Vaksininasi Awal untuk Golongan Prioritas, Menristek: Jangan Ngiri Ya!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Bambang Brodjonegoro mengatakan Presiden Joko "Jokowi" Widodo meminta pihaknya selaku salah satu yang tergabung dalam Konsosium Nasional Vaksin, untuk mempersiapkan program vaksinasi massal.
"Presiden meminta persiapan dari sekarang. Yang penting data karena yang di prioritas awal yakni mereka gampang yang gampang terpapar, jadi tidak boleh ngiri," ujar Bambang dilansir youtube SoloposTV, Senin (26/10/2020).
1. Vaksin yang digunakan sata vaksinasi massal nanti dipastikan aman
Persiapan yang matang itu, menurutnya, penting dilakukan agar terhindar dari kemungkinan komplikasi. Sebab, komplikasi terkait vaksin tidak hanya bisa terjadi pada saat riset dan produksi, tapi juga saat vaksinasi.
Dia pun menegaskan vaksin COVID-19 yang akan dilakukan untuk vaksinasi massal dipastikan teruji klinis dan lulus dari uji Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). "Untuk relawan uji klinis, memang penyuntikan tetapi penerima itu relawan-relawan ini yang dianalisa reaksinya," terangnya.
Baca Juga: Epidemiolog: Vaksinasi COVID-19 Jangan Buru-buru, Bisa Fatal
2. Publik nilai anggap vaksinasi itu urusan pribadi
Editor’s picks
Bambang menilai publik masih menganggap bahwa vaksinasi itu merupakan urusan pribadi. Namun, Bambang mengingatkan bahwa COVID-19 merupakan pandemik yang sangat mudah menyebar.
"Jika yang terkena adalah (orang yang mempunyai) penyakit bawaan maka akibatnya bisa fatal. Ini menyebabkan kematian akibat COVID-19," ucapnya.
3. Penyakit ini nyata dan membahayakan
Bambang menambahkan kunci dari vaksinasi bukan untuk kepentingan pribadi melainkan solidaritas masyarakat. Sebab, yang dibutuhkan adalah kekebalan imunitas massa sehingga nantinya tidak ada lagi yang bisa terkena COVID-19.
"Jika menolak memang itu risiko dia sendiri namun jangan lupa penyakit ini menular. Mereka yang menolak bisa menanggung risikonya tetapi jangan lupa ada potensi menyebarkan penyakit ini ke orang lain," paparnya.
"Penyakit ini real, membahayakan, solusinya dengan vaksinasi untuk mencapai herd immunity, manfaatnya untuk masyarakat bukan untuk kita sendiri," imbuhnya.
Baca Juga: 7 Arahan Jokowi soal Vaksinasi, dari Keamanan Sampai Akses Vaksin