Viral Suporter Mohon Tak Tembak Gas Air Mata, Tapi 'Disemprot' Aparat

Kapolres Malang dicopot atas kerusuhan Kanjuruhan

Jakarta, IDN Times - Sebuah video yang memperlihatkan aksi salah seorang suporter Arema FC atau Aremania memohon pada aparat agar tak tembaki tribun dengan gas air mata saat kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022), viral di media sosial.

Video yang diunggah akun Twitter @kelas-teknisi menggambarkan, seorang pemuda memohon aparat Polisi tak gunakan gas air mata, karena alasan banyaknya anak kecil dan perempuan di dalam tribun.

“Pak, jangan tembak gas air mata pak. Banyak anak kecil pak,” kata suporter tersebut kepada Polisi seraya berjalan.

Lalu anggota Polisi itu meminta agar suporter itu segera beritahu rekan-rekannya untuk keluar lapangan. "Bro, konco-koncone dikandani bro (Bro, teman-temannya diberitahu bro),” kata Polisi yang bertugas.

Tetapi saat Polisi yang dimintai suporter itu menjawab dengan tenang, seorang personel Polisi lainnya justru menyemprot suporter tersebut dengan bentakan.

“Kamu jangan bikin onar, nanti saya kasih tahu komandan,” ujar Polisi tersebut secara beringas.

"Salah satu suporter yang turun ke lapangan memberitahu polisi jangan pakai gas air mata karena ada anak kecil," tulis akun tersebut.

Belakangan video ini menjadi viral karena dianggap sebagai penguat bagaimana kondisi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan saat itu. Di mana banyak suporter yang sebenarnya sangat menderita karena adanya gas air mata.

1. 18 Polisi pemegang gas air mata diperiksa Propam

Viral Suporter Mohon Tak Tembak Gas Air Mata, Tapi 'Disemprot' AparatAparat keamanan berusaha menghalau suporter yang masuk ke lapangan usai pertandingan BRI Liga 1 antara Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu malam (1/10/2022). (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto)

Diketahui penembakan gas air mata tersebut terjadi usai pertandingan Arema FC VS Persebaya. Imbas kejadian tersebut, Inspektorat Khusus (Itsus) dan Div Propam Polri memeriksa 18 polisi dalam tragedi berdarah di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, 18 polisi tersebut merupakan petugas yang melakukan pengamanan saat itu.

“Memeriksa anggota yang terlibat langsung dalam pengamanan sudah dilakukan pemeriksaan terhadap 18 orang,” kata Dedi di Malang, Jawa Timur, Senin(3/10/2022).

Dedi menjelaskan, 18 polisi yang diperiksa adalah anggota yang bertanggungjawab atas tewasnya 125 orang dalam tragedi tersebut. Mereka juga diduga yang menggunakan senjata pelontar gas air mata.

2. Kapolda Jatim nonaktifkan 9 komandan Brimob

Viral Suporter Mohon Tak Tembak Gas Air Mata, Tapi 'Disemprot' AparatKadiv Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo. (dok. Humas Polri)

Dedi juga menyatakan  Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Nico Afianta, menonaktifkan 9 komandan Brimob buntut tragedi berdara Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.

9 Orang tersebut akan diperiksa oleh Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) untuk menangani kasus tersebut.

"Kapolda Jatim menonaktifkan Danyon (komandan batalyon), Danki (komandan kompi), Danton (komandan pleton) Brimob sebanyak 9 orang," kata Dedi Prasetyo di Malang, Senin (3/10/2022).

3. Kapolres Malang juga dicopot imbas tragedi Kanjuruhan

Viral Suporter Mohon Tak Tembak Gas Air Mata, Tapi 'Disemprot' AparatAparat keamanan berusaha menghalau suporter yang masuk ke lapangan usai pertandingan BRI Liga 1 antara Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu malam (1/10/2022). (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto)

Dalam tragedi yang menewaskan 125 orang usai pertandingan Arema FC vs Persebaya itu, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit juga mencopot Kapolres Malang, AKBP Ferli Hidayat.

“Kapolri memutuskan, menonaktifkan sekaligus mengganti Kapolres Malang," kata Dedi.

Topik:

  • Rendra Saputra

Berita Terkini Lainnya