Jokowi Minta Masyarakat Jangan Mudah Dipanas-panasi Jelang Pemilu
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Presiden Joko 'Jokowi' Widodo berpesan agar masyarakat tidak mudah "dipanas-panasi" menggunakan isu-isu hoaks dan negatif yang ditujukan untuk memecah belah persatuan bangsa.
"Saya kadang-kadang geleng-geleng ini satu kampung, satu RT atau RW, tidak saling menyapa gara-gara pilihan bupati, gubernur, atau presiden. Ada majelis taklim gara-gara pilihan presiden tidak saling menyapa," kata Jokowi saat menyampaikan sambutan setelah menerima gelar adat Rajo Balaq Mangku Nagara di Griya Agung, Palembang, seperti dikutip Antara, Minggu (25/11).
1. Jokowi sebut banyak kompor jelang Pemilu
Jokowi mengatakan, dia kadang heran perbedaan pilihan politik bisa membuat sesama saudara saling tak bertegur sapa, padahal pemilihan bupati, gubernur, presiden, dan wali kota rutin berlangsung setiap lima tahun.
"Kita ini saudara, sebangsa, dan setanah air. Jangan lupakan itu. Ini karena banyak kompor, karena dipanas-panasi, dikompor-kompori jadi panas semuanya," katanya.
Baca Juga: Jokowi Umumkan Jalur Pendakian Gunung Rinjani Sudah Dibuka
2. Jangan sampai ada konflik gara-gara Pemilu
Editor’s picks
Dalam kesempatan itu, Jokowi juga mengimbau warga untuk tidak mudah tersulut sehingga tercipta konflik.
"Pilihan gubernur silakan pilih A, B, C, atau D kalau calonnya empat, yang bupati juga silakan pilih A, B, atau C. Tapi jangan sampai ada gesekan sekecil apapun, jangan sampai ada konflik," kata Jokowi.
3. Perbedaan harus dihormati
Ia kembali mengingatkan bahwa Indonesia adalah negara besar dengan 714 suku dan bahasa daerah yang jumlahnya lebih dari 1.100.
"Saya belajar di sini nanti pergi ke Jawa Barat lupa lagi. Dari Jawa Barat pergi ke Sumut lupa lagi. Saya sering ingat misalnya seperti di Jawa Barat, setelah salam sampuraseun. Kemudian di Sumut ada horas, tapi saya pernah tiga kali keliru," katanya.
Menurutnya, perbedaan tersebut merupakan anugerah Allah bagi bangsa Indonesia yang harus disyukuri.
"Sudah menjadi sunnatullah, sudah menjadi garis, bahwa kita ini bermacam-macam, berbeda-beda, dan berwarna-warni. Tapi kalau kita bisa menyatukan, ini akan menjadi aset terbesar, energi besar, bagi bangsa ini maju ke depan," katanya.
"Teknologi indonesia maju, tradisi, adat dan kebudayaan bangsa kita juga harus ikut maju," imbuhnya.
4. Jokowi dapat gelar adat Rajo Balaq
Dalam kunjungan kerjanya ke Palembang, Jokowi juga menerima gelar adat kehormatan Rajo Balaq Mangku Nagara, yang berarti Raja Agung Pemegang Kekuasaan Tertinggi, dari masyarakat Komering. Gelar tersebut diserahkan dalam upacara adat khas Komering di Griya Agung, rumah dinas Gubernur Sumatera Selatan, di Palembang.
Sementara Ibu Negara Iriana Joko Widodo dalam upacara adat yang dipimpin oleh Pemangku Adat Majelis Tinggi Komering Sumatera Selatan Haji Romli itu menerima gelar adat Ratu Indoman, yang artinya sang ratu yang mengayomi dan tempat berkeluh kesah untuk memberikan pelindungan bagi keluarga.
Majelis Tinggi Adat Komering Sumatera Selatan juga menyerahkan piagam penghormatan terkait pemberian gelar adat kepada Presiden dan Ibu Negara.
"Pemberian adok atau jajuluk atau juga disebut gelar adok Komering merupakan suatu upaya kita dalam melestarikan budaya Sumsel," kata Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru dalam sambutannya.
Baca Juga: Jokowi Peringatkan Pembuat Hoax dan Fitnah Hati-Hati