Hujan Potensi Banjir, Kementan Terus Sosialisasikan Asuransi Pertanian

Peternak juga bisa dilindungi asuransi pertanian

Jakarta, IDN Times - Guna meminimalisasi risiko kerugian yang dialami petani dan peternak, Kementerian Pertanian (Kementan) terus menggencarkan sosialisasi program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP). Meskipun bernama asuransi pertanian, tidak hanya petani yang akan dilindungi dari kemungkinan kerugian yang terjadi, tetapi juga berlaku bagi peternak. 

Dalam upaya melindungi komoditas padi maupun ternak dari ketidakpastian cuaca dan penyakit lainnya, Kementan melalui Direktorat Prasana dan Sarana Pertanian (PSP) fasilitas subsidi premi dan pendaftaran online. Para petani dan peternak makin dimudahkan dengan subsidi premi 80 persen dari pemerintah. 

Pendaftaran asuransi juga makin mudah karena Kementan bersama PT Jasindo menerbitkan layanan berbasis online melalui aplikasi Protan. 

“Asuransi pertanian sangat diperlukan untuk menanggulangi kerugian sektor pertanian bila disebabkan faktor alam seperti cuaca,” kata Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL), Senin (22/2/2021).

Baca Juga: Kementan Upayakan Percepatan Implementasi Program Kartu Tani 

1. Asuransi pertanian akan sangat membantu petani dan peternak

Hujan Potensi Banjir, Kementan Terus Sosialisasikan Asuransi Pertanianmoneysense.ca

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy mengatakan, asuransi pertanian adalah sarana bagi petani yang mengalami puso dan kematian ternak untuk bangkit kembali memulai usaha mereka. Asuransi yang berjalan baik akan memberi perlindungan kepada petani dan peternak. 

"UU No 19 Tahun 2013 yang mengamanatkan perlindungan kepada petani pada hakikatnya adalah tugas semua komponen bangsa. Asuransi untuk membantu melindungi petani dari ancaman kerusakan tanaman akibat bencana alam, pemerintah menganjurkan petani ikut AUTP," kata Sarwo Edhy. 

Menurut Sarwo Edhy, AUTP sangatlah penting bagi petani utamanya untuk menghadapi musim hujan seperti saat ini. Dengan demikian, sayang sekali jika petani tidak mau ikut dalam asuransi ini. 

"Preminya murah karena dapat subsidi dari pemerintah. Hanya Rp36 ribu per hektare dari aslinya Rp180 ribu. Sayang sekali kalau petani tidak ikut karena jika mereka gagal panen, kan ada uang yang akan cair Rp6 juta per hektare. Ini kan sangat membantu petani," ujar Sarwo Edhy. 

2. Petani dan peternak dapat mengajukan klaim asuransi pertanian jika mengalami bencana kebanjiran atau kekeringan

Hujan Potensi Banjir, Kementan Terus Sosialisasikan Asuransi PertanianPixabay.com/pcdazero

Untuk lebih meningkatkan pelayanan dan sosialisasi AUTP kepada petani Lebak, Sarwo Edhy menyarankan agar Jasindo sebagai rekanan AUTP ini membuka anak cabang di daerah-daerah rawan banjir area sawahnya. 

"Salah satu alasannya, selama ini kan kantor cabangnya baru ada di kota-kota besar. Jadi memang cukup jauh. Saya rasa kalau ada anak cabang di daerah akan lebih mudah baik sosialisasi maupun pelayanan," kata Sarwo Edhy. 

Menurut Sarwo Edhy, petani atau kelompok tani yang pada awal musim telah terdaftar dalam program AUTP bisa mengajukan klaim saat padinya puso atau gagal panen akibat bencana kebanjiran atau kekeringan. . 

"Saat ini baru untuk komoditas padi. Klaimnya sebesar Rp 6 juta per hektare. Jadi sayang kalau petani di Lebak ini belum terdaftar dalam program AUTP ini," kata Sarwo Edhy. 

Baca Juga: Gelar Ratek, Ditjen PSP Kementan Bahas Target Realisasi Anggaran

3. Kementan telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi bencana kebanjiran

Hujan Potensi Banjir, Kementan Terus Sosialisasikan Asuransi PertanianPuluhan lahan Pertanian di PPU terendam banjir beresiko terkena penyakit blas (IDN Times/ Ervan Masbanjar)

Mengenai asuransi ini, lanjutnya, untuk preminya dari Rp180 ribu. Sebanyak 20 persennya ditanggung petani atau Rp 36 ribu. Sisanya disubsidi pemerintah. 

"Terkait musim hujan, selain program AUTP, Kementan melalui Ditjen PSP telah melakukan berbagai usaha dalam mengatasi kebanjiran," kata Sarwo. 

Upaya penanggulangan gagal panen akibat bencana kebanjiran ini sebenarnya sudah dilakukan, seperti menginformasikan kepada para petani terkait iklim berdasar pantauan BMKG. Kemudian memberikan rekomendasi budi daya tanaman, seperti penggunaan varietas toleran kebanjiran. 

"Selain itu, dengan meminta petani mengikuti pola tanam yang telah ditetapkan. Termasuk meminta petani untuk menggunakan pupuk organik. Sebab akan meningkatkan daya ikat air dalam tanah," pungkasnya. (CSC)

Topik:

  • Ezri T Suro

Berita Terkini Lainnya