Jaga Ketahanan Energi, Pertamina Tingkatkan Produksi Migas

Jumlah pengeboran sumur minyak naik 3 kali lipat

Jakarta, IDN Times - Pertamina terus berupaya memaksimalkan kinerja operasi demi menjaga ketahanan energi nasional. Di bidang hulu, sampai dengan Juni 2022, Pertamina mampu meningkatkan produksi migas sebesar 965 Barrel Oil of Equivalent Per Day (MBOEPD) dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu sebesar 850 MBOEPD.

1. Peningkatan produksi migas dan keberhasilan alih kelola Blok Rokan

Jaga Ketahanan Energi, Pertamina Tingkatkan Produksi MigasDirektur Utama Pertamina Nicke Widyawati (Dok. Pertamina)

Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, mengungkapkan pencapaian tersebut diraih berkat beberapa upaya optimal yang dilakukan para perwira Subholding Upstream. Pertama, peningkatan aktivitas pengeboran dan kerja ulang sebagai upaya optimasi sumur existing.

Kedua, peningkatan aktivitas pada fasilitas produksi dan sarana pendukung. Ketiga, implementasi teknologi dan transformasi digital di Subholding Upstream Pertamina.

Adapun upaya optimal lain yang ditunjukkan oleh Subholding Upstream adalah keberhasilan Pertamina Hulu Rokan (PHR) dalam alih kelola Blok Rokan dalam satu tahun terakhir ini. Menurut Nicke, dengan kompleksitas tinggi dan skala terbesar di regional (SEA), pengelolaan Blok Rokan oleh PHR menjadi model alih kelola terbaik.

"PHR mampu melewati proses transisi, mencakup cultural engagement yang meliputi penyesuaian proses bisnis, budaya kerja dan sistem manajemen keselamatan, serta sharing best practice dengan entitas Pertamina lainnya sehingga operasional Blok Rokan berjalan lancar," ujar Nicke.

Baca Juga: Pertamina Meresmikan Penggunaan DPU Center di area Kilang Balikpapan

2. Jumlah pengeboran yang terus meningkat

Jaga Ketahanan Energi, Pertamina Tingkatkan Produksi MigasIlustrasi kilang minyak (IDN Times/Arief Rahmat)

Dalam satu tahun terakhir, PHR berhasil melakukan 370 pengeboran atau lebih dari tiga kali lipat dari sebelumnya, yaitu 105 pengeboran sumur. Adapun eksekusi 15.000 kegiatan Work Over (WO) dan Well Intervention Well Services (WIWS) menyerap 60 persen Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang berguna untuk menggerakkan perekonomian nasional.

"Masifnya pengeboran tersebut, otomatis meningkatkan jumlah rig pengeboran aktif menjadi lebih dua kali lipat dari yang awalnya 9 menjadi 21 rig dan akan terus meningkat menjadi 27 rig hingga triwulan akhir 2022. Demikian juga dengan penggunaan rig WOWS. Di awal alih kelola memanfaatkan 25 rig WOWS, saat ini menjadi 32 rig WOWS dan akan terus meningkat hingga 52 rig WOWS di triwulan 4 pada tahun ini," jelas Nicke.

Ia menambahkan pengeboran yang masif dan agresif tersebut menghasilkan peningkatan produksi migas dari rata-rata 158,7 MBOPD sebelum alih kelola menjadi 161 MBOPD. Volume cadangan pun meningkat dari 320,1 MMBOE (Million Barrels of Oil Equivalent) pada awal transisi menjadi 370,2 MMBOE setelah satu tahun alih kelola.

3. Dua sisi kenaikan harga minyak global

Jaga Ketahanan Energi, Pertamina Tingkatkan Produksi MigasIlustrasi kenaikan harga minyak (IDN Times/Arief Rahmat)

Meskipun kenaikan harga minyak global menyebabkan dampak positif untuk Pertamina di bisnis hulu, Dirut Pertamina menjelaskan kondisi ini juga memberikan tekanan di bisnis penyediaan BBM.

Selain itu, Nicke menjelaskan, tekanan di bisnis penyediaan BBM juga dipengaruhi banyak faktor, di antaranya faktor geopolitik luar negeri yang semakin berkembang dan permintaan produk BBM dalam negeri yang terus meningkat. Padahal, kilang existing Pertamina belum mampu memenuhi kebutuhan tersebut.

"Untuk itu, kami berupaya mempertahankan intake sesuai rencana optimasi hilir, meningkatkan keandalan melalui program preventif, predictive maintenance dan turn around, serta pengembangan dan pembangunan kilang sesuai amanat pemerintah melalui proyek RDMP dan GRR," paparnya.

4. Upaya optimalisasi operasional di berbagai lini bisnis

Jaga Ketahanan Energi, Pertamina Tingkatkan Produksi MigasDirut Pertamina Jelaskan Upaya Optimalisasi (Dok.Pertamina)

Dengan kondisi yang ada, Pertamina juga melakukan optimalisasi operasional di beberapa lini bisnis lainnya. Subholding Power, New & Renewable Energy (PNRE) Pertamina berupaya memaksimalkan produksi listrik melalui peningkatan aktivitas pada fasilitas produksi dan sarana pendukung, seperti PLTS dan PLTPb, sekaligus berupaya maksimal menekan unplanned shutdown.

Subholding Gas Pertamina berupaya memaksimalkan operasional dengan menggulirkan beragam program, di antaranya PGN Sayang Ibu dan PGN Masuk Desa. Subholding Gas juga terus menjalankan operational excellence, meningkatkan cost optimization program, serta meningkatkan kapasitas jaringan gas dan trading LNG.

Sementara itu, Subholding Integrated Marine & Logistics Pertamina terus meningkatkan sinergi dengan berbagai stakeholder, baik internal mau eksternal. Dengan mengusung green marine logistics, subholding yang dinakhodai oleh PT Pertamina Internasional Shipping (PIS) ini agresif mengembangkan pasar regional.

"Yang tak kalah penting dan selama ini menjadi garda terdepan distribusi energi ke seluruh pelosok negeri adalah upaya optimasi operasional yang dilakukan oleh Subholding Trading & Commercial melalui beragam intensif program, seperti BBM Satu Harga, Pertashop, OVOO, Pertamina One Solution, MyPertamina, NFR, Ecosystem EV, serta Subsidi Tepat Saran," jelas Nicke.

Ia menegaskan, beragam optimasi kinerja operasional yang dilakukan menjadi bukti komitmen Pertamina dalam rangka menjaga ketahanan energi nasional. (WEB)

Baca Juga: Daftar Harga BBM Terbaru Pertamina dan Shell per Agustus 

Topik:

  • Evan Yulian Philaret
  • Ezri T Suro

Berita Terkini Lainnya