[WANSUS] Alat Deteksi Antibodi Pasca-Vaksinasi Buatan RI Siap Ekspor

Alat kesehatan karya anak bangsa siap unjuk gigi

Jakarta, IDN Times - Pemerintah terus berupaya mengurangi ketergantungan impor alat kesehatan di tengah pandemik melalui inovasi karya anak bangsa dengan menghasilkan alat tes cepat COVID-19 serta tes antibodi.

Pada saat awal pandemik, Indonesia diserbu alat rapid test impor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang sangat mendesak. Seiring waktu, Indonesia membuktikan bahwa kualitas produk dalam negeri tidak kalah dengan impor.

Salah satu perusahaan lokal yang saat mengembangkan, dan memproduksi deteksi COVID-19 Antigen dan Antibodi (IgG/IgM) adalah PT Indec Diagnostic.

IDN Times berkesempatan melakukan wawancara khusus dengan Direktur PT Indec Diagnostic, Suroso, Selasa (13/4/2021). Berikut kutipannya.

1. PT Indec Diagnostics memproduksi alat rapid test COVID-19, bisa diceritakan sejak kapan produksinya?

[WANSUS] Alat Deteksi Antibodi Pasca-Vaksinasi Buatan RI Siap EksporRapid tes pekerja media di LKBN Antara (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Kami merupakan sebuah perusahaan yang terpanggil memberikan kiprah kami di bidang kesehatan. PT Indec Diagnostics merupakan perusahaan penelitian dan pengembangan yang bergerak di produk-produk kesehatan diagnostik serta berpengalaman selama 19 tahun lebih dalam bidang kesehatan.

Mungkin saat awal pandemik, publik kaget dan baru tahu apa itu rapid test. Saat itu banyak pihak yang memproduksi rapid test terutama dari luar negeri.

Kami sudah lama melakukan pengembangan rapid test, dan menjualnya sebagai contoh untuk pengetesan penyakit HIV, Hepatitis B, hepatitis C, sipilis, typhoid, demam berdarah, Malaria dan sebagainya. Jadi sudah terbiasa untuk melakukan pengembangan produk dan pemasaran produk kesehatan yang sudah dijual pemerintah yang tersebar di sebagian besar daerah di Indonesia maupun puskesmas.

Dalam suatu situasi pandemik COVID-19 ini, kami juga tidak terlalu kaget untuk menyikapinya dengan mengembangkan produk-produk rapid test Antigen dan tes Antibodi. Ini jadi motivasi kami untuk kembangkan produk tidak kalah dari luar negeri.

Baca Juga: Ribut-Ribut Vaksin Nusantara, Jokowi: Masa Politikus Ngurusin Vaksin

2. Apa kelebihan dan kekurangan rapid test Antigen dan tes Antibodi yang dikembangkan?

[WANSUS] Alat Deteksi Antibodi Pasca-Vaksinasi Buatan RI Siap EksporCalon penumpang menunggu antrean tes cepat Antigen di Stasiun Yogyakarta, Gedong Tengen, DI Yogyakarta, Selasa (22/12/2020) (ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)

Indec COVID-19 Antigen mendiagnosis infeksi COVID-19 melalui deteksi Antigen Virus SARS-CoV2 dengan metode imunokromatografi. Indec COVID-19 Antigen menggunakan antibodi spesifitas deteksi sehingga ideal untuk skrinning dan diagnosis.

Kita menggunakan tiga komponen menggunakan antibodi spesifik terhadap antigen Spike-1 (S1) dan Spike-2 (S2) dan nucleocapsid virus untuk meningkatkan sensitivitas dan spesifisitasnya. Hasilnya bagus capai 100 persen untuk sensitivitas dan spesifisitasnya.

Sedangkan Indec COVID-19 IgG/IgM tes cepat kualitatif dengan deteksi antibodi immunoglobulin G (IgG) dan immunoglobulin M (IgM), secara umum bukan hanya lebih hemat dari sisi biaya, namun juga dapat memberikan hasil hanya dalam hitungan menit dengan tetap unggul dalam sensitivitas dan spesifisitasnya. Keduanya telah mengantongi izin edar dari Kementerian Kesehatan RI setelah melalui evaluasi di Litbangkes dan sudah banyak digunakan Kemenkes serta rumah sakit swasta.

Ini kami sampaikan bahwa kami sanggup memproduksi sendiri, bisa mandiri walaupun tidak sepenuhnya. Tetapi setidaknya mayoritas kita tidak lagi bergantung pada produk impor ke luar negeri.

Indec berkomitmen mengembangkan produk lanjutan ada banyak beberapa yang dimiliki mulai ektrasi RnA dengan cara murah dan cepat. Kita akan terus mengembangkan produk-produk COVID-19 ke depan agar mendapatkan sehingga bisa memerangi COVID-19.

3. Program vaksinasi saat ini telah berjalan, tidak sedikit perusahaan yang memproduksi rapid mulai prediksi penjualan rapid akan turun. Bagaimana Indec hadapi situasi ini dan apa strateginya?

[WANSUS] Alat Deteksi Antibodi Pasca-Vaksinasi Buatan RI Siap EksporANTARA FOTO/Fauzan

Kami sangat senang menyikapi keadaan apapun di luar sana. Sikap Indec Diagnostoc permintaan rapid yang turun kita sedang mengembangkan dan akan merilis produk deteksi kekebalan tubuh setelah divaksin.

Berdasarkan data statistik, dari 100 persen orang divaksin, baik itu imunisasi hepatitis maupun lainnya, rata-rata 10 persen tidak memberikan imun respons terhadap orang tersebut, jadi ada gagal 10 persen. Jadi setelah vaksinasi tidak langsung dianggap kebal karena harus diukur kadar antibodinya sehingga nantinya masyarakat tidak hanya mengantongi sertifikat vaksin saja tetapi juga sertifikat imun.

Sejak pandemik, Indec Diagnostic mampu memproduksi lima juta alat test per bulan. Bahkan kami telah melakukan ekspansi pabrik dengan menambah kapasitas produksi hingga 8 kali lipat sampai 10 kali lipat sehingga produksi bertambah menjadi 40 juta hingga 50 juta alat tes per bulannya dengan menambah mesin baru dan tetap mempertahankan mesin lama. Mesin baru ini diharapkan dapat menjadi pelengkap dari sumber daya manusia yang ada.

Kami optimis penambahan infrastruktur akan rampung pada April 2022 untuk mengantisipasi permintaan yang tinggi

Terkait alat tes yang akan diproduksi nantinya tergantung permintaan saja, jika permintaan untuk rapid test deteksi kadar antibodi pasca-vaksinasi lebih besar seiring dengan turunnya permintaan rapid test COVID-19, maka mesin akan difokuskan memproduksi alat tes deteksi antibodi.

4. Berapa harga yang dibanderol untuk rapid test antibodi? dan Distribusi paling banyak untuk alat kesehatan rapid test di daerah mana?

[WANSUS] Alat Deteksi Antibodi Pasca-Vaksinasi Buatan RI Siap EksporPetugas medis menunjukkan sampel darah saat rapid test atau pemeriksaan cepat COVID-19 di DPP Golkar, Slipi, Jakarta, Selasa (7/4/2020). Partai Golkar menyelenggarakan rapid test COVID-19 secara gratis bagi wartawan, kader, dan masyarakat guna memastikan kesehatan dan mengantisipasi penyebaran COVID-19. ANTARA FOTO/Didik Setiawan

Harganya cukup terjangkau di masyarakat hanya sekitar Rp70 ribu sampai Rp80 ribu tapi saya belum sampaikan harga tetapnya karena masih proses e-katalog.

Selama ini kita mayoritas melayani instansi pemerintah yang didominasi oleh Kementerian Kesehatan, berdasarkan distribusi tersebar di dinas kesehatan seluruh wilayah Indonesia mulai provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, sampai dengan Sulawesi juga terjangkau. Tetapi memang persentasenya mayoritas di Pulau Jawa.

5. Ada rencana untuk ekspor ke luar negeri?

[WANSUS] Alat Deteksi Antibodi Pasca-Vaksinasi Buatan RI Siap EksporIlustrasi rapid test plasma (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Saat ini kita masih memberikan perhatian kepada permintaan di dalam negeri, tetapi kita akan ancang-ancang mempersiapkan diri untuk ekspor.

Kami memang ada permintaan ekspor dari negara-negara Afrika, Timur Tengah dan ASEAN. Kita akan upayakan untuk membangun infrastruktur yang diharapkan akan selesai akhir tahun ini sehingga bisa menambah kapasitas sampai 10 kali lipat.

Saya berharap kami sebagai sebagai perusahaan alat kesehatan lokal yang bisa memproduksi rapid test bisa melepas ketergantungan negara mengimpor alat tes COVID-19 dan berharap instansi pemerintah dapat menggunakan produk dalam negeri.

Baca Juga: [WANSUS] Di Balik Restu BPOM untuk Vaksin AstraZeneca

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya