Viral Kerumunan Jokowi, Epidemiolog: Presiden Harusnya Beri Contoh

Kunjungan presiden jadi sorotan publik di tengah pandemik

Jakarta, IDN Times - Kunjungan kerja Presiden Joko "Jokowi" Widodo ke Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Selasa, 24 Februari 2021 jadi sorotan publik, sebab menimbulkan kerumunan massa di tengah pandemik.

Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman mengimbau pejabat pusat dan daerah, sebaiknya menjadi contoh pentingnya menjaga protokol kesehatan untuk mencegah penularan COVID-19.

"Harusnya memberi contoh untuk pemerintah daerah di NTT, baik provinsi maupun di kabupaten/kota tentang pentingnya 5M. Selain 3M yaitu meminimalisir mobilitas, mencegah keramaian kerumunan. Ini dibutuhkan keteladanan dan konsistensi atau komitmen untuk mematuhi protokol kesehatan," ujar Dicky saat dihubungi IDN Times, Rabu (24/2/2021).

Baca Juga: Epidemiolog: Jokowi Berisiko Terpapar COVID-19 di Kerumunan NTT

1. Kerumunan kunjungan Jokowi berpotensi jadi klaster COVID-19

Viral Kerumunan Jokowi, Epidemiolog: Presiden Harusnya Beri ContohPresiden Jokowi saat berkunjung ke NTT (Dok. IDN Times/Istimewa)

Dicky khawatir kerumunan pada saat kunjungan Jokowi berpotensi jadi klaster. Dia mewanti-wanti, meski sudah divaksinasi, Jokowi berisiko terinfeksi COVID-19.

"Masalahnya testing NTT itu rendah. Banyak kasus klaster berasal dari NTT, tidak sedikit orang penting Jakarta sakit sehabis dari NTT. Nah, presiden walau di mobil bukan berarti tidak ada resiko meski juga sudah divaksin," ujar dia.

2. Presiden datang ke wilayah risiko tinggi penularan COVID-19

Viral Kerumunan Jokowi, Epidemiolog: Presiden Harusnya Beri ContohPresiden Jokowi kunjungan kerja ke NTT (Dok. Biro Pers Kepresidenan/Agus Suparto)

Dicky mengatakan testing di NTT masih rendah karena pemimpin daerahnya melakukan pendekatan tidak berbasis ilmiah, sehingga pengendalian kasus COVID-19 buruk.

"Banyak kasus yang tidak terdeteksi, beliau (presiden) datang ke wilayah risiko tinggi sehingga harus dihindari keramaian," kata dia.

3. Kerumunan bukan disengaja melainkan spontanitas masyarakat

Viral Kerumunan Jokowi, Epidemiolog: Presiden Harusnya Beri ContohPresiden Jokowi kunjungan kerja ke NTT (Dok. Biro Pers Kepresidenan/Agus Suparto)

Perlu diketahui, dalam video berdurasi 30 detik yang viral, tampak Presiden Jokowi berdiri di mobil dengan atap yang terbuka, lalu ia melambai-lambaikan tangannya kepada masyarakat.

Di video tersebut juga terlihat kerumunan massa yang tengah mengerubungi Jokowi. Padahal, presiden dan pemerintah sering mengingatkan masyarakat selalu menjaga jarak dan tidak berkerumun di tengah pandemik COVID-19.

Pihak Istana sempat memberikan penjelasan terkait video kerumunan itu. Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media Bey Machmudin menjelaskan video tersebut memang diambil saat Jokowi berada di Maumere, NTT. Kejadian itu terjadi saat Jokowi hendak meresmikan Bendungan Napun Gete.

"Saat dalam perjalanan, masyarakat sudah menunggu rangkaian di pinggir jalan, saat rangkaian melambat masyarakat maju ke tengah jalan sehingga membuat iring-iringan berhenti," kata Bey dalam keterangannya, Selasa, 23 Februari 2021.

Menurut Bey, adanya kerumunan tersebut bukan disengaja, melainkan spontanitas masyarakat karena antusias bertemu Jokowi. Sehingga mereka menyambut kedatangan Jokowi.

"Dan kebetulan mobil yang digunakan Presiden atapnya dapat dibuka, sehingga Presiden dapat menyapa masyarakat, sekaligus mengingatkan penggunaan masker," ujar Bey.

Baca Juga: Presiden Jokowi Berkunjung ke NTT, Dua Videonya Jadi Sorotan Warganet 

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya