Banyuwangi Jadi Pilot Project Integrasi Data Smart Kampung

Banyuwangi mengembangkan layanan digital hingga tingkat desa

Jakarta, IDN Times -- Badan Pusat Statistik (BPS) bakal melakukan integrasi data Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek) dengan program Smart Kampung yang dikembangkan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Hal ini sebagai upaya mendukung program pengentasan kemiskinan serta untuk mewujudkan sistem pemerintahan berbasis elektronik (SPBE). 

Hal tersebut diwujudkan dalam penandatanganan nota kesepahaman antara BPS dan Pemkab Banyuwangi dalam rangkaian Launching Reformasi Birokrasi BPS Tahun 2023 dan Hasil Long Form Sensus Penduduk 2020 di Jakarta, Senin (30/1/2023). Banyuwangi terpilih sebagai pilot project program integrasi data tersebut.

1. Platform Smart Kampung berdampak positif terhadap penurunan angka kemiskinan

Banyuwangi Jadi Pilot Project Integrasi Data Smart KampungBupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani memaparkan tentang 10 desa dengan indeks membangun. (Dok. Pemkab Banyuwangi)

Kepala BPS Margo Yuwono memaparkan, Banyuwangi dengan platform Smart Kampung telah lebih dahulu mengembangkan layanan pemerintah dan pendataan berbasis digital hingga ke level desa. Hal ini terbukti berdampak positif terhadap penurunan angka kemiskinan hingga ke level 7,51 persen pada 2022.

“Seingat saya, kemiskinan Banyuwangi itu sempat 2 digit, sekarang 7 atau 8 persen. Ini hal baik. Bagaimana program kemiskinan di Banyuwangi yang nanti juga bisa dijadikan pemikiran dari future platform yang akan dibangun BPS,” ujar Margo.

Baca Juga: Pemkab Banyuwangi Kembali Adakan Program Jagoan Digital 

2. Data akan terus termutakhirkan dan bisa menjadikan referensi utama dalam pengambilan kebijakan pemerintah

Banyuwangi Jadi Pilot Project Integrasi Data Smart Kampungkebijakan pemerintah (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Angka kemiskinan di Banyuwangi memang terus menurun hingga menjadi satu digit, setelah sedekade sebelumnya selalu di atas dua digit. Per 2022, berdasarkan data BPS, kemiskinan di Banyuwangi pada 2022 kembali menurun menjadi 7,51 persen, level terendah sepanjang sejarah kabupaten ini sejak Indonesia merdeka.

Dari praktik Smart Kampung yang melibatkan pemerintah desa itu akan ditingkatkan dalam pemutakhiran data Regsosek. Desa-desa di Banyuwangi nantinya akan mendapatkan pembinaan untuk bisa melakukan pemutakhiran data melalui program Desa Cinta Statistik (Desa Cantik). 

“Sehingga data akan terus termutakhirkan dan bisa menjadikan referensi utama dalam pengambilan kebijakan oleh pemerintah,” kata Margo.

3. Data juga bisa jadi rujukan dalam mewujudkan program Perlindungan Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat

Banyuwangi Jadi Pilot Project Integrasi Data Smart KampungPemaparan tentang Desa Maju, Desa Berkembang, dan Desa Mandiri dalam integrasi data Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek) dengan program Smart Kampung. (Dok. Pemkab Banyuwangi)

Selain pembinaan desa, pengembangan nota kesepemahaman tersebut juga akan meliputi pengintegrasian data regsosek dengan Banyuwangi Satu Data. Dari data tersebut, nantinya bisa memberikan potret keadaan warga secara 360 derajat. Baik secara individual dan keluarga, ketersediaan infrastruktur dan penyangga kehidupan masyarakat, serta kondisi geografis dan akses kewilayahannya.

“Hal ini sesuai dengan arahan presiden, bagaimana data ini bisa rujukan dalam mewujudkan program Perlindungan Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat. Akan diketahui lebih detail lagi kondisi masyarakat dan di mana kantong-kantong kemiskinan itu ada,” katanya memaparkan.

4. Banyuwangi sangat menyadari pentingnya peran data dalam perumusan pembangunan daerah

Banyuwangi Jadi Pilot Project Integrasi Data Smart KampungRangkaian Launching Reformasi Birokrasi BPS Tahun 2023 dan Hasil Long Form Sensus Penduduk 2020, di Jakarta, Senin (30/1/2023) (Dok. Pemkab Banyuwangi)

Sementara itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, menyambut baik atas penunjukan BPS tersebut. Dia menyebut, Banyuwangi sangat menyadari pentingnya peran data dalam perumusan pembangunan daerah. “Data menjadi acuan utama bagi kami dalam mengambil kebijakan,” katanya.

Pendampingan dari BPS, Ipuk melanjutkan, akan semakin meningkatkan upaya Banyuwangi dalam mempersiapkan data yang terintegrasi. “Kami sedang berupaya mewujudkan sistem pemerintahan berbasis elektronik semaksimal mungkin. Hal ini sudah barang tentu membutuhkan data yang akurat, terintegrasi, dan mutakhir,” ujarnya.

5. Smart Kampung yang selama ini sebagai medium konsolidasi ke tingkat desa terus dikembangkan dalam berbagai program

Banyuwangi Jadi Pilot Project Integrasi Data Smart KampungSmart Kampung Banyuwangi. (Dok. Istimewa)

Lebih jauh, Ipuk menambahkan, Smart Kampung yang selama ini sebagai medium konsolidasi ke tingkat desa, terus dikembangkan dalam berbagai program.

“Tidak hanya sebagai layanan publik yang berkaitan dengan administrasi belaka. Tapi, juga kita kembangkan dalam menekan angka kemiskinan, penanganan stunting, dan lain sebagainya. Yang terbaru, program Banyuwangi Tanggap Stunting segera kami integrasikan ke Smart Kampung, di mana semua penanganan stunting terekam,” ujarnya.

Dia menambahkan, apabila para tenaga di tingkat desa ini memiliki keterampilan statistik yang baik, tentu saja akan semakin mempermudah penanganan tersebut. (WEB)

Baca Juga: Pemkab Banyuwangi Ajak Musisi Jalanan Tampil di Kafe-Hotel

Topik:

  • Ezri T Suro
  • Ahmad Faisal

Berita Terkini Lainnya