Tangisan Ahok di Pengadilan "Terdengar" Hingga New York

Sidang Ahok jadi perhatian media luar!

Pembacaan nota keberatan atau eksepsi yang dilakukan oleh terdakwa dugaan penistaan agama, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok ternyata menjadi perbincangan masyarakat dunia. Situs berita ternama asal Amerika Serikat, The New York Times memberitakan persidangan itu dengan judul "Gubernur Jakarta Menangis Saat Sampaikan Pembelaan di Persidangan".

New York Times memulai artikel mereka dengan menuliskan pandangan berbagai pengamat politik yang menyatakan bahwa kasus ini merupakan cara para lawan politiknya agar sang calon petahana tidak kembali terpilih. Para pembenci Ahok, tulis artikel itu, juga melakukan semacam penghasutan agar Ahok tidak dipilih karena beragama Kristen dan beretnis Tionghoa. Bahkan, New York Times juga melampirkan video pembelaan Ahok dalam halaman berita itu.

Politikus tak bermoral.

Tangisan Ahok di Pengadilan Terdengar Hingga New YorkTatan Syuflana/ANTARA FOTO

Adanya politikus busuk yang disebut Ahok dalam persidangan nampaknya juga menjadi perhatian New York Times. Mereka menuliskan tentang poltikus tak bermoral pada paragraf kelima yang disebut memanfaatkan ayat suci untuk meraih kekuasaan.

Bandingkan dengan pemerintahan Soeharto.

Tangisan Ahok di Pengadilan Terdengar Hingga New YorkRepublika.co.id

Di paragraf selanjutnya, New York Times membandingkan kondisi demokrasi saat ini dengan era Soeharto. Menurut mereka, setelah puluhan tahun dipimpin oleh pemerintahan otoriter, demokrasi Indonesia mengalami perbaikan setelah datangnya era reformasi. Di era ini, toleransi dijunjung tinggi, bahkan Indonesia melarang adanya provokasi yang bernada suku, ras dan agama dalam upaya menjaga ketertiban umum.

Baca juga: Ini Isi Nota Keberatan yang Dibacakan Ahok Sambil Menangis

Reputasi Indonesia sebagai negara paling toleran terancam.

Tangisan Ahok di Pengadilan Terdengar Hingga New YorkTatan Syuflana/ANTARA FOTO

Menurut New York Times, Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya telah lama menganggap Indonesia sebagai salah satu negara dengan toleransi beragama terbaik. Namun, adanya kasus ini dianggap dapat mengancam reputasi itu. Analis politik Douglas Ramage mengatakan kalau banyak orang memanipulasi ras dan agama, untuk mendapatkan keuntungan politik.

Akibat provokasi, orang Indonesia khawatir kalangan Tionghoa akan berkuasa.

Tangisan Ahok di Pengadilan Terdengar Hingga New YorkPrasetyo Utomo/ANTARA FOTO

Mereka juga mengutip pernyataan putri mantan Presiden Abdurrahman Wahid, Yenny Wahid. Yenny yang juga merupakan Ketua Dewan Agama dan Pluralisme Indonesia-Amerika mengatakan bahwa akibat provokasi yang dilakukan orang tak bertanggungjawab, masyarakat Indonesia saat ini mengalami sebuah ketakutan. Yenny menambahkan beberapa orang mengatakan bahwa orang Tionghoa sudah menguasai bisnis di Indonesia, mereka khawatir perpolitikan di dalam negeri juga akan "dikuasai".

Soroti kelompok-kelompok Islam.

Tangisan Ahok di Pengadilan Terdengar Hingga New YorkRahmad/ANTARA FOTO

New York Times juga menyoroti adanya kelompok-kelompok Islam yang menuntut pergantian sistem pemerintahan yang mereka anggap sekuler dengan dasar negara Islam. Kelompok-kelompok ini juga yang mengorganisasi dua aksi besar yaitu 411 dan 212 yang menuntut dipenjaraknnya Ahok.

Jokowi dan Ahok menuduh oposisi berada di balik dua aksi itu.

Tangisan Ahok di Pengadilan Terdengar Hingga New YorkPuspa Perwita Sari/ANTARA FOTO

Menurut mereka, baik Ahok maupun Jokowi menuduh pihak oposisi berada di balik protes itu. Mereka dianggap mengambil keuntungan dari kemarahan Islam untuk menghasut kekerasan. Namun, tudingan itu dibantah oleh para petinggi partai oposisi.

Bagaimana pendapatmu tentang pandangan media luar dan para analis politik?

Baca juga: "Poltikus Busuk" dalam Eksepsi Ahok Dianggap Ingin Memecah Belah Rakyat

Topik:

Berita Terkini Lainnya