Wujudkan Regenerasi Petani, Pusdiktan Optimalkan Pendidikan Vokasi

Pendidikan vokasi perkuat karakter generasi muda pertanian

Jakarta, IDN Times - Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya mewujudkan regenerasi petani yang berkelanjutan melalui pendidikan tinggi vokasi pertanian di politeknik lingkup Kementan. 

Pendidikan di politeknik lingkup Kementan bertujuan memperkuat karakter generasi muda pertanian yang profesional, cerdas, jujur, dan mandiri sebagai wirausahawan muda di bidang pertanian. Program pendidikan yang diselenggarakan ialah Sarjana Terapan dan Diploma III. 

Untuk tetap mengoptimalkan pendidikan vokasi di tengah pandemik, Pusat Pendidikan Pertanian (Pusdiktan) BPPSDMP melaksanakan kuliah umum yang diikuti perwakilan mahasiswa dan dosen politeknik lingkup Kementerian Pertanian se-Indonesia melalui konferensi video, Selasa (8/9).

1. Proses pembelajaran mahasiswa Polbangtan dilaksanakan secara daring dan blended learning

Wujudkan Regenerasi Petani, Pusdiktan Optimalkan Pendidikan VokasiIDN Times/Pusdiktan

Dalam kuliah umum tersebut, Kepala BPPSDMP Prof Dedi Nursyamsi menyampaikan bahwa proses pembelajaran mahasiswa Polbangtan seluruh Indonesia dan PEPI dilaksanakan secara daring dan blended learning pada masa pandemik COVID-19.

"Meskipun melalui daring, tetap harus terpenuhi kompetensi dan capaian pembelajarannya,” ungkapnya.

2. Masa pandemik COVID-19 adalah masa kebangkitan dunia pendidikan pertanian dengan era digital

Wujudkan Regenerasi Petani, Pusdiktan Optimalkan Pendidikan VokasiIDN Times/Pusdiktan

Komisi IV DPR RI, Dedi Mulyadi, selaku narasumber pada kuliah umum tersebut mengatakan bahwa penyelenggaraan pendidikan vokasi pertanian perlu diarahkan kepada peningkatan pemahaman terhadap sistem ideologi, karakter budaya bangsa, dan pembangunan pertanian secara holistis dengan kriteria Indonesia utuh, yaitu kesatuan antara negara dan masyarakat, yang terdiri atas empat nilai, yaitu tanah, air, udara, dan matahari. 

"Pertanian adalah satu kesatuan utuh yang tidak terbatas berorientasi produk, tetapi juga sosial budaya. Pertanian adalah agama yang mengajarkan ikatan antara manusia dan alam. Pertanian adalah lembaga yang dapat meningkatkan derajat kesejahteraan dan kesehatan manusia. Masa pandemik COVID-19 adalah masa kebangkitan dunia pendidikan pertanian dengan era digital tanpa mengurangi makna dan tujuan pendidikan sesungguhnya. Pendidikan pertanian harus mengajarkan menanam untuk pembangunan,” jelasnya.

3. Paradigma bertani harus diorientasikan ke skala yang lebih modern

Wujudkan Regenerasi Petani, Pusdiktan Optimalkan Pendidikan Vokasipaktanidigital.com

Mantan Bupati Purwakarta tersebut juga mengatakan bahwa paradigma bertani harus diorientasikan ke skala yang lebih modern dan mendorong semangat bertani untuk menjadi investor. 

“Pengembangan usaha pertanian harus disesuaikan dengan kebutuhan dan potensi wilayah masing-masing sehingga akan memberikan manfaat yang signifikan terhadap kesejahteraan petani tanpa mengganggu kelestarian alam, adat, dan budaya setempat,” pungkas Dedi.

Topik:

  • Marwan Fitranansya

Berita Terkini Lainnya