7 Fakta Teror Bom di Gereja Katedral Makassar

Pelaku teror bom Makassar diduga laki-laki dan perempuan

Jakarta, IDN Times - Ledakan bom bunuh diri kembali terjadi di Tanah Air pada Minggu, 28 Maret 2021. Kali ini, Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, menjadi sasaran aksi teror. Gereja katolik yang berada di Jalan RA Kartini, itu dilaporkan mengalami kerusakan akibat ledakan bom dan menewaskan dua pelaku, serta puluhan orang gereja mengalami luka-luka.

Peristiwa ledakan bom tersebut terjadi sekitar pukul 10.30 WITA, tepatnya di gerbang masuk area Gereja Katedral Makassar. Tak lama setelah ledakan terjadi, kepolisian setempat langsung menyisir tempat kejadian perkara (TKP) dan menolong para korban.

Presiden Joko "Jokowi" Widodo telah memerintahkan kapolri mengusut tuntas jaringan pelaku teror bom tersebut hingga ke akarnya, untuk mencegah aksi serupa kembali terjadi pada masa mendatang.

Berikut deretan fakta-fakta terkait teror bom Makassar:

Baca Juga: Alissa Wahid Kritisi Pidato Jokowi soal Bom Gereja Katedral Makassar

1. Bom bunuh diri di Makassar dilakukan pasangan suami istri, yang baru menikah enam bulan

7 Fakta Teror Bom di Gereja Katedral MakassarPetugas kepolisian berjaga di lokasi dugaan bom bunuh diri di depan Gereja Katolik Katedral, Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3/2021) (ANTARA FOTO/Abriawan Abhe)

Berdasarkan penelusuran polisi, teror bom tersebut termasuk sebagai aksi bom bunuh diri yang dilakukan dua pelaku. Salah satu di antaranya telah teridentifikasi sebagai laki-laki berinisial L, sedangkan pelaku satunya diduga seorang perempuan dan masih diidentifikasi.

Hasil penyelidikan kemudian menemukan fakta, kedua pelaku adalah pasangan suami istri yang baru menikah selama enam bulan.

Kedua pelaku berboncengan menaiki sepeda motor dan memaksa masuk ke area Gereja Katedral Makassar, melalui pintu masuk di Jalan Kajaulalido. Kedua pelaku dinyatakan tewas di lokasi.

Tim Datasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror melakukan analisis terhadap ledakan tersebut, dan menyimpulkan ledakan yang terjadi memiliki daya ledak tinggi atau high explosive.

2. Teror bom terjadi usai Misa Minggu Palma

7 Fakta Teror Bom di Gereja Katedral MakassarInfografis Fakta Bom Bunuh Diri Gereja Katedral Makassar (IDN Times/Mardya Shakti)

Teror ledakan bom terjadi pada Minggu pagi, saat umat Katolik di gereja tersebut baru saja selesai melaksanakan Misa Minggu Palma.

Pelaku sempat menerobos pintu gerbang gereja dan dihalangi petugas keamanan.

3. Korban teror bom Makassar sebanyak 20 orang

7 Fakta Teror Bom di Gereja Katedral MakassarANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko

Dari kejadian ini, sebanyak 20 korban mengalami luka di kepala, leher, wajah, hingga kaki. Para korban terdiri dari jemaat gereja dan juga petugas gereja yang berada di lokasi kejadian.

Korban-korban yang mengalami luka berat dan ringan tersebut dilarikan dan dirawat di tiga rumah sakit sekitar tempat kejadian.

4. Sejumlah tokoh mengecam aksi pelaku dan aksi teror

7 Fakta Teror Bom di Gereja Katedral MakassarFoto : BPMI Setpres/Kris

Menyusul peristiwa teror di kawasan gereja, sejumlah tokoh mengecam aksi tersebut di antaranya Presiden Jokowi, Dewan Masjid Indonesia, Dewan Syura PKB, hingga Menteri Agama.

Kecaman tersebut disusul dengan pernyataan bahwa teror bom merupakan tindakan yang intoleran, serta tidak menghargai kehidupan umat manusia.

5. Teror bom di Makassar merupakan aksi teror ke-552 di Indonesia sepanjang 2000-2021

7 Fakta Teror Bom di Gereja Katedral MakassarPolisi mengamankan area ledakan dugaan bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar. IDN Times/Ashrawi Muin

Aksi teror bom yang menyasar Gereja Katedral Makassar bukan yang pertama kali terjadi di Indonesia. Sebelumnya, banyak rentetan kasus teror bom di gereja lain, seperti serangan bom pada malam Natal pada 2000, serangan Gereja Katolik St. Lidwina Sleman Yogyakarta pada Februari 2018, dan teror bom di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Surabaya pada Mei 2018.

Berdasarkan hasil kajian Tim Lab45 terhadap aksi-aksi teror sepanjang 2000-2021, serangan bom bunuh diri di Makassar merupakan aksi teror ke-552 di Indonesia.

Rentetan kasus serangan teror bom di gereja tersebut diharapkan tidak memengaruhi toleransi antar-umat beragama, dan tidak menimbulkan rasa takut untuk beribadah di hati para umat beragama.

6. Pelaku diduga menggunakan jenis bom panci dan berdaya ledak tinggi

7 Fakta Teror Bom di Gereja Katedral MakassarPolisi mengamankan area ledakan dugaan bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar. IDN Times/Ashrawi Muin

Setelah dilakukan penyelidikan sementara, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkapkan, teror bom Makassar menggunakan bom berjenis bom panci, yang menggunakan panci sebagai wadah berbagai komponen peledak. Bom tersebut dibawa kedua pelaku dengan berboncengan sepeda motor matic.

Kapolda Sulawesi Selatan Irjen Pol Merdisyam menyatakan, ledakan bom bunuh diri ini termasuk bom dengan daya ledak tinggi atau high explosive.

"Berdasarkan analisa tim, itu masuk dalam kategori high explosive. Yang merakit ini sangat paham dalam hal kerja-kerja peledakan," ujar Irjen Pol Merdisyam dikutip ANTARA, Minggu.

7. Pelaku merupakan jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dan pernah melakukan aksi teror di Filipina

7 Fakta Teror Bom di Gereja Katedral MakassarTim Densus 88 menggeledah rumah pelaku bom bunuh diri Gereja Katedral Makassar/Istimewa

Setelah dilakukan penyelidikan secara menyeluruh, pelaku aksi teror bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar merupakan bagian dari jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

JAD merupakan kelompok militan Indonesia, yang dilaporkan memiliki kaitan dengan beberapa peristiwa pengeboman di Indonesia dan negara lain.

Terungkap, pelaku bom bunuh diri Makassar pun pernah melakukan pengeboman di Jolo, Filipina.

Baca Juga: Komnas Perempuan Minta Pemerintah Beri Perhatian Korban Bom Makassar

Topik:

  • Rochmanudin
  • Septi Riyani

Berita Terkini Lainnya