Hasil Penjurian Sayembara Desain IKN Dinilai Tidak Sesuai Realitas

Kritik pengamat lingkungan dari Penajam Paser Utara

Penajam, IDN Times - Pemenang sayembara gagasan desain kawasan Ibu Kota Negara yang dilaksanakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah diumumkan. Pemenang utama sayembara ini Urban + dengan desain Nagara Rimba Nusa dinilai tidak sesuai dengan realitas lapangan lokasi yang akan dijadikan sebagai kawasan IKN tersebut.

"Desain yang menjadi pemenang dengan tema Nagara Rimba Nusa saya nilai tidak sesuai dengan realitas kondisi lapangan," ujar Nicko Herlambang, pengamat lingkungan yang juga warga Penajam Paser Utara kepada IDN Times, Senin (23/12)

Menurut Nicko yang merupakan alumni S2 Ilmu Lingkungan Universitas Mulawarman (Unmul), pemenang sayembara desain ibu kota negara dengan tema Nagara Rimba Nusa tersebut dalam penerapan konsepnya justru mencerminkan eksploitasi berlebih terhadap areal bakau yang seharusnya dikonservasi.

Nicko menilai penempatan areal eks tebangan PT ITCI Hutani Manunggal (IHM) untuk menjadi areal hutan yang tidak digunakan kurang tepat. Pada areal tersebut justru memiliki kontur bukit unik dan sekarang dalam kondisi gundul setelah di panen.

1. Eksploitasi berlebih pada areal pesisir IKN berpotensi menimbulkan konflik dengan masyarakat

Hasil Penjurian Sayembara Desain IKN Dinilai Tidak Sesuai RealitasNicko Herlambang (IDN Times/ Istimewa)

Selain itu, tambahnya, eksploitasi berlebih pada areal pesisir IKN berpotensi menimbulkan konflik dengan masyarakat asli dan atau pendatang.

"Konsep desain ini saya nilai juga tidak sejalan dengan plotting areal IKN terkait zona inti sejatinya dipilih karena merupakan areal eks kawasan hutan yang lebih mudah dikonversi tanpa ada penggantian lahan," tutur Nicko.

Desain itu juga, tambahnya, tidak mencerminkan kondisi kontur real di lapangan yang masuk kategori perbukitan bergelombang dan tidak ada ciri khas desain yang menggambarkan kondisi real tersebut. Selain, tidak memperhatikan sedimentasi alluvial, dataran banjir, dan areal Daerah Aliran Sungai (DAS) di sekitar kawasan.

 

Baca Juga: Pemenang Desain Ibu Kota Baru, Arsitek yang Juga Garap Kalimalang

2. Para juri dinilai mengabaikan beberapa persyaratan

Hasil Penjurian Sayembara Desain IKN Dinilai Tidak Sesuai RealitasNagara Rimba Nusa sebagai pemenang sayembara desain IKN (IDN Times/ Kemenkoinfo RI)

Para juri, sebutnya, agaknya sepakat terpaksa untuk mengabaikan beberapa persyaratan yang dianggap prematur atau masih belum urgen. Diantaranya yaitu, strategi implementasi atau business plan, intensitas bangunan seperti Koefisien Dasar Bangunan (KDB), Garis Sempadan (GS), Koefisien Lantai Bangunan (KLB), Tinggi Bangunan (TB), Koofisien Bangunan (KB) dan Koefisien Dasar Hijau (KDH), pola ruang, langgam daerah setempat serta kondisi eksisting.

"Agaknya para juri akhirnya sepakat untuk membaca gagasan desain melalui image atau gambar, ketimbang tulisan, pendekatan semacam ini hanya bisa dilakukan apabila gambar perspektif yang disajikan memang cukup besar, minimal meliputi seluruh area Kawasan Inti Pusat Pemeritahan (KIPP) atau kalau memungkinkan Kawasan IKN," beber Nicko.

Dirinya menilai, karena metodologinya adalah memilih dulu 25 karya dari 257 karya secara cepat dengan menggunakan pendekatan gambar yang besar, maka menjadi wajar kalau akhirnya Kerangka Acuan Kerja (KAK) tidak sinkron dengan sistem penjurian. Hasilnya adalah gambar kota dengan bangunan-bangunan tinggi, seperti memindahkan Jakarta ke Kalimantan.

3. Kearifan lokal tidak nampak dalam desain

Hasil Penjurian Sayembara Desain IKN Dinilai Tidak Sesuai RealitasMiniatur pemenang desain ibu kota negara. (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Selain itu, ungkap Nicko,  kearifan lokal yang tercermin dari diadopsinya langgam desain dan corak yang mencerminkan representasi tiga suku asli Kaltim berada di areal IKN yaitu Paser, Kutai dan Dayak tidak terlihat.

"Kalau di term of reference sayembaranya memang nanti yang menang desainnya tidak final dipakai, karena bakal digabung sama juara 1, 2 dan 3, oleh konsultan feasibility study internasional yang ditunjuk untuk berkolaborasi. Tetapi jika dibiarkan, maka roh kota dengan cita rasa nusantara dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika akan hilang termasuk keberadaan masyarakat adat sekitar IKN," pungkasnya

Baca Juga: Urban+ Pemenang Utama Sayembara Desain Ibu Kota Baru, Raih Rp2 Miliar!

Topik:

  • Mela Hapsari

Berita Terkini Lainnya