Ini Cerita Sukses Mahasiswa Pasarkan Hewan Kurban Via Digital

Ia mengaplikasikan ilmunya dari Polbangtan Kementan

"Petani milenial adalah modal untuk membangun pertanian di masa yang akan datang," demikian kata Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi. Untuk itu, sebagai upaya mempercepat regenerasi petani, maka dibutuhkan upaya konkret untuk mengajak, memotivasi, dan mendorong para milenial guna berkiprah di sektor pertanian.

"Saat ini telah lahir banyak petani milenial yang memiliki kreativitas sangat tinggi, adaptif, dan inovatif. Untuk tetap memastikan ketersediaan pangan bagi 267 juta penduduk Indonesia di tengah pandemik Covid-19, sektor pertanian harus tetap produktif, maka kita membutuhkan sumber daya manusia (SDM) tangguh," tutur Dedi.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pernah mengungkapkan hal yang sama bahwa pertanian menyelamatkan sebuah bangsa pada saat krisis.

"Kita harus beradaptasi dengan tuntutan di era yang kita hadapi. Covid-19 ini menjadi tanda perubahan paradigma. Itulah tantangan kita hari ini. Dan untuk menjawab tantangan itu diperlukan banyak petani milenial yang mampu untuk bertahan di tengah perubahan-perubahan yang terjadi," kata Mentan.

1. Pemasaran hewan kurban via online yang Feby lakukan dalam rangka learning for home (LFH)

Ini Cerita Sukses Mahasiswa Pasarkan Hewan Kurban Via DigitalIDN Times/Kementan

Untuk meningkatkan kualitas SDM pertanian, Kementan memiliki tujuh politeknik di berbagai penjuru Tanah Air yang siap mencetak job seeker dan job creator di bidang pertanian. Pada masa pandemik Covid-19 ini, mahasiswa kembali ke daerah asal dan pembelajaran dilakukan secara daring. Meski demikian, mahasiswa dituntut untuk dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di perkuliahan dengan membantu memecahkan masalah di petani/kelompok tani di sekitar tempat tinggalnya. Seluruh mahasiswa pun mengawal dan mendampingi petani dalam menyediakan pangan.

Seperti Maretha Febylla yang akrab dipanggil Feby, salah seorang mahasiswa tingkat satu Polbangtan Bogor yang memanfaatkan kegiatan pendampingannya dalam rangka learning from home (LFH), yang memasarkan sapi kurban secara daring. Dengan memanfaatkan Facebook, Instagram, dan WA bersama-sama pengurus kelompok tani Sejahtera Desa Buniwangi Kecamatan Gegerbitung Kabupaten Sukabumi, ia mencoba untuk memasarkan sapi kurban.

2. Pembeli tidak harus datang ke kandang untuk membeli hewan kurban

Ini Cerita Sukses Mahasiswa Pasarkan Hewan Kurban Via DigitalIDN Times/Kementan

Foto dan video Sapi-sapi yang akan dijual, ia publis di Facebook dan IG secara detail satu per satu dengan identitasnya berikut nomor HP yang bisa dihubungi agar mudah dihubungi konsumen. Bila konsumen tertarik dan melanjutkan pembelian, Feby akan mengirim foto surat keterangan kesehatan hewan, proses tawar-menawar, kesepakatan harga, alamat jelas pembeli, dan waktu pengiriman. Jika telah dicapai kesepakatan harga dan terjadi transaksi pembelian, pembayarannya dilakukan melalui transfer.

"Di tengah wabah ini, konsumen tidak harus datang langsung ke kandang untuk membeli sapi kurban tersebut," ungkap Feby.

3. Mahasiswa Polbangtan tetap produktif di tengah LFH dengan mendampingi petani

Ini Cerita Sukses Mahasiswa Pasarkan Hewan Kurban Via DigitalIDN Times/Kementan

Sampai sekarang Feby berhasil menjual 11 ekor sapi untuk kurban ke daerah Palabuhanratu, Warungkondang, Cianjur, bahkan kepada konsumen di Bandung. Tak hanya menjual sapi kurban, ia pun menerapkan ilmu yang dia dapat di Polbangtan dengan memanfaatkan limbah singkong yang melimpah di wilayahnya menjadi casappro yang mampu meningkatkan bobot sapi. Inovasi dan demonstrasi cara pembuatan dan pemberian cassapro pada ternak sapi potong ia terapkan di kelompok tani sejahtera.

"Setelah 10 hari pemberian cassapro tersebut ternyata bisa meningkatkan bobot badan harian sapi sekitar 0,5 kg per ekor per hari pada sapi jenis Peranakan Ongle (PO)," ungkapnya bangga.

Apa yang Feby lakukan diamini koordinator BPP Sukabumi, Diat Sujatman. Ia menjelaskan bahwa mahasiswa Polbangtan tetap produktif saat LFH dengan mendampingi petani.

"Tentunya ada inovasi dari generasi milenial dibandingan petani yang telah senior. Pemanfaatan teknologi digital pun dipercaya mampu untuk membantu petani dalam peningkatan produksi maupun pemasaran," kata Diat.

Senada dengan Diat, Kepala Pusdiktan Idha Widi Arsanti mengatakan, "Ketika melakukan pembelajaran di rumah, kita berharap mahasiswa aktif mendampingi petani di sekitar wilayah tempat tinggalnya. Tentunya mahasiswa tetap harus mengikuti protokol kesehatan Covid-19 di lapangan."

Topik:

  • Ezri T Suro

Berita Terkini Lainnya