Pre-Financing Kopontren Al-Ittifaq Dukung Rantai Pasok Pangan

Presiden Jokowi harap skema ini bisa diikuti koperasi lain

Bandung, IDN Times - Penerapan skema Pre-Financing yang merupakan skema pembiayaan untuk rantai pasok pangan berbasis koperasi, yang saat ini diterapkan Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Al-Ittifaq, Bandung, Jawa Barat (Jabar) mendapat dukungan penuh dari Pemerintah. Presiden RI, Joko Widodo dan Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki  meminta agar skema ini dapat ditiru atau replikasi oleh koperasi-koperasi lain di Indonesia.

Kopontren Al-Ittifaq sampai sejauh ini dianggap berhasil mengusahakan perbaikan perekonomian masyarakat di sekitarnya. Caranya adalah dengan memberdayakan para petani kecil yang memproduksi sayur dan buah-buahan sejak tahun 1997.

"Dalam Pre-Financing ini, koperasi diberikan pembiayaan, dan memastikan koperasi membeli produk pertanian hingga 100 persen, menjadi agregator, serta menyeleksi produk hasil pertanian ke pasar modern," ujar Teten saat mendampingi Kunjungan Kerja Presiden Jokowi di Ponpes Al-Ittifaq, Rancabali, Bandung, Senin, 6 Maret 2023.

1. Dukungan Presiden dan pembiayaan yang bertambah

Pre-Financing Kopontren Al-Ittifaq Dukung Rantai Pasok PanganPresiden Jokowi (ANTARA FOTO/Maulana Surya)

Pada kesempatan ini, Presiden Jokowi mendukung penuh penerapan pre-financing untuk rantai pasok pangan berbasis koperasi di Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Al-Ittifaq, Bandung, Jawa Barat. Menteri Teten menjelaskan, Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) pada 2020 melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) telah memberikan solusi pembiayaan. 

Tujuannya agar Kopontren Al-ittifaq dapat meningkatkan skala usaha dan memperluas rantai pasok pangan melalui skema Pre-Financing. LPDB-KUMKM sendiri telah memberikan pembiayaan pada Kopontren Al-Ittifaq sebesar Rp6,3 miliar, lalu meningkat di tahun 2021 dan 2022 dengan total pembiayaan sebesar Rp12 miliar. 

Hingga saat ini, Kopontren Al-Ittifaq juga telah terhubung kepada beberapa pasar modern, seperti PT Lion Superindo, Yogya Departement Store, AEON, hingga Alif Mart.

Baca Juga: LPDB Bakal Salurkan Pinjaman Dana Bergulir ke Mitra Binaan BUMN

2. Sudah diterapkan di Amerika Serikat

Pre-Financing Kopontren Al-Ittifaq Dukung Rantai Pasok PanganIlustrasi pertanian (Dok. ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar)

Menteri Teten menjelaskan, skema Pre-Financing telah diterapkan di Amerika Serikat (AS) di sektor pertanian, yang tujuannya untuk memastikan stok pangan komoditas seperti jagung, kentang, dan gandum. Tiap tahun modal kerja diberikan Pemerintah, sehingga Pemerintah AS bisa memprediksi kapan panen jagung, gandum, dan kentang. 

Di Indonesia, Kopontren Al-Ittifaq harus memenuhi kebutuhan permintaan pasar sebanyak 70 ton per hari. Kopontren pun memerlukan pasokan dari petani-petani lainnya yang turut dibina. 

Sebanyak 60 persen, petani kecil mengolah lahan di bawah setengah hektare untuk memenuhi kebutuhan pasar. Sebelumnya, mereka membutuhkan agregator tradisional seperti pengepul, tengkulak, dan lainnya, yang saat ini digantikan posisinya oleh koperasi. 

"Sehingga tidak lagi ada isu ketika panen raya, produk pertanian tak terserap sehingga harganya anjlok," kata MenKopUKM.

3. Petani hingga anggota koperasi sampaikan aspirasi

Pre-Financing Kopontren Al-Ittifaq Dukung Rantai Pasok PanganPresiden Jokowi dialog dengan petani di Jawa Tengah pada Selasa (14/12/2021). (dok. Biro Pers Kepresidenan)

Dalam kesempatan yang sama, Presiden Jokowi, petani, dan anggota koperasi juga melakukan dialog. Acara ini dihadiri sebanyak 300 petani binaan Koperasi Al-Ittifaq, 60 pondok pesantren terafilasi Koperasi Al-Ittifaq, dan 28 koperasi sektor pertanian.

Salah satu petani yang hadir, Hasan Kanji menyampaikan uneg-unegnya di hadapan Presiden Jokowi dan MenKopUKM Teten. Hasan yang merupakan alumni Ponpes Al-Ittifaq menerapkan pola tanam yang diajarkan pesantren, dengan mengelola lahan seluas 4 ha menghasilkan 2,5 ton produk cabai merah besar setahun.

"Karena dari segi pupuknya naik, maka kebutuhan juga naik. Kami melakukan arahan dari Kopontren Al-Ittifaq dengan menerapakan integrated farming system, sehingga mampu menghasilkan pupuk sendiri untuk tanaman," katanya.

Senada, Yanti, anggota dan alumni Kopontren Al-Ittifaq telah melakukan kerja sama sejak 2010. Ia membangun koperasi khusus penyuplai sayuran dengan dibantu pinjaman dana dari LPDB-KUMKM dan memperoleh green house.

"Kami belum bisa menghasilkan pupuk sendiri jadi masih beli. Kami membutuhkan infrastruktur tambahan, dan pelatihan bagi kelompok tani untuk belajar dengan lahan sama bisa menghasilkan produk berlimpah," ujar Yanti.

4. Presiden minta kerja sama para pemangku kepentingan

Pre-Financing Kopontren Al-Ittifaq Dukung Rantai Pasok PanganIlustrasi Koperasi (dok. Dinas Koperasi Kabupaten Gunung Kidul)

Menanggapi pernyataan dari para petani, Presiden Jokowi meminta kerja sama para stakeholder untuk menyelesaikan permasalahan di lapangan. Menurutnya, konsep pertanian berangkatnya tidak dari produksi, melainkan berangkat dari permintaan pasar, memiliki manfaat besar yang kemudian diproduksi di sekitar pondok pesantren, dan membuka jalan bagi para petani. 

"Kesulitan yang diminta tadi KemenKopUKM bersama Bank Indonesia (BI) mohon bisa dibantu, Medco juga diharapkan membantu. MenKopUKM membantu dari sisi pembiayaan. Ini bukan masalah modal atau uang, tapi masalah managemen, dipinjami uang berapa pun bisa dilakukan tapi kalau managemennya kurang baik baru berapa tahun sudah tutup. Saya berharap konsep matang ini bisa dilakukan atau ditiru di semua koperasi, induk saja sampai berhasil," kata Presiden Jokowi.

Mengenai pupuk, Kepala negara menegaskan, kesulitan pupuk terjadi di semua negara, disebabkan pasokan bahan pupuk dari Rusia dan Ukraina sedang bermasalah. Jika pasokan kurang, sudah pasti harga naik.

5. Tumbuhkan akses pembiayaan hingga omzet

Pre-Financing Kopontren Al-Ittifaq Dukung Rantai Pasok Panganilustrasi pembiayaan (pexels.com/cottonbro studio)

MenKopUKM mengatakan, pihaknya mendapatkan laporan bahwa skema bisnis yang telah berjalan di Kopontren Al-Itifaq memberikan berbagai perubahan besar bagi para petani. Di antaranya terciptanya pertanian terencana, kepastian pasar, penguatan akses pembiayaan dari perbankan, dan pemenuhan suplai kebutuhan pangan.

“Adanya kepastian pasar yang didapatkan oleh para petani melalui Kopontren Al-Ittifaq, menumbuhkan kepercayaan perbankan untuk menyalurkan pembiayaan secara langsung pada petani kecil melalui skema KUR Klaster, yang dalam hal ini disalurkan oleh PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI,” kata Teten.

Saat ini, Kopontren Al-Ittifaq telah berjejaring dengan 90 pondok pesantren, dan memiliki lebih dari 1.200 anggota yang tersebar di beberapa provinsi di Indonesia, yakni Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Yogyakarta, Lampung, hingga Riau. Melalui skema pre-financing, Kopontren Al-Ittifaq mengalami kenaikan omzet dan aset yang siginifikan, yakni omzet yang saat ini berjumlah Rp11,91 miliar atau meningkat 31 persen dari tahun 2019, serta aset yang sekarang berjumlah Rp56,1 miliar atau meningkat 28 persen dari tahun 2019.

Skema pembiayaan rantai pasok berbasis koperasi (pre-finance) juga memberikan dampak yang signifikan, terhadap kapasitas produksi para petani. Dari yang sebelumnya di tahun 2019 hanya mampu mengirim 2,3 ton per hari, Kopontren Al-Ittifaq mampu mengirim hasil produksi petani sebanyak 6,3 ton per hari pada tahun 2022. 

Saat ini, kebutuhan pasar modern sayur dan buah adalah 70 ton per hari, namun sayangnya baru dapat dipenuhi 6,3 ton oleh Kopontren Al-Ittifaq. Melalui pengembangan pembiayaan rantai pasok berbasis koperasi (pre-financing), Kopontren Al-Ittifaq diproyeksikan mampu meningkatkan kapasitas produksi hingga 10 kali lipat bersama dengan 40 koperasi sejenis agar dapat memenuhi kebutuhan pasar modern. (WEB)

Baca Juga: Perkuat Pengawasan Koperasi, Kemenkop UKM Gandeng PPATK

Topik:

  • Evan Yulian Philaret

Berita Terkini Lainnya