Meski Sudah Bayar BPJS, Balita Ini Ditolak 6 Rumah Sakit Sampai Dia Meninggal

Katanya ini program pemerintah

Sebuah keluarga yang baru mendapat momongan pasti berharap dipenuhi dengan kebahagiaan. Namun, bagaimana jadinya ketika bayi mereka yang baru berusia 2,9 tahun meninggal dunia karena tidak adanya pelayanan kesehatan yang layak? Hal tersebut menjadi duka bagi keluarga M Rizki Akbar yang meninggal awal pekan ini akibat jaminan sosialnya ditolak.

Enam rumah sakit dari Tangerang sampai Jakarta dikabarkan menolak keanggotaan Badan Penyelengara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS). Program dari pemerintah Indonesia ini tidak diterima oleh rumah sakit tersebut. Selain itu, kabar yang sempat viral di sosial media Facebook Yuli Supriati ini berawal dari Rizki yang sakit keras, tapi disebut hanya radang biasa.

Enam rumah sakit tidak memberikan pelayanan sesuai BPJS Kesehatan.

Meski Sudah Bayar BPJS, Balita Ini Ditolak 6 Rumah Sakit Sampai Dia Meninggaldjangkarubumi.com

Dalam akun Yuli diceritakan ayah Rizki, Latief malam itu berjibaku menyelamatkan kondisi sang putra yang semakin memburuk. Kisah perlakukan institusi kesehatan yang tidak adil mulai dari Puskesmas daerah Bonang, Tangerang dekat rumahnya. Setelah itu Latief bahkan sempat memeriksakan kondisi sang putra ke Rumah Sakit Jantung di Jakarta.

Alasan klise yang diterima adalah DP besar harus dibayarkan oleh Latief sebelum anaknya masuk rumah sakit. Kemudian, kedua orangtua Rizki membawa ke Rumah Sakit Swasta Eka Hospital, BSD City, Tangerang. Dalam Eka Hospital, Latief terpaksa membayar puluhan juta sebagai biaya awal.

Namun, pemeriksaan yang diberikan pun bukan yang terbaik. Kualitas pemeriksaan pun rendah. Parahnya, justru saat benar-benar ditempatkan di Eka, kondisi Rizki justru memburuk. Akhirnya, Rizki meregang nyawa. Tidak jelas apa penyakit Rizki yang sebenarnya.

Tidak berhenti di situ, jasad Rizki pun masih dipersulit untuk dibawa keluarga oleh rumah sakit.

Jasad Rizki tidak boleh dibawa karena biaya administrasi belum terpenuhi.

Meski Sudah Bayar BPJS, Balita Ini Ditolak 6 Rumah Sakit Sampai Dia Meninggaltribunnews.com

Yuli yang mengaku membantu keluarga Latief malam itu pun tidak habis pikir. Pihak rumah sakit yang menyatakan Rizki meninggal pun masih meminta biaya administrasi untuk dilengkapi. Namun, uang yang kurang membuat Latief dan istri tidak berdaya.

Keduanya hanya mengandalkan Yuli untuk berhubungan dengan pihak rumah sakit agar Rizki segera dilepas. Yuli menjelaskan pihak kasir mengatakan keluarga harus membayar jika ingin jasad Rizki ingin diambil.

Yuli yang naik pitam pun langsung menghubungi koneksinya dan berujung pada dipertemukan dengan manager rumah sakit. Akhirnya, jasad Rizki dikembalikan ke keluarga untuk dikuburkan. Cerita Yuli tersebut pun memancing kemarahan netizen.

Baca Juga: Siapa Sangka Main Game Itu Baik Buat Kesehatan? Cek Kebenarannya Disini!

Akun Alief Putra Ajadah pun mengaku menangis saat membaca kisah Rizki ini, "ampe nangis bacanya,,,semoga ga ad rizki2 yg lain yg diperlakukan seperti ini."

Ada juga yang berbagi informasi serupa terkait salah satu dari enam rumah sakit tujuan orangtua Rizki malam itu. "RS Jantung terbesar di Jakarta? Daerah Slipi ya Bu? Aduhhh selalu setiap lewat sana saya trauma...ingat kasus pada anak saya, di RS sampingnya bu,ya Alloh berharap semua sehat ya bu...dimudahkan segala urusan yg berkenaan dgn pelayanan kesehatan ini, ga yg sakit ga yang menunggu kalau kena birokrasi mbulet ikut sakit semua," kata akun Dhani Kusuma Widjaya.

Sistem layanan masyarakat yang rendah.

Meski Sudah Bayar BPJS, Balita Ini Ditolak 6 Rumah Sakit Sampai Dia Meninggalkabarburuh.com

Presiden Joko Widodo, seperti dikutip dari kompas.com, inginkan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat Indonesia. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN RB) Asman Abnur diimbau Jokowi untuk mengutamakan pelayanan terhadap masyarakat. Menurut Jokowi, pelayanan adalah hak utama rakyat.

Akan tetapi, jika dilihat dari cerita tersebut, bukan sistem dari pemerintah yang salah, tapi sifat perusahaan penyedia jasa kesehatan. Fokus utama mereka adalah keuntungan. Program BPJS Kesehatan yang bertujuan untuk rakyat kecil pun seolah-olah tidak berfungsi semestinya.

Perubahan sistem ini harus benar-benar ditekankan pemerintah. Pengawasan lebih jauh adalah langkah awal yang baik untuk menciptakan pelayanan yang lebih baik. Nah, menurutmu, harusnya rumah sakit dievaluasi? Atau pemerintah yang justru harus introspeksi?

Baca Juga: Gak Nyangka Kan Kalau Susu Kecoa Ternyata Baik untuk Kesehatan?

Topik:

Berita Terkini Lainnya