Rilis Buku, Perpusnas Bicara Transformasi Perpustakaan Masuki Industri 4.0

Perpustakaan tetap relevan di era Industri 4.0

Jakarta, IDN Times - Sejatinya perpustakaan adalah tempat untuk menciptakan peradaban baru, bukan sekadar "senjata" peradaban. Oleh karena itu, Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI mencoba bertransformasi dengan saat ini tidak sebatas memanajemeni koleksi dan pengetahuan, tetapi harus memiliki kemampuan mentransfer pengetahuan.

Kepala Perpustakaan Nasional RI Muhammad Syarif Bando mengatakan hal itu saat peluncuran buku Perpustakaan Nasional RI: Ikon Peradaban dan Ilmu Pengetahuan, di Ruang Teater Lt. 2 Fasilitas Layanan Perpusnas, Jalan Medan Merdeka Selatan No. 11, Jakarta Pusat, Jumat (6/12).

1. Buku Perpustakaan Nasional RI: Ikon Peradaban dan Ilmu Pengetahuan memaparkan segala upaya Perpusnas RI memasuki era industri 4.0

Rilis Buku, Perpusnas Bicara Transformasi Perpustakaan Masuki Industri 4.0IDN Times/Ezri TS

Berkenaan dengan transformasi perpustakaan, salah satu penulis buku Perpustakaan Nasional RI: Ikon Peradaban dan Ilmu Pengetahuan, Maya Fransiska, mengatakan bahwa buku tersebut bertujuan memaparkan segala daya upaya yang sudah dilakukan Perpusnas untuk membuat perpustakaan tetap relevan dengan kebutuhan sekarang yang memasuki era industri 4.0 dan bidang digitalisasi.

"Hal yang tak kalah penting ialah bagaimana Perpusnas membina seluruh perpustakaan di Indonesia dengan program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial. Artinya perpustakaan bukan hanya milik golongan tertentu, melainkan juga milik semua rakyat Indonesia," tutur Maya.

Dengan begitu, ungkap Maya, semua rakyat Indonesia dari berbagai lapisan dan kalangan masyarakat dari berbagai latar belakang bisa mendapatkan atau meningkatkan literasi mereka melalui perpustakaan guna tidak hanya meningkatkan taraf hidupnya, tetapi kualitas hidup dari masyarakat itu sendiri.

2. Peradaban 4.0 ialah tantangan perpustakaan

Rilis Buku, Perpusnas Bicara Transformasi Perpustakaan Masuki Industri 4.0IDN Times/Ezri TS

Ketua Umum Bakohumas Prof. Dr. Widodo Muktiyo yang hadir pada acara peluncuran buku tersebut pun sepakat bahwa tantangan perpustakaan saat ini ialah peradaban 4.0. Ia mengatakan, banyak penelitian yang menunjukkan bahwa memang masyarakat untuk giat dan tahan membaca, makin lama makin "digerogoti" peradaban. Oleh sebab itu, perwujudan perpustakaan sebagai satu entitas harus bermetamorfosis sangat cepat.

"Bagaimana dokumen dan buku penting di perpustakaan tetap diminati pada zaman milenial. Tantangan milenial dalam hal baca-membaca dikalahkan HP. Bagaimana perpustakaan memosisikan kondisi seperti ini. Inilah tantangan," tutur Widodo. 

Ia pun mengatakan, meskipun kita memasuki 4.0 dan semua sudah digital, buku fisik masih tetap menyehatkan. Dengan membaca buku fisik berjam-jam, mata tidak terganggu karena tidak ada radiasi.

"Jadi siapa pun kita, kalau mau belajar sungguh-sungguh, membaca tapi juga bacalah buku fisik. Jangan terjebak punya seribu buku tapi di HP. Itu tentu saja membacanya pasti tidak bisa optimal dan kecerdasan kita dalam mengetahui pengetahuan menjadi terganggu karena teknologi itu belum bisa menyamai persis layaknya fisik buku," tutur Widodo.

3. SDM, literasi, dan perpustakaan saling berkaitan

Rilis Buku, Perpusnas Bicara Transformasi Perpustakaan Masuki Industri 4.0IDN Times/Ezri TS

Judul buku Perpustakaan Nasional RI: Ikon Peradaban dan Ilmu Pengetahuan sendiri terilhami dari slogan "SDM Unggul, Indonesia Maju". Menurut Maya, berbicara soal SDM suatu bangsa itu sama halnya berbicara tentang literasi. "Berbicara tentang literasi tentunya sangat erat kaitannya dengan sumber literasi itu sendiri yang ialah perpustakaan," tutur Maya.

Maya juga menceritakan bahwa sebenarnya ada banyak sisi dari buku tersebut. Salah satunya Maya menggarisbawahi bahwa buku ini menjadi semacam catatan milestone dari kepemimpinan Kepala Perpustakaan Nasional RI Muhammad Syarif Bando dari 2016.

Buku tersebut pun sebagai salah satu media sosialisasi peran strategis Perpusnas dalam upaya peningkatan literasi masyarakat Indonesia guna meningkatkan kualitas dirinya agar mampu meningkatkan taraf hidupnya.

“Termasuk kiprah kegiatan dan inovasi yang telah dilakukan Perpusnas, khususnya pada tiga tahun terakhir dalam mewujudkan layanan pengetahuan, informasi nasional-global, budaya literasi universal berbasis TIK dan inklusi sosial,” ucap Syarif.

4. Beberapa hal terkait isi buku tersebut yang perlu kamu tahu

Rilis Buku, Perpusnas Bicara Transformasi Perpustakaan Masuki Industri 4.0IDN Times/Ezri TS

Buku Perpustakaan Nasional RI: Ikon Peradaban dan Ilmu Pengetahuan juga menguraikan inovasi dan prestasi Perpusnas dalam menjalankan perannya sebagai lembaga pelestarian warisan budaya literasi bangsa. Selain itu, buku tersebut memuat kisah para founding fathers bangsa Indonesia tentang kecintaan membaca buku, kisah para pegiat literasi pada masa lampau, serta tulisan ringkas sebuah naskah kuno yang mendapat pengakuan dunia sebagai Ingatan Dunia/Memory of The World.

“Ini menunjukkan arti penting membaca dan betapa bangsa Indonesia sangat kaya dengan warisan literasi yang mencerminkan karakter masyarakat Nusantara yang unik dan beragam,” tutur Kepala Perpusnas.

Topik:

  • Ezri T Suro

Berita Terkini Lainnya