WHO Bersiap Akhiri Pandemik, Epidemiolog: Indonesia Belum Percaya Diri

Modal imunitas harus memadai

Jakarta, IDN Times - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) beberapa waktu lalu menyatakan bahwa akhir pandemik sudah terlihat.

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan, negara-negara di dunia bisa mengambil kesempatan ini untuk menyatakan bahwa pandemik COVID-19 akan berakhir.

"Kami tidak pernah dalam posisi ini, posisi yang baik, untuk mengakhiri pandemik. Akhirnya sudah di depan mata," kata Tedros dikutip dari Channel News Asia, Kamis (15/9/2022) lalu.

Lalu bagaimana situasi pandemik di Indonesia?

Baca Juga: WHO: Akhir Pandemik COVID-19 di Depan Mata 

1. Banyak indikator yang membuat Indonesia belum percaya diri akhiri pandemik

WHO Bersiap Akhiri Pandemik, Epidemiolog: Indonesia Belum Percaya DiriIlustrasi protokol kesehatan(ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya)

Ahli Epidemiologi Griffith University Australia, Dicky Budiman menilai situasi pandemik COVID-19 memang saat ini lebih baik. Namun, masih banyak indikator yang membuat Indonesia belum percaya diri akhiri pandemik.

"Situasi indonesia saat ini memang lebih baik dalam situasi atau kondisi aman. Namun, masih banyak indikator atau pertanyaan yang belum bisa kita jawab secara konsisten," ujar Dicky saat dikonfirmasi IDN Times, Selasa (20/9/2022).

2. Modal imunitas saat ini apakah mampu menghadapi potensi baru

WHO Bersiap Akhiri Pandemik, Epidemiolog: Indonesia Belum Percaya Diriilustrasi tenaga kesehatan. (ANTARA FOTO/Fauzan)

Indikator tersebut salah satunya, lanjut Dicky, imunitas atau kekebalan penduduk Indonesia terhadap COVID-19 yang belum diketahui bertahan berapa lama.

"Imunitas yang kita miliki saat ini apakah sudah mampu memberikan proteksi yang cukup atau berdurasi panjang, misalnya setahun. Lalu apakah mampu menghadapi potensi baru yang jawabannya dengan data," katanya.

3. Vaksinasi mampu menurunkan angka keparahan

WHO Bersiap Akhiri Pandemik, Epidemiolog: Indonesia Belum Percaya Diriilustrasi vaksinasi COVID-19 (IDN Times/Herka Yanis).

Dicky meyakini bahwa vaksinasi mampu menurunkan angka keparahan dan juga kematian, meski masih ada kasus namun jumlahnya sedikit.

"Ini yang membuat kita harus harus berupaya membangun modal imunitas dengan potensi proteksi yang memadai, bukan hanya terlindung dari infeksi tapi juga dari potensi long covid," imbuhnya.

 

Baca Juga: Biden Sebut Pandemik Sudah Berakhir, Jokowi: Yang Nyatakan Harus WHO

4. Menkes akui cakupan booster rendah

WHO Bersiap Akhiri Pandemik, Epidemiolog: Indonesia Belum Percaya DiriMenteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin di Kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, Kamis (28/1/2021) (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengakui cakupan vaksinasi booster saat ini tengah menurun. Dia memperkirakan imunitas penduduk Indonesia akan mulai menurun di awal tahun depan. 

"Kita bersiap-siap dan berhati-hati, jangan sampai ada gelombang lagi karena imunitas menurun, sehinggga tahun depan kita akan kejar booster," ujar Budi pada awak media di gedung Kemenkes, Kamis (15/9/2022)

Budi menerangkan Kemenkes akan mempersiapkan strategi akselerasi untuk mengejar cakupan vaksinasi booster. Pihaknya juga mulai mendata sasaran penerima vaksinasi yang belum mendapatkan vaksin ketiga.

"Kita akan buat program, saat ini booster masih 60 jutaan nanti kita akan kejar sampai 100 jutaan," katanya.

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya