Varian Corona C.12 dan Mu Bisa Turunkan Efikasi Vaksin, Ganas Mana?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, mengungkapkan kemunculan varian baru COVID-19 jelang akhir tahun sudah bisa diprediksi. Bahkan, dampaknya bisa lebih besar dari varian Delta.
Dicky mengungkapkan selain varian Delta, saat ini ada dua varian virus corona yang jadi catatan, yakni varian Mu dan C.1.2. Dicky menegaskan varian baru muncul selama masyarakat abai dengan protokol kesehatan, karena merasa sudah aman.
"Kombinasi lemahnya 3 T (Testing, Tracing, Treatment) ditambah 5 M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas) berkontribusi dan menimbulkan varian baru," kata dia saat dihubungi IDN Times, Jumat (10/9/2021).
Baca Juga: Jokowi Peringatkan Masyarakat Waspadai Varian Mu COVID-19
1. Varian Mu turunkan efikasi vaksin COVID-19
Dicky menerangkan Varian Mu adalah varian virus corona yang pertama kali diidentifikasi di Kolombia, dan masuk dalam daftar Variant of Interest (VOI).
"Walau pun jumlahnya masih sekitar 1 persen dari total varian yang saat ini mendominasi dunia, namun penularan cepat serta mempunyai kemampuan menurunkan efikasi antibodi, baik karena vaksinasi atau pun terinfeksi, termasuk mengelabui sistem imunitas," kata dia.
2. Varian C.1.2 perlu diwaspadai
Selain virus Mu, varian virus corona yang perlu diperhatikan yakni C.1.2 Afrika Selatan yang pertama kali terdeteksi pada Mei lalu.
"Varian ini hampir mirip Delta, mempunyai kemampuan cepat untuk menginfeksi dan menurunkan efikasi," kata Dicky.
3. Pandemik berlangsung lama jika masyarakat abai prokes
Dicky menegaskan kemunculan varian virus corona menjadi bukti pandemik akan berlangsung lama, jika dianggap sudah berakhir. Sebab, banyak yang beraktivitas seperti biasa, semisal Work From Ofiice (WFO) yang kebablasan.
"Di sinilah peran, terutama dari para pemangku kebijakan di kantor-kantor ini, setiap sektor mempunyai kontribusi pada perburukan pandemik," tegasnya.
Baca Juga: Luhut Ingatkan Gelombang Ketiga COVID-19, Bisa Muncul Varian Baru