebagian ke DKI Jakarta dan Sulawesi Utara," imbuhnya.

3. BPOM melakukan uji sterilitas dan toksisitas

Vaksin AstraZeneca Batch CTMAV547 Bakal Diinvestigasi Selama 2 PekanIlustrasi vaksin atau jarum suntik (IDN Times/Arief Rahmat)

Adapun terkait dengan laporan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) serius yang diduga berkaitan dengan AstraZeneca Batch CTMAV547, Komnas KIPI telah merekomendasikan BPOM untuk melakukan uji sterilitas dan toksisitas terhadap kelompok tersebut dikarenakan tidak cukup data untuk menegakkan diagnosis penyebab dan klasifikasi dari KIPI yang dimaksud.

"Batch AstraZeneca selain CTMAV547 aman digunakan sehingga masyarakat tidak perlu ragu. Ini adalah bentuk kehati-hatian pemerintah untuk memastikan keamanan vaksin ini. Kementerian Kesehatan mengimbau masyarakat untuk tenang dan tidak termakan oleh hoax yang beredar. Masyarakat diharapkan selalu mengakses informasi dari sumber terpercaya,” imbuh Nadia.

4. Penggunaan vaksin AstraZeneca tetap terus berjalan

Vaksin AstraZeneca Batch CTMAV547 Bakal Diinvestigasi Selama 2 PekanVaksin Astrazeneca (ANTARA FOTO/Novrian Arbi)

Nadia menegaskan vaksinasi menggunakan vaksin AstraZeneca terus berjalan. “Penggunaan vaksin AstraZeneca tetap terus berjalan dikarenakan vaksinasi COVID-19 membawa manfaat lebih besar,” ujarnya.

Hingga saat ini, berdasarkan data Komnas KIPI belum pernah ada kejadian orang yang meninggal dunia akibat vaksinasi COVID-19 di Indonesia.

Dalam beberapa kasus sebelumnya, meninggalnya orang yang statusnya telah divaksinasi COVID-19 adalah karena penyebab lain, bukan akibat dari vaksinasi yang diterimanya.

Baca Juga: Anggota DPRD DKI: Jangan Langsung Kaitkan Kematian Trio dengan Vaksin

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya