[EKSKLUSIF] Sabrina dan Elena, Tergerak Bantu Sesama dari Usia Belia

#AkuPerempuan Muda bukan berarti tak bisa

Jakarta, IDN Times - Lima tahun lalu, saat Sabrina dan Elena Bensawan masing-masing masih berusia 16 dan 14 tahun, Saab Shares lahir dari tangan mereka. Berbekal keinginan untuk membantu orang-orang yang tidak memiliki kesempatan pendidikan, kesehatan, dan ekonomi yang sama, Sabrina dan Elena ingin dan serius untuk terjun membantu langsung.

Saab Shares adalah yayasan sosial dengan fokus pada masalah pendidikan dan kesehatan bagi anak-anak kurang mampu, juga pemberdayaan perempuan dari keluarga prasejahtera.

Tak terasa, 5 tahun sudah kakak-beradik generasi milenial ini berjuang lewat Saab Shares. Tercatat, lebih dari 10.000 anak telah menerima bantuan mereka, baik di bidang pendidikan maupun kesehatan. Kaum perempuan pun dilibatkan dalam lini fashion batik Heritage, yang khusus didirikan sebagai salah satu sumber pendanaan Saab Shares. Perempuan-perempuan yang terlibat di dalamnya diajarkan beragam keterampilan, seperti membatik, memasang payet, dan lain sebagainya.

Sabrina dan Elena yang percaya dengan konsep start small and now ini, bahkan telah diganjar penghargaan Forbes 30 Under 30 2019, di usianya yang masih termasuk dalam generasi milenial.

Apa yang membuat mereka terdorong melakukan itu semua? Ikuti kisahnya di IDN Times.

 

Baca Juga: Kisah Inspiratif Nurjanah, dari Cleaning Service hingga Jadi Penulis

1. Adakah kisah tertentu yang membuat kalian mendirikan Saab Shares?

[EKSKLUSIF] Sabrina dan Elena, Tergerak Bantu Sesama dari Usia BeliaDok. Saab Shares

Sabrina: Awalnya, di ulang tahun saya yang ke-16 tahun 2014, mama kasih ide teman-teman tidak usah bawa kado, tapi berupa uang saja untuk dibelanjakan kebutuhan oma dan opa di panti jompo. Dari kegiatan itu, kami lantas berkunjung ke kolong jembatan dan bantaran kereta api. Gak cuma sekali, kami bolak-balik ke sana untuk cari tahu sumber permasalahan kondisi mereka. Not easy for us, tapi kalau hanya lihat di permukaan, kami tidak akan tahu sumber masalah sesungguhnya sehingga tidak akan bisa memecahkan permasalahannya. Melihat kondisi banyak yang tidak peduli akan pendidikan dan kesehatan, membuat kami makin bertekad untuk melakukan sesuatu.

Elena: Dari awalnya berkunjung ke panti jompo, terus ke kolong jembatan dan bantaran kereta api itu, kami terinspirasi dan termotivasi untuk membuat program-program yang dapat mengatasi masalah-masalah mereka. We have to do something. Kami berpikir untuk membantu siapa pun yang membutuhkan, tanpa memandang suku, agama, atau etnis. Akhirnya, diputuskan untuk membangun Saab Shares yang fokus ke 3 pilar, yaitu pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan perempuan. Hal-hal yang menurut kami krusial untuk memberantas kemiskinan.

2. Kenapa memutuskan untuk mendirikan yayasan sosial? Tidak adakah metode lain yang terpikir waktu itu, semisal mendermakan sejumlah dana tertentu?

[EKSKLUSIF] Sabrina dan Elena, Tergerak Bantu Sesama dari Usia BeliaDok. Saab Shares

Sabrina: Pada waktu itu, kami berpikir harus membuat program yang dampaknya berjangka panjang, supaya perubahan juga jangka panjang dalam kehidupan penerima bantuan dari Saab Shares. Istilahnya, memberi “ikan” hanya akan membantu mereka beberapa kali makan, tapi jika diberi pancingan, mereka bukan saja bisa makan, tapi bisa memberi makan keluarga, bahkan bisa mengubah hidup keluarga mereka hingga ke generasi-generasi berikutnya.

3. Apa langkah pertama yang disiapkan untuk mendirikan Saab Shares?

[EKSKLUSIF] Sabrina dan Elena, Tergerak Bantu Sesama dari Usia BeliaDok. Saab Shares

Sabrina: Langkahnya sangat kecil, yang kami pikirkan hanya bahwa harus take action, jangan terlalu banyak pertimbangan. Kami mulai dengan membantu orang-orang di kolong jembatan dan daerah marginal sambil belajar lebih banyak tentang pola pikir mereka dan kenapa mereka stuck di lingkar kemiskinan.

Elena: Langkahnya cukup simpel, kami mulai dengan membuka akun Instagram, dengan tujuan ingin menggungah foto aktifitas sosial yang masih kami biayai sendiri, supaya menginspirasi anak muda lain untuk melakukan hal yang sama (berbagi).

4. Di awal Saab Shares berdiri, apa kendala yang dirasakan paling berat dan bagaimana mengatasinya?

[EKSKLUSIF] Sabrina dan Elena, Tergerak Bantu Sesama dari Usia BeliaDok. Saab Shares

Sabrina: Tantangannya adalah untuk mengubah mindset penerima bantuan. Mengubah pola pikir bahwa anak pemulung tidak selalu akan menjadi pemulung. Mereka bisa sukses asal mereka mau belajar, kerja keras, dan mempunyai akhlak baik. Mengubah pola pikir bahwa pendidikan itu penting, investasi jangka panjang paling berharga. Dan juga di awal berjalannya Saab Shares, selain harus menjalankan responsibility sebagai pelajar, menjalankan Saab Shares, kami juga harus menjalankan usaha untuk mendukung Saab Shares. Awalnya kami kesulitan untuk mengatur waktu.

Elena: Kami dulu malah dimarahin sama ibu-ibu di kolong jembatan, mereka bilang, "Ngapain anak-anak belajar, mendingan ngemis biar dapat uang." Kami mau membuka cara berpikir mereka, bahwa anak-anak mereka bisa jadi jauh lebih baik dari mereka, bisa menjadi arsitek, pengusaha, pengacara, dan lain sebagainya. Kami selalu memotivasi mereka untuk bermimpi besar, juga untuk selalu punya keinginan yang besar untuk belajar dan berubah. Itu gak gampang, karena harus dilakukan secara terus-menerus dan konsisten. Juga untuk membuka pikiran mereka supaya mau bekerja produktif, mau berpenghasilan. Mereka bisa meningkatkan taraf hidup keluarga mereka dan menyadarkan ibu-ibu bahwa mereka bisa jadi pahlawan dalam keluarga. Kami mengatasinya dengan cara tidak memaksakan pikiran kami ke pikiran mereka. Untuk mengerti pikiran mereka, berbicara dengan mereka dari hati ke hati, dengan kekeluargaan. Dan walaupun di awal banyak penerima bantuan yang menyalahartikan niat baik, kami selalu yakin dan percaya ada satu hal yang mereka semua dapat rasakan, yaitu bahasa kebaikan.

5. Bagaimana membuat semangat terus menyala dalam menjalankan Saab Shares?

[EKSKLUSIF] Sabrina dan Elena, Tergerak Bantu Sesama dari Usia BeliaDok. Saab Shares

Sabrina: Pasti dalam menjalankan apa pun ada up and down. Tapi balik lagi, kita selalu fokus ke visi kita di awal. Seberapa banyak kendala yang kita hadapi, kita tidak menyerah karena visi kita lebih besar dari kendala yang ada.

Elena: 3 hal yang membuat saya selalu semangat, pelayanan saya di Saab Shares adalah bentuk rasa syukur kepada Tuhan, visi saya untuk melihat Indonesia maju, dan passion. Menjalankan Saab Shares, menolong orang, mengubah hidup orang menjadi lebih baik, merupakan kebahagiaan yang luar biasa dan memberi makna dalam hidup saya. Up and down, nangis, sedih pasti pernah, tapi sekali pun juga tidak pernah terpikirkan untuk menyerah atau berhenti.

6. Menurut kalian, sejauh mana social enterprise efektif untuk menuntaskan masalah-masalah yang ada di masyarakat kita?

[EKSKLUSIF] Sabrina dan Elena, Tergerak Bantu Sesama dari Usia BeliaDok. Saab Shares

Sabrina: Salah satu kelebihan social enterprise adalah sustainability. Memang semua social enterprise memiliki business model, visi, atau cara running yang berbeda. Tapi dengan sustainability, itu akan meningkatkan kemungkinan dampak yang diberikan lebih berjangka panjang.

Elena: Ada sebuah kutipan, "No act of kindness, no matter how small, is ever wasted." Saya percaya, setiap tindak kebaikan sangatlah berarti. Tapi, saya juga sadar bahwa sebanyak apa pun kegiatan sosial kami, dan dampak positif yang diciptakan, kami sadar kami terbatas dengan waktu, tenaga, dan faktor lainnya. Satu yang saya yakin, kita tidak bisa bantu semua orang, tapi semua orang bisa bantu seseorang. Tentunya dengan bergotong-royong, bergandengan tangan, kita semua bisa memajukan negara tercinta Indonesia. Kami harap kami dapat menginspirasi remaja lainnya untuk melakukan hal yang sama, menebar kebaikan dan semangat positif, agar perubahan yang baik dapat terjadi di mana-mana.

7. Apa mimpi dan harapan kalian berikutnya untuk Saab Shares?

[EKSKLUSIF] Sabrina dan Elena, Tergerak Bantu Sesama dari Usia BeliaDok. Saab Shares

Sabrina: Membuka Rumah Belajar di seluruh daerah terpencil di Indonesia yang tentunya bukan saja membantu anak-anak, tapi juga membantu meningkatkan kehidupan seluruh masyarakat di daerah itu.

Elena: Create greater impacts, ekspansi ke titik-titik lainnya di seluruh Indonesia. Mengembangkan program lain seperti entrepreneurship atau kewirausahaan agar mempersiapkan generasi penerus bangsa untuk bisa bersaing dan menjadi orang yang mandiri.

8. Apa pesan buat generasi milenial Indonesia?

[EKSKLUSIF] Sabrina dan Elena, Tergerak Bantu Sesama dari Usia BeliaDok. Saab Shares

Sabrina: Semua dari kita pasti bisa berdampak positif dengan cara masing-masing. Dengan passion, kerja keras, ketekunan, dan konsistensi, semua pasti bisa dilakukan.

Elena: Saya percaya kita semua dilahirkan dengan talenta, bakat, dan kelebihan kita masing-masing. Hal yang terbaik yang kita bisa lakukan adalah kembangkan terus potensi kita dan cari passion kita. Pakailah talenta, kemampuan, dan passion untuk sesuatu yang bermanfaat untuk orang lain. Gak harus jadi aktivis sosial. Saya percaya semua orang punya porsinya masing-masing. Semua orang bisa bermanfaat dan berkontribusi dengan caranya masing-masing. Misalnya, dengan menjadi pengusaha yang baik, kita bisa membuka lapangan pekerjaan.

Baca Juga: Meyda Bestari, Kenalkan Teater Boneka ke Seluruh Lapisan Masyarakat

Topik:

  • Elfida

Berita Terkini Lainnya