Selawat Nahdliyah, Wujud Cinta pada Rasul dan NU

Diciptakan oleh salah satu ulama petinggi NU di Indonesia

Jakarta, IDN Times – Seluruh umat muslim di penjuru dunia pasti tidak asing dengan lantunan indah berisi pujian kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW, atau yang bisa disebut dengan selawat.

Mulai dari dibaca ketika salat, mengawali dan menutup doa, sampai digemakan pada acara-acara keagamaan, selawat selalu hadir di tengah-tengah kita semua.

Dari banyaknya selawat yang terkenal, salah satunya adalah selawat nahdliyah yang ternyata diciptakan oleh Kiai Haji asal Indonesia.

Berikut ini beberapa informasi menarik seputar selawat nahdliyah:

Baca Juga: Rayakan Hari Santri 2020, Ini Pesan Khusus dari Nahdlatul Ulama

1. Bacaan selawat nahdliyah

Selawat Nahdliyah, Wujud Cinta pada Rasul dan NUIIlustrasi mengaji, ngaji, doa, baca Al-Qur'an (IDN Times/Rochmanuddin)

Dilansir dari laman nu.or.id, berikut ini bacaan selawat nahdliyah yang biasa dilafalkan di Indonesia:

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدْ

Allahumma shalli ‘alaa sayyidina Muhammad,

صَلَاةً تُرَغِّبُ وَتُنَشِّطُ

Shalaatan turaghghibu wa tunasyithu,

2x وَتُحَمِّسُ بِهَا الْجِهَادْ لِإِحْيَاءْ، وَإِعْلَاءِ دِيْنِ الْإِسْلَامْ

Wa tuhammisu biha al jihaad li ihyaa-i, Wa i’laa-i diinil islaam,

2x وَإِظْهَارِ شَعَائِرِهْ عَلَى طَرِيْقَةِ، جَمْعِيَّةِ نَهْضَةِ الْعُلَمَاءْ

Wa idzhaari sya’aairihi ‘laa thariqati, Jam’iyyah nahdlatil ‘ulamaa’,

2x وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ

Wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa sallim,

اَللّٰهْ اَللّٰهْ اَللّٰهُ اَللّٰهْ

Allah Allah Allah Allah,

ثَبِّتْ وَانْصُرْ أَهْلَ جَمْعِيَّةْ

Tsabbit wanshur ahla jam’iyyah,

2x جَمْعِيَّةْ نَهْضَةِ الْعُلَمَاءْ، لِإِعْلَاءِ كَلِمَةِ اللّٰهْ

Jam’iyyah Nahdlatil Ulama, Li i’laa-i kalimatillah.

 

Artinya: “Ya Allah, limpahkan shalawat dan salam kepada Sayyidina Muhammad, keluarga dan para sahabatnya, yang dengan berkah bacaan selawat ini, jadikanlah kami senang, rajin, dan semangat dalam berjuang menghidupkan dan meninggikan agama Islam serta menampakkan syi’ar-syi’arnya menurut cara Jam’iyyah Nahdlatul Ulama. Ya Allah, teguhkanlah pendirian dan berikanlah kemenangan bagi warga Jam’iyyah Nahdlatul Ulama (Nahdliyyin) untuk meninggikan Kalimatillah (agama Islam dan seluruh ajarannya)“.

2. Dibuat sebagai wujud rasa cinta terhadap Nahdlatul Ulama

Selawat Nahdliyah, Wujud Cinta pada Rasul dan NUANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Selawat nahdliyah diciptakan atau digubah oleh salah satu pengurus di cabang NU Jawa Timur, yakni KH Hasan Abdul Wafie sekian puluh tahun silam.

KH Hasan Abdul Wafie atau yang akrab dipanggil Aba ini menciptakan selawat nahdliyah sebagai ungkapan rasa cintanya terhadap NU. Sebab, dalam selawat nahdliyah, kalimat yang dilantunkan tidak hanya mendoakan Rasulullah SAW, tapi juga memohon rahmat dan kemenangan bagi keluarga besar NU.

Awalnya, selawat nahdliyah menjadi ‘wiridan’ yang biasa dibaca oleh keluarga KH Hasan Abdul Wafie. Kemudian selawat ini diperkenalkan kepada NU cabang setempat, bahkan berlanjut hingga ke Pengurus Cabang NU di Kraksaan, Probolinggo, Jawa Timur.

Baca Juga: Selawat Ibrahimiyah, Disebut Paling Sempurna dan Dibaca setiap Salat

3. Selawat nahdliyah sebagai sarana berdoa kepada Allah SWT untuk kepentingan umat NU

Selawat Nahdliyah, Wujud Cinta pada Rasul dan NUGubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menghadiri Harlah ke-98 Nahdlatul Ulama (Instagram/@aniesbaswedan)

Sama seperti selawat-selawat lainnya yang menjadi salah satu ibadah berisi pujian terhadap Allah SWT dan Rasulullah SAW, selawat nahdliyah pun berisi doa dan harapan yang dipanjatkan.

Namun, ada yang istimewa dari selawat nahdliyah, yaitu kecintaan penciptanya kepada NU yang sangat mendalam serta selalu berjuang demi NU.

Selawat nahdliyah berisi doa kepada Allah SWT, memohon agar umat NU tetap bersemangat dan selalu berjuang untuk meninggikan agama Islam, menghidupkan syariat Islam, serta menampakkan syiar Islam dengan cara-cara yang sesuai ajaran NU.

Baca Juga: Selawat Burdah: Pujian untuk Rasulullah yang Bermula dari Mimpi

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya