Ternyata Ini Kisah di Balik Labu Yayoi Kusama

Saat Perang Dunia II, Yayoi kecil kerap menyantap labu.

Jakarta, IDN Times - Yayoi Kusama menggelar pameran di Jakarta dengan mengusung tema Life is The Heart of a Rainbow, Pameran ini berlangsung mulai 12 Mei – 9 September 2018.

Pameran di Museum MACAN ini adalah pameran ketiga Yayoi, setelah sebelumnya dilakukan di Singapura dan Australia. Yayoi berhasil memikat para pengunjung dengan menampilkan 130 karya.

Jika kamu sudah pernah berkunjung ke Museum MACAN, pasti tahu karya seni wanita asal Jepang ini identik dengan labu. Sayangnya, tak banyak yang tahu kisah di balik labu yang menjadi ciri khas Yayoi.

Berikut fakta di balik labu Yayoi Kusama yang wajib kamu ketahui.

1. Obsesi Yayoi pada labu polkadot

Ternyata Ini Kisah di Balik Labu Yayoi KusamaInstagram/@yayoikusamas

Yayoi Kusama adalah salah seorang seniman yang menjadi ikon di abad 21. Yayoi Kusama dikenal sebagai sosok yang berkarya diberbagai unsur seni ekspresi, termasuk seni rupa, seni pertunjukan, sastra juga busana.

Kecintaan Yayoi terhadap seni tak lepas dari obsesi pada labu polkadot yang merupakan bagian dari karya seninya di Museum MACAN.

Tampak Yayoi menciptakan instalasi khusus labu yang diberi nama All the Eternal Love I Have for the Pumpkins yang dibuat pada tahun 2016 lalu.

2. Karya yang diambil dari masa kecil Yayoi yang positif

Ternyata Ini Kisah di Balik Labu Yayoi KusamaInstagram/@spud2911

Selama perang Dunia II, pasokan makanan di Jepang terganggu, saat itu gudang keluarga Kusama memiliki banyak persedian Labu.

Di Jepang labu dikenal dengan sebutan kabocha, bagi Kusama buah labu adalah kenangan positif yang tersimpan di memori masa kecilnya saat di Matsumotho.

Baca Juga: Tiga Lokasi Pameran Seni Yayoi Kusama, si Ratu Polkadot

3. Sejak kecil tak pernah bosan menggambar labu

Ternyata Ini Kisah di Balik Labu Yayoi KusamaInstagram/@arco.pizzicato

Meski keseharian Kusama memakan labu sejak kecil dan terkadang membuatnya mual, Kusama tak pernah berhenti menggambar labu dalam karyanya. Baginya, labu adalah lambang kenyamanan, kerendahan hati, dan stabilitas.

Selanjutnya kita bisa melihat dalam karya Kusama yang diberi nama The Spirit of The Pumpkins Descended Into The Heaven juga tak lepas dari obsesinya terhadap labu kabocha.

Ternyata labu juga bentuk dari pemulihan Kusama saat pulang ke Jepang.

Kusama juga menggabungkan warna dan bentuk sehingga memberi kesan menarik dan lembut dalam setiap karyanya.

Laporan: Masdalena Napitupulu

Baca Juga: 5 Spot Paling Instagramable di Museum MACAN, Unik Banget!

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya