Viral Video Jeritan Hati Ibu Gorok 3 Anak di Brebes, Begini Kisahnya

Video curhatan Kanti viral di media sosial

Jakarta, IDN Times - Mengenakan hijab hitam, Kanti Utami, duduk bersandar di tembok dalam sel tahanan. Dengan tatapan nanar, ia berbincang dengan seorang polisi. Video percakapan Kanti pun viral di media sosial. 

Dalam video tersebut, ia menceritakan masa kecilnya yang pahit, dan mengaku sering dikurung keluarganya. Saat menikah, ia juga merasa kurang kasih sayang dari suami dan orang sekitarnya.

"Saya cuma mau menyelamatkan anak-anak, biar gak dibentak-bentak. Saya gak gila. Mereka mending mati aja, biar gak ngerasain sedih," ucap ibu muda itu.

Baca Juga: 11 Fakta Ibu Gorok 3 Anak di Brebes, Kisahnya Bikin Pilu

1. Berdalih selamatkan anak agar tidak susah

Viral Video Jeritan Hati Ibu Gorok 3 Anak di Brebes, Begini KisahnyaIlustrasi kekerasan anak (IDN Times/Sukma Shakti)

Kanti mengaku sedih karena suaminya sering menganggur lantaran kontrak kerjanya tidak diperpanjang. Sambil menangis ia bingung akan tinggal di mana jika suami tidak bekerja.

Kanti juga merasa kurang kasih sayang, terutama dari suami.

"Saya gak gila, pak, saya hanya ingin disayang. Saya ingin menyelamatkan anak saya, supaya gak hidup susah," ujarnya lirih. 

2. Kanti bunuh tiga anak kandungnya saat subuh

Viral Video Jeritan Hati Ibu Gorok 3 Anak di Brebes, Begini KisahnyaIlustrasi Garis Polisi (IDN Times/Arief Rahmat)

Kanti diduga depresi hingga akhirnya menganiaya tiga anaknya pada Minggu, 20 Maret 2022. Akibatnya, satu anak meninggal dunia, sementara dua lainnya berhasil selamat dan sedang mendapatkan perawatan di rumah sakit.

Kapolsek Tonjong AKP M. Yusuf menerangkan peristiwa tersebut terjadi pada pukul 04.30 WIB. Hamidah, bibi Kanti saat itu mendengar suara teriakan keponakannya bergegas menuju kamar tempat mereka tidur. Namun pintu kamar mereka dikunci. 

3. Satu anak Kanti meninggal dunia

Viral Video Jeritan Hati Ibu Gorok 3 Anak di Brebes, Begini KisahnyaIlustrasi (IDN Times/Sukma Shakti)

Tidak lama, warga lain bernama Irwan datang karena mendengar teriakan Hamidah. Keduanya berusaha membuka paksa pintu dengan palu.

“Saat pintu dibuka, anak yang bernama ARK sudah dalam kondisi meninggal dunia. Ada luka sayat di leher. Sedangkan dua bocah lainnya, KSZ (10) dan E (5) mengalami luka parah. Tubuh dua bocah ini dipenuhi luka sayat. Langsung dilarikan ke Puskesmas Tonjong dan dirujuk ke RSU Siti Aminah Bumiayu guna mendapatkan perawatan,” kata Yusuf.

Baca Juga: Saat Keluargamu Jadi Alasan Ingin Bunuh Diri, Bagaimana Solusinya?

4. Pelaku menggorok ketiga anaknya menggunakan cutter

Viral Video Jeritan Hati Ibu Gorok 3 Anak di Brebes, Begini KisahnyaIlustrasi. Barang bukti senjata tajam dan botol bom molotov sejumlah OTK yang menyerang diamankan polisi, Minggu (17/11) / Istimewa

Kasat Reskrim Polres Brebes AKP Syuaib Abdullah menambahkan, pihaknya masih mendalami kasus ini untuk mengungkap motif Kanti yang tega menganiaya anaknya dengan senjata tajam.

“Pelaku ibunya, sudah kami amankan. Ini masih diproses. Kalau bagaimana dia menghabisi nyawa anaknya, masih didalami. Barang bukti yang diamankan cutter,” kata Syuaib.

Cutter tersebut dibeli Kanti satu hari sebelumnya. Saat itu, dia mengatakan ingin menggunakan cutter tersebut untuk memotong ayam. 

 

Depresi bukanlah persoalan sepele. Jika Anda merasakan tendensi untuk melakukan bunuh diri, atau melihat teman atau kerabat yang memperlihatkan tendensi tersebut, amat disarankan untuk menghubungi dan berdiskusi dengan pihak terkait, seperti psikolog, psikiater, maupun klinik kesehatan jiwa.

Saat ini, tidak ada layanan hotline atau sambungan telepon khusus untuk pencegahan bunuh diri di Indonesia. Kementerian Kesehatan Indonesia pernah meluncurkan hotline pencegahan bunuh diri pada 2010. Namun, hotline itu ditutup pada 2014 karena rendahnya jumlah penelepon dari tahun ke tahun, serta minimnya penelepon yang benar-benar melakukan konsultasi kesehatan jiwa.

Walau begitu, Kemenkes menyarankan warga yang membutuhkan bantuan terkait masalah kejiwaan untuk langsung menghubungi profesional kesehatan jiwa di Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat.

Kementerian Kesehatan RI juga telah menyiagakan lima RS Jiwa rujukan yang telah dilengkapi dengan layanan telepon konseling kesehatan jiwa:

RSJ Amino Gondohutomo Semarang(024) 6722565
RSJ Marzoeki Mahdi Bogor(0251) 8324024, 8324025
RSJ Soeharto Heerdjan Jakarta(021) 5682841
RSJ Prof Dr Soerojo Magelang(0293) 363601
RSJ Radjiman Wediodiningrat Malang(0341) 423444

Selain itu, terdapat pula beberapa komunitas di Indonesia yang secara swadaya menyediakan layanan konseling sebaya dan support group online yang dapat menjadi alternatif bantuan pencegahan bunuh diri dan memperoleh jejaring komunitas yang dapat membantu untuk gangguan kejiwaan tertentu.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya