BPPSDMP Ajak UPT Pendidikan Gelar Penelitian Inovasi dan Teknologi Pangan

Kementan berkomitmen dalam gerakan diversifikasi pangan

Jakarta, IDN Times - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui BPPSDMP terus berkomitmen bersama dalam gerakan diversifikasi pangan dan mendorong para pemangku kepentingan termasuk UPT Pendidikan (Polbangtan Bogor dan Polbangtan Gowa) di bawah BPPSDMP melakukan penelitian inovasi dan teknologi pangan demi keanekaragaman pangan sehat dan bergizi. Penelitian yang dilakukan Dosen Polbangtan Bogor dan Polbangtan Gowa tersebut turut menjalankan salah satu fungsi Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pembelajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat.

Berkenaan dengan itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) pernah menyampaikan bahwa negara Indonesia merupakan negara pertanian. Pertanian adalah solusi dari kehidupan dan sumber kehidupan karena menurutnya sepanjang mau berkeringat dan turun tangan pada sektor pertanian merupakan solusi. Untuk diketahui, dalam pembangunan pertanian ada dua hal yang tidak bisa ditinggalkan di setiap periodenya. Pertama, berbicara tentang kewajiban mewujudkan kedaulatan pangan. Kedua, kedaulatan pangan tidak bermakna apa-apa kalau pelakunya tidak sejahtera. 

1. Kunci pembangunan pertanian ada pada SDM pertanian

BPPSDMP Ajak UPT Pendidikan Gelar Penelitian Inovasi dan Teknologi PanganIDN Times/Kementan

Kepala BPPSDMP Prof. Dedi Nursyamsi juga mengatakan bahwa kunci dari pembangunan pertanian ada pada SDM pertanian pelaku utama dan pelaku usaha. Selain itu, pemangku kepentingan (stakeholder) pertanian lainnya juga memiliki peran. Menurut Dedi, SDM pertanian andal dan berkualitas merupakan ujung tombak kedaulatan pangan. Semua lini pelaku pertanian harus bahu-membahu. Demikian juga dengan dosen sebagai mesin pencetak SDM pertanian.

“Indonesia adalah negara pertanian, negara subur dengan karakter dapat melakukan penanaman sepanjang tahun. Upaya mewujudkan ketahanan pangan dan kedaulatan pangan nasional harus bertumpu pada sumber daya pangan lokal yang mengandung keragaman antardaerah dan harus dihindari sejauh mungkin ketergantungan pada pemasukan pangan,” tutur Dedi.

2. BPPSDMP bersama UPT Pendidikan akan melakukan penelitian inovasi dan teknologi pangan nonberas

BPPSDMP Ajak UPT Pendidikan Gelar Penelitian Inovasi dan Teknologi PanganANTARA FOTO/Aji Styawan

Diversifikasi pangan merupakan upaya untuk mendorong masyarakat agar memvariasi makanan pokok yang dikonsumsi sehingga tidak terfokus pada satu jenis saja. Konsep diversifikasi hanya terbatas pangan pokok sehingga diversifikasi konsumsi pangan diartikan sebagai pengurangan konsumsi beras yang dikompensasi oleh penambahan konsumsi bahan pangan nonberas. 

Diversifikasi pangan juga bermanfaat untuk memperoleh nutrisi dari sumber gizi yang lebih beragam dan seimbang, sejalan dengan teknologi pengolahan, yang bertujuan menciptakan kesadaran masyarakat untuk mengonsumsi aneka ragam pangan dengan prinsip gizi seimbang. Nutrisi dan pangan gizi berimbang amat sangat dibutuhkan untuk meningkatkan imunitas tubuh pada pandemik Covid-19 ini.

Terkait hal tersebut, BPPSDMP bersama UPT Pendidikan (Polbangtan Bogor dan Polbangtan Gowa) melakukan penelitian inovasi dan teknologi pangan nonberas. Polbangtan Gowa akan melakukan penelitian mengenai ekstrasi buah naga pada pembuatan fettuccine, dengan kombinasi tepung terigu dan tepung cassava

Bahan utama yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah tepung terigu, tepung cassava, dan buah naga. Tepung terigu adalah tepung/bubuk halus yang berasal dari biji gandum, dan digunakan sebagai bahan dasar pembuat kue, mi, roti, dan pasta. Untuk diketahui, kata terigu dalam bahasa Indonesia diserap dari bahasa Portugis trigo yang berarti gandum.

Adapun tepung cassava adalah tepung pati yang diekstrak dari umbi singkong. Tepung tapioka juga mempunyai beberapa sebutan lain, seperti tepung singkong atau tepung kanji. Dalam penelitian ini, fettuccine berbahan dasar makanan pokok sebagai pengganti beras dan gizi ditambahkan dari ekstrak buah naga sehingga akan dihasilkan produk diversifikasi pangan pengganti beras yang bergizi.

3. Untuk bisa berkreasi dan berinovasi, Kementan membangun SDM pertanian berkualitas

BPPSDMP Ajak UPT Pendidikan Gelar Penelitian Inovasi dan Teknologi PanganIDN Times/Kementan

Polbangtan Bogor sendiri akan melakukan penelitian mengenai "Potensi Antidiabetes dalam Yogurt Probiotik yang Ditambahkan Kayu Manis, Lidah Buaya, dan Biji Klabet". Penelitian itu menggunakan bahan utama yang mengandung banyak manfaat dan vitamin serta gizi. Yogurt itu dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengonsumsi pangan sehat dan bergizi terlebih yogurt merupakan sesuatu hal yang dianggap keren dan populer di kalangan masyarakat sehingga akan sangat baik jika masyarakat dapat mengonsumsi yogurt sebagai sesuatu makanan yang keren dan makanan antidiabetes.

Pada suatu kesempatan, Kepala Pusat Pendidikan Pertanian menyampaikan bahwa literasi tidak hanya membaca atau menulis, tetapi bagaimana kita mengolah dan mengomunikasikan hasil pembelajaran tersebut sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat luas. Kegiatan penelitian strategis sendiri didukung literasi yang cukup bagus. 

Strategi Kementan membangun SDM pertanian berkualitas melalui literasi bertujuan untuk bisa berkreasi dan berinovasi. Hal itu pun memerlukan referensi apalagi pada masa pandemik Covid-19 ini yang sangat memerlukan akses perpustakaan apalagi digital. Seperti kita ketahui, pada era new normal, protokol kesehatan dalam produksi pertanian, learning from home dan working from home tetap berjalan. Dalam kondisi ini, new normal yang akan dihadapi ialah digitalisasi yang serba online. 

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Kepala Pusat Pendidikan Pertanian ingin penelitian dapat bermanfaat bagi masyarakat luas dan penelitian pada masa new normal dengan beradaptasi dengan segala sesuatu yang serba online, seperti literasi digital (VTR- Pusdiktan)

Topik:

  • Ezri T Suro

Berita Terkini Lainnya