Berdayakan Petani, BPPSDMP Kementan Ajak Kadin Amankan Pasokan Pangan 

Ada peluang-peluang baru yang dapat dikerjasamakan keduanya

Jakarta, IDN Times - Pandemik Covid-19 yang melanda seluruh dunia telah memberikan perubahan yang cukup terasa bagi penyediaan pangan secara global. Walaupun laporan dari World Food Program pada April 2019 mengatakan bahwa saat ini supply bahan makanan relatif masih aman, ke depan pandemik Covid-19 akan memberikan tekanan bagi penyediaan pangan, khususnya bagi negara-negara miskin dan negara berkembang.

Menurut FAO, hal yang dikhawatirkan adalah adanya "behavioural change" yang dapat mengguncang pasar. Hal tersebut dimungkinkan ketika misalnya buyer besar gandum yang ada di dunia merasa tidak akan memperoleh pasokan yang cukup sekitar Mei atau Juni 2020, seperti dilansir pada website UN News. Dengan demikian, hal itu dapat memicu adanya krisis pangan global.

1. Indonesia harus mengantisipasi pasokan pangan

Berdayakan Petani, BPPSDMP Kementan Ajak Kadin Amankan Pasokan Pangan IDN Times/Kementan

Kondisi seperti itu menjadikan Indonesia juga harus mulai bersiap diri dengan upaya antisipasi pengamanan pasokan pangan yang melibatkan seluruh pihak mulai dari hulu sampai hilir. Pasokan pangan berawal dari petani yang memproduksi bahan pangan. Pangan kemudian dipasarkan mitra petani dengan melibatkan jalur logistik yang baik untuk membawa bahan pangan tersebut sampai ke konsumen.

Dengan melihat adanya disrupsi khususnya dalam penyediaan pangan pertanian, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) menginisiasi langkah konkret pemberdayaan petani bersama dengan Kadin dalam sebuah FGD melalui video conference pada Senin (13/04) lalu.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) pun mengarahkan bahwa salah satu program utama Kementerian Pertanian adalah penyediaan pangan bagi 267 juta penduduk Indonesia sehingga pertanian tidak boleh berhenti. Hal itulah yang mendorong BPPSDMP merespons arahan tersebut.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi, juga mengingatkan seluruh jajarannya agar bersinergi dengan instansi terkait adalah sebuah solusi pada era disrupsi akibat pandemik Covid-19 ini.

"Disrupsi ini luar biasa dan kita tidak bisa berjalan sendiri. Kita perlu mendapat support dari swasta seperti Kadin," ungkap Dedi.

2. Masalah stok pangan dapat dipecahkan dengan berkolaborasi bersama instansi lain

Berdayakan Petani, BPPSDMP Kementan Ajak Kadin Amankan Pasokan Pangan Ilustrasi petani memanggul gabah usai panen di areal persawahan padi. ANTARA FOTO/Aji Styawan

Ketua Kompartemen Hortikultura Kadin, Karen Tambayong, yang sekaligus sebagai petani hortikultura juga menyampaikan hal senada bahwa untuk memecahkan permasalahan penyediaan pangan, berkolaborasi dengan instansi lain sangat penting untuk dilakukan.

"Kami kemarin berkoordinasi dengan BNPB agar mengizinkan kami untuk melakukan distribusi logistik khususnya hortikultura ke beberapa kota tujuan kami baik di Jawa maupun Sumatera," ujarnya.

PT Pos Logistik dan PT KAI pun langsung merespons hal tersebut. Menurut Karen, hal terpenting dalam situasi seperti ini adalah bagaimana selain memecahkan permasalahan logistik, tetapi juga tetap menjaga agar petani tetap sehat karena merekalah yang langsung bergerak di lapangan.

3. Peluang-peluang yang dapat dikerjasamakan antara BPPSDMP Kementan dan Kadin

Berdayakan Petani, BPPSDMP Kementan Ajak Kadin Amankan Pasokan Pangan IDN Times/Kementan

Hasil FGD tersebut mengidentifikasi beberapa peluang-peluang baru yang bisa dikerjasamakan antara BPPSDMP dan Kadin antara lain:

1.Melakukan proses bridging antara budidaya (supply) dan kebutuhan produk pertanian di industri maupun konsumen di hilir (demand),

2. Melakukan peningkatan kapasitas petani melalui pelatihan online maupun pendampingan oleh penyuluh pertanian serta dukungan yang intensif dari produsen mitra Kadin untuk budi daya sesuai kebutuhan dengan memahami lebih baik GAP, GMP, GHP. Di samping juga menerapkan aspek keamanan dan keselamatan para petani dengan protokol lapangan pencegahan Covid-19,

3. Melakukan pilot project semacam close loop, dengan menyinergikan para pelaku usaha pertanian dalam suatu kostratani sebagai pusat gerakan ekonomi,

4. mengoneksikan para duta pertanian milenial dan duta pertanian andalan yang memanfaatkan teknologi informasi dengan penyedia logistik yang cukup kompetitif untuk mendukung kelancaran distribusi produk mereka ke konsumen.

Topik:

  • Ezri T Suro

Berita Terkini Lainnya