Vaksin Moderna Timbulkan KIPI Luar Biasa, Menkes: Berikan Paracetamol

Vaksinasi Moderna disarankan ditunda pada nakes

Jakarta, IDN Times - Wakil Ketua Komisi IX DPR, Nihayatul Wafiroh, melaporkan banyak keluhan dari tenaga kesehatan tentang Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (KIPI) atau efek samping vaksin Moderna. Untuk itu, dia meminta agar vaksin asal Amerika Serikat tersebut tidak diberikan pada masyarakat.

"Jadi jika Moderna untuk masyarakat umum maka ditahan dulu, karena efek sampingnya luar biasa. Vaksin untuk booster Moderna tidak bisa diberikan sekaligus salah satu tempat kesehatan atau puskesmas bisa tumbang semua," ujarnya dalam rapat DPR dipantau virtual, Rabu (25/8/2021).

1. Efek vaksin Moderna buat dokter dirawat

Vaksin Moderna Timbulkan KIPI Luar Biasa, Menkes: Berikan ParacetamolWakil Ketua Komisi IX DPR, Nihayatul Wafiroh (Dok. DPR)

Nihayatul juga menceritakan ada seorang dokter yang mengeluh karena harus dirawat tiga minggu, usai booster vaksinasi dengan Moderna.

"Jadi jangan diberikan dulu karena mencegah kehebohan karena efeknya yang luar biasa ternyata, ini butuh perhatian, bahkan ada yang tiga minggu ini Pak (Menkes) " imbuhnya.

2. KIPI vaksin Moderna masih normal

Vaksin Moderna Timbulkan KIPI Luar Biasa, Menkes: Berikan ParacetamolMenteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

Menanggapi laporan tersebut, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengakui efek samping vaksin Moderna membuat demam hingga dokter juga sudah tahu, begitu divaksinasi vaksin ini langsung diberikan Paracetamol atau obat penurun panas.

"Tapi yang pingin Moderna ini lebih banyak dari yang tidak mau. Dan ini kan sudah (rekomendasi) oleh ITAGI, maklum ilmu saya terbatas, dan ITAGI (Technical Advisory Group on Immunization) bilang KIPI-nya normal jadi bisa diteruskan," kata Menkes.

3. Efikasi vaksin turun setelah enam bulan

Vaksin Moderna Timbulkan KIPI Luar Biasa, Menkes: Berikan ParacetamolVaksinasi massal di PPU dituding langgar protokol kesehatan (IDN Times/Ervan)

Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Slamet Budiarto mengatakan efikasi vaksin menurun setelah beberapa bulan vaksinasi. Untuk itu, dia mendorong agar perlu vaksin booster atau penguat untuk masyarakat.

"Perlu kami sampaikan sesuai analisa 6-12 bulan sudah harus dilakukan booster harus diantisipasi kecepatan vaksin tidak tercapai," imbuh Slamet.

4. Booster vaksin untuk nakes bisa pakai Sinovac

Vaksin Moderna Timbulkan KIPI Luar Biasa, Menkes: Berikan Paracetamolilustrasi vaksin Sinovac (Dok. Sinovac)

Selain untuk vaksinasi dosis ketiga bagi nakes, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga telah mengeluarkan kebijakan bahwa vaksin COVID-19 Moderna diberikan kepada masyarakat yang belum pernah mendapatkan vaksinasi.

''Kami mengimbau kepada pemerintah daerah untuk memberikan vaksin merek Moderna sebagai dosis ketiga hanya kepada nakes. Selain untuk nakes, vaksin COVID-19 Moderna juga diperuntukkan bagi publik, khususnya ibu hamil dan masyarakat yang memiliki komorbid, yang belum pernah mendapatkan vaksinasi sama sekali,'' terang Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi, Jumat (13/8/2021).

Pada Surat Edaran HK.02.01/I/ 1919 /2021, Kemenkes menjelaskan vaksinasi dosis ketiga bagi nakes dapat menggunakan vaksin dengan platform yang sama (Sinovac) atau platform yang berbeda (Moderna), dengan interval minimal pemberian vaksinasi dosis ketiga adalah tiga bulan setelah dosis kedua diberikan.

Khusus bagi masyarakat yang belum pernah menerima vaksinasi, vaksin COVID-19 Moderna diberikan sebanyak dua dosis dengan interval empat minggu, sehingga vaksin yang dialokasikan pada minggu kedua Agustus 2021 untuk memenuhi kebutuhan dua dosis sekaligus.

Baca Juga: Jakpus Sediakan Vaksin Moderna di 7 RS, Khusus Komorbid dan Autoimun

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya