Longsor Jawa Tengah: Warga Matikan Sirene dan Sensor Longsor Dijadikan Jemuran

Faktor manusia juga harus diperhitungkan.

Longsor dan banjir terjadi di sejumlah lokasi rawan di Jawa Tengah, seperti Purworejo, Kebumen, Rembang, Banyumas dan Sukoharjo. Bencana tersebut menimpa setelah hujan deras yang terjadi selama hari Jumat (17/6). Kemudian, pada Sabtu (18/6) banjir mulai terjadi di titik-titik rawan di Jawa Tengah. Minggu (20/6) terjadi longsor pada lokasi lainnya.

Akibatnya, data saat ini, lebih dari 50 orang hilang dan meninggal. Hal ini pun membuat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mendapat sorotan. Namun, BNPB pun menjelaskan bagaimana tim mereka berusaha menanggulangi masalah ini.

Warga tidak mengindahkan sensor yang telah dipasang.

Longsor Jawa Tengah: Warga Matikan Sirene dan Sensor Longsor Dijadikan Jemurankompas.com

Seperti dilansir kompas.com, menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, timnya telah melakukan usaha preventif terhadap bencana longosr dan banjir setelah tahu intensitas hujan tinggi di Jawa Tengah. Kemudian, setelah fenomena La Nina pun BNPB sudah memberikan peringatan dan menyusun rencana untuk mengungsikan warga.

Namun, tindakan paling cepat dan baik, menurut Sutopo yang telah dilakukan BNPB adalah pemasangan sensor pendeteksi di titik-titik rawan longsor. Sutopo mengaku, pemasangan ini akan sangat berguna bagi warga agar lebih was-was dan dapat menyelamatkan banyak nyawa.

Sayangnya, warga tidak mengindahkan sensor tersebut. Sutopo menyebutkan, warga malah menyalahgunakan sensor bahkan mematikan sensor. Ada sensor yang dijadikan tempat menjemur pakaian oleh warga, kemudian ada juga sirene yang sengaja dimatikan karena suara yang dianggap membuat cemas. Terbaru, ada yang mencuri baterai dari sensor tersebut.

Sutopo pun menjelaskan kalau pada akhirnya ada dua faktor yang memengaruhi tingkat dampak bencana. Bukan hanya faktor alam yang selalu dipermasalahkan orang-orang, tapi juga faktor manusia.

Baca Juga: Ini 10 Bencana Alam Terparah yang Terjadi Sepanjang Tahun 2015

Bukan hanya sensor, rumah-rumah warga dekat dengan longsor.

Longsor Jawa Tengah: Warga Matikan Sirene dan Sensor Longsor Dijadikan Jemuranvoaindonesia.com

Sutopo mengatakan rumah yang tertimpa longsor adalah yang berdiri tidak jauh dari bukit. Bukit-bukit tersebut juga diketahui rawan longsor. Kemudian, warga yang sudah mengingatkan bahaya tersebut pun tidak mengindahkan peringatan. Memang tanah-tanah di daerah tersebut, diakui Sutopo, memilik harga yang lebih murah. Masalah perekonomian juga menjadi alasan warga enggan bangun rumah di lokasi lain.

Sampai saat ini, sebanyak 47 orang tewas, sementara 15 orang masih hilang dan ratusan orang terluka. Kemudian, rumah yang rusak tertimbun mencapai 19 dan masih ada 41 unit yang terendam. Selain itu tiga jembatan juga dinyatakan rusak. Tim gabungan Polri dan TNI masih melakukan pencarian dan penyelamatan, anjing pelacak pun diturunkan untuk membantu.

Baca Juga: 8 Hal Kecil Ini Dapat Mencegah Terjadinya Bencana Alam

Topik:

Berita Terkini Lainnya