Program Kemitraan Jadi Kunci Berhasilnya Pelestarian Lanskap Sumsel  

Libatkan peran pihak swasta dan masyarakat

Madrid, IDN TimesPartnership atau kemitraan menjadi kunci sukses keberhasilan kelola sumber daya alam. Aktor di tingkat multiskala, tingkat lapang atau praktisi, di tingkat nasional dan internasional, baik secara individual maupun berkelompok, sebagai pemerintah, nonpemerintah maupun swasta, menentukan isu penggunaan sumber daya alam masa kini maupun masa mendatang.

Demikian kesimpulan diskusi panel ‘Partnership in Sustainable Landscape Management in South Sumatra as a Model for Climate Action’ yang diselenggarakan di Paviliun Indonesia dalam perhelatan Konferensi Perubahan Iklim (COP25 Madrid) pada Kamis, (5/12) yang dipandu Penasihat Senior Menteri LHK, Soeryo Adiwibowo.

1. Konsistensi leadership adalah kunci keberhasilan kelola lanskap Dangku Sembilang

Program Kemitraan Jadi Kunci Berhasilnya Pelestarian Lanskap Sumsel  IDN Times/KLHK

Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), Wiratno, menekankan bahwa kemitraan dengan melibatkan aktor di berbagai level dan berbagai institusi merupakan kunci keberhasilan pelestarian lanskap di lokasi Dangku Sembilang Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.

Wiratno juga menambahkan, kerja sama antara Pemkab Musi Banyuasin, Balai KSDA Sumatra Selatan, dan Pemprov Sumatra Selatan dengan lembaga konservasi internasional ZSL, yang juga dikawal di tingkat nasional telah menunjukkan hasil yang semakin menggembirakan.

Konsistensi leadership mulai dari pusat, kabupaten sampai dengan ke tingkat tapak menjadi faktor kunci untuk keberhasilan kelola lanskap Dangku Sembilang.

2. Penjelasan Program Koordinator ZSL

Program Kemitraan Jadi Kunci Berhasilnya Pelestarian Lanskap Sumsel  IDN Times/KLHK

Program Koordinator ZSL, Dicky Simorangkir, menegaskan bahwa program kemitraan merupakan langkah strategis untuk mencegah dampak negatif dari lemahnya koordinasi pembangunan sektoral. Di samping itu, kemitraan lanskap juga berpotensi mencegah konflik penggunaan ruang di tingkat lokal, meminimalkan konflik akses sumber daya serta menghindari risiko penguasaan lahan.

Program tersebut melibatkan pihak swasta dan masyarakat setempat untuk mendorong konservasi zona riparian, mendorong pelaksanaan HCV di berbagai lokasi: termasuk di wilayah kandungan karbon tinggi, pertambangan, perkebunan dan juga pemukiman lokal.

Program kemitraan di tingkat lanskap berhasil menyelamatkan hutan yang tersisa di Musi Banyuasin, serta merestorasi habitat satwa langka, membangun perekonomian setempat, dan juga menciptakan koridor satwa.

Topik:

  • Marwan Fitranansya
  • Ester Ajeng

Berita Terkini Lainnya