Selama Jadi Presiden, Jokowi Mengaku Ganti Baju 4-6 Kali Sehari

Jokowi salah kostum?

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko 'Jokowi' Widodo mengaku bisa ganti baju empat sampai enam kali dalam sehari. Hal itu karena sebagai pimpinan negara, dia harus menghadiri beberapa acara berbeda.

Ketika membuka Konvensi Nasional Humas 2018 di Istana Negara Jakarta, Senin (10/12), dia meminta maaf karena mengenakan setelas jas warna gelap dan dasi merah sementara para peserta konvensi mengenakan pakaian batik.

Apa kata Jokowi?

1. Jokowi jelaskan alasan mengapa dirinya tak mengenakan batik

Selama Jadi Presiden, Jokowi Mengaku Ganti Baju 4-6 Kali Sehari(Presiden Joko Widodo)/ Dok. Partai Solidaritas Indonesia

"Pertama-tama mohon maaf, bukan saya salah kostum, tidak, tapi karena habis ini saya harus melantik gubernur," kata Jokowi, seperti dikutip Antara.

"Saya sudah tahu kalau pakai batik, tapi kalau pakai batik, nanti lepas lagi ganti jas lagi, bolak-balik, gonta-ganti," ucap mantan Gubernur DKI Jakarta itu menambahkan.

2. Tak mau dibilang salah kostum

Selama Jadi Presiden, Jokowi Mengaku Ganti Baju 4-6 Kali SehariANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Dengan alasan itu, Jokowi memutuskan langsung mengenakan setelan jas saat membuka Konvensi Nasional Humas.

"Saya enggak mau ganti, sudah pakai ini saja, sekali lagi saya mohon maaf dulu, nanti dipikir salah kostum," kata Jokowi pada awal sambutannya.

Baca Juga: Jokowi Sebut Bobby Nasution Punya Potensi untuk Terjun ke Politik

3. Bicara pentingnya peran humas

Selama Jadi Presiden, Jokowi Mengaku Ganti Baju 4-6 Kali SehariANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Jokowi kemudian berbicara mengenai pentingnya peran humas dalam dunia yang semakin kompetitif. Ia mencontohkan, ketika Indonesia ingin mendatangkan banyak wisatawan mancanegara maka selain memperbaiki fasilitas infrastruktur, Indonesia juga harus promosi ke mana-mana.

"Tapi harus diingat, kalau pemberitaannya kurang tepat, itu percuma semuanya, dan wisatawan tidak jadi datang," katanya.

Ia juga mengatakan bahwa dalam hal investasi, upaya pemerintah menyederhanakan izin dan memangkas birokrasi tidak akan membawa pengaruh maksimal kalau citra Indonesia tidak dibangun di mata internasional.

"Di sinilah pentingnya peran kehumasan sebagaimana disampaikan Ketua BPP Perhumas Bapak Agung Laksamana," katanya.

4. Sisipkan pesan jangan menyebar hoaks dan ujaran kebencian

Selama Jadi Presiden, Jokowi Mengaku Ganti Baju 4-6 Kali SehariTwitter/@KSPgoid

Menurut Presiden, pada dasarnya peran humas adalah menyosialisasikan pesan positif dan prestasi-prestasi kepada publik guna membangun kepercayaan dan reputasi pada lembaganya.

"Bagi bapak ibu humas perusahaan, ya membangun kepercayaan, reputasi perusahaan tanpa memberitakan keburukan perusahaan yang lain. Apalagi menebarkan hoaks, fitnah maupun ujaran kebencian," katanya.

Sementara humas pemerintah, ia melanjutkan, berkewajiban membangun reputasi pemerintah dan membangun kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.

Baca Juga: TKN: Jokowi-Ma'ruf Harus Menangkan 65 Persen Suara di Jawa Barat

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya