Dari Badak Hingga Harimau Langka Hampir Punah, Masih Teledorkah Pemerintah?

Jual beli ilegal masih terjadi

Bukan menjadi rahasia lagi Indonesia menyimpan keberagaman satwanya. Namun, akibat perusakan hutan, jual-beli ilegal sampai perburuan membuat sejumlah binatang kehilangan lokasi tempat tinggalnya dan nyawanya sendiri. Hewan-hewan khas Indonesia pun semakin langka dan hampir punah.

Dari Badak Hingga Harimau Langka Hampir Punah, Masih Teledorkah Pemerintah?Sumber Gambar: dw.com

Seperti dilansir BBC Indonesia, Taman Nasional Batang Gadis, Sumatera Utara masih menyimpan hewan-hewan langka. Hewan-hewan tersebut terlihat oleh kamera jebak yang dipasang selama 30 hari dan menghasilkan penemuan yang luar biasa. Akan tetapi, jumlah-jumlah tersebut diyakini semakin tipis di Indonesia.

Penyelundupan dan jual-beli ilegal.

Dari Badak Hingga Harimau Langka Hampir Punah, Masih Teledorkah Pemerintah?Sumber Gambar: mongabay.co.id

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pun sudah melakukan beberapa penangkapan terhadap kasus ini. Terakhir, pada Januari silam, KLHK menangkap seorang tersangka perdagangan ilegal satwa liar di Jakarta. Dari hasil penangkapan itu, mulai dari kulit, hewan hidup, sampai hewan yang diawetkan pun diperjualbelikan.

Lemahnya hukum dalam negeri.

Dari Badak Hingga Harimau Langka Hampir Punah, Masih Teledorkah Pemerintah?Sumber Gambar: jurnalasia.com

Terutama terkait kasus-kasus hewan langka ini, hanya sedikit undang-undang di Indonesia yang mengaturnya. Salah satunya adalah Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Itupun dengan sanksi penjara paling lama lima tahun dan denda maksimal 100 juta rupiah. Masa penjara dan denda yang kecil membuat peraturan ini dianggap lemah.

Dari Badak Hingga Harimau Langka Hampir Punah, Masih Teledorkah Pemerintah?Sumber Gambar: news.detik.com

Hal tersebut juga diakui oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya pun mengakui bahwa hukuman yang diberikan pada tersangka dari Undang-undang tersebut masih lemah dan tidak akan mudah memberikan efek jera.

Baca Juga: "Bagan Badak Race" Angkat Pariwisata Indonesia di Mancanegara

Langkah pemerintah masih minim dan terus kecolongan.

Dari Badak Hingga Harimau Langka Hampir Punah, Masih Teledorkah Pemerintah?Sumber Gambar: mongabay.co.id

KLHK memang masih gencar dalam melindungi satwa liar dan langka. Sejauh ini langkah-langkah positif juga terus dilakukan seperti pengawasan terhadap perdagangan liar, kepemilikan ilegal, serta juga pemberdayaan seperti dibuatkan suaka, Taman Nasional serta hutan restorasi di sejumlah daerah.

Dari Badak Hingga Harimau Langka Hampir Punah, Masih Teledorkah Pemerintah?Sumber Gambar: teropongsenayan.com

Meski begitu, pemerintah masih kecolongan. Pemerintah masih bisa dilangkahi dalam pemenuhan nafsu para pemburu dan kolektor ilegal. Siti Nurbaya menambahkan kalau kontrol dan pengawasan terhadap perdagangan satwa secara ilegal masih sangat lemah.

Tersebar di seluruh negeri, tapi diincar oleh orang-orang keji.

Dari Badak Hingga Harimau Langka Hampir Punah, Masih Teledorkah Pemerintah?Sumber Gambar: foto.kompas.com

Taman Nasional Gadis Batang di Sumatera Utara menjadi salah satu lokasi konservasi yang masih menyimpan keindahan satwa Indonesia. Mulai dari Beruang Madu, Harimau Sumatera, Kijang Sumatera sampai Kancil. Sayangnya, bukan hanya pemerintah, tapi masyarakat sendiri, terutama para pelaku perburuan masih dengan mudahnya menangkap dan membunuh hewan-hewan tersebut.

Contoh saja Badak Sumatera dan Harimau Sumatera yang diperkirakan WWF Indonesia hanya tinggal kurang dari 200 dan 400 di seluruh Indonesia. Memang dengan disematkan 'Sumatera', hewan-hewan tersebut bukan hanya ada di pulau Sumatera, tapi juga tersebar di seluruh Indonesia.

Dari Badak Hingga Harimau Langka Hampir Punah, Masih Teledorkah Pemerintah?Sumber Gambar: kaltimanakbangsa.com

Terbaru adalah ditemukannya Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) di Kutai Barat, Kalimantan Timur pada 12 Maret 2016 dan diberi nama Najag. Akan tetapi, Najag mati pada awal April silam karena infeksi luka di bagian kaki akibat proses penangkapan yang kurang hati-hati. Tali pit yang digunakan melukai kaki Najag sedalam satu cm.

Baca Juga: Masihkah Kamu Diam Dengan Ulah Mereka yang Mengancam Keselamatan Mereka?

Topik:

Berita Terkini Lainnya