Tak Hanya Tangani Korban Bencana, Stunting Juga Perlu Diperhatikan

Perangi stunting

Jakarta, IDN Times – Tidak pernah ada orang tahu kapan terjadi bencana. Namun, dalam penanganan pasca bencana pemerintah tidak bisa bekerja sendirian.

Letak geografis Indonesia berada di cincin api (ring of fire) yang memungkinkan terjadi bencana alam kapan saja, tanpa bisa diperkirakan oleh alat sebelumnya.

Menyadari tersebut, Kementerian Sosial (Kemensos) mengajak semua pihak untuk mengoptimalkan potensi dan daya untuk bergotong-royong menangani bencana.

“Jelas, Pemerintah itu terbatas, sehingga ada potensi dan sumber daya yang bisa dioptimalkan,” ujar Menteri Sosial Tri Rismaharini di Jakarta, Selasa (8/6/2021).

1. Dunia usaha dapat membantu korban bencana

Tak Hanya Tangani Korban Bencana, Stunting Juga Perlu DiperhatikanIlustrasi kegiatan posyandu. ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas

Dunia usaha, kata Mensos, melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) bisa membantu korban bencana di segala penjuru nusantara tanpa terkecuali.

“Potensi dunia usaha perlu diperkuat dan ditingkatkan agar bisa membantu para korban bencana yang memang sangat membutuhkan bantuan,” kata Mensos.

Hingga saat ini, sudah ada perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan perusahaan swasta nasional yang telah ambil bagian dalam kepedulian bencana.

“Sudah ada perusahaan BUMN maupun swasta nasional yang berpartisipasi dan peduli dalam penanganan pasca terjadi bencana di berbagai daerah,” tandasnya.

2. Bencana sosial juga perlu diperhatikan

Tak Hanya Tangani Korban Bencana, Stunting Juga Perlu DiperhatikanMenteri Sosial Tri Rismaharini saat menerima bantuan dari Enesis Group di Ruang Lobi Kemensos, Salemba, Jakarta, Rabu (28/4/2021). (Dok. Kemensos)

Kemensos mengajak partisipasi agar para pihak tidak hanya untuk bencana alam melainkan bencana sosial yang terkadang tidak kalah dahsyat dan mengerikan.

“Perlu dipahami bencana itu tidak selamanya terkait dengan alam, sebab terkadang ada bencana sosial yang tidak kalah dahsyat dan menimbulkan korban,” katanya.

“Di lokasi bencana itu fasilitas rusak, seperti di Nusa Tenggara Timur (NTT) tapi anak-anak harus belajar sehingga segera dibangun perpustakaan,” ungkapnya.

Untuk mendukung sarana di perpustakaan, dibutuhkan jaringan internet gratis atau free wifi dan buku-buku yang bermanfaat bagi anak bisa menambah pengetahuan.

“Wifi gratis menggandeng Telkom melalui Indihome dan buku-buku bacaan dari media Kompas sehingga anak-anak tetap bisa belajar dan gembira,” pungkasnya.

3. Anggaran Kemensos bisa digunakan untuk pemberdayaan masyarakat yang menjadi korban bencana

Tak Hanya Tangani Korban Bencana, Stunting Juga Perlu DiperhatikanMenteri Sosial Tri Rismaharini (Instagram.com/tri.rismaharini)

Sedangkan, anggaran Kemensos digunakan untuk pemberdayaan masyarakat yang menjadi korban bencana, terutama agar mereka bisa bertahan hidup dan mandiri.

“Kami berikan pelatihan pertanian dan peternakan, seperti menanam sayur-mayur dan buah, cara ternak ayam petelur, sekaligus memerangi stunting,” harapnya.

Pelatihan pertanian dan peternakan diperlukan oleh masyarakat agar bisa mandiri, segera bangkit dari keterpurukan, serta bisa memenuhi kebutuhan protein hariannya.

“Itu perlu kita lakukan baik pelatihan pertanian maupun peternakan agar warga mandiri dan bisa memenuhi kebutuhan protein harian mereka,” harap Mensos (WEB)

Topik:

  • Jordi Farhansyah

Berita Terkini Lainnya