Sholawat Burdah: Pujian untuk Rasulullah yang Bermula dari Mimpi

Sholawat burdah punya keutamaan, di antaranya menyembuhkan

Jakarta, IDN Times – Umat muslim di Indonesia maupun di seluruh dunia tentu sudah tidak asing lagi dengan tradisi bersholawat.

Menyenandungkan sholawat dapat dilakukan kapan pun dan dimana pun. Namun lebih baik bila dibaca di waktu-waktu ini yaitu setelah azan, saat duduk tasyahud akhir dalam salat, pembuka dan penutup doa, dan di setiap pelaksanaan majelis.

Dari sekian banyaknya sholawat yang sering digemakan dalam majelis-majelis di Indonesia, salah satunya adalah sholawat burdah atau dikenal juga sebagai sholawat maulaya sholli.

Sebelum membaca sholawat burdah sebagai ungkapan rasa cinta kepada Rasulullah SAW, ada baiknya memahami beberapa fakta menarik bacaan sholawat burdah berikut:

Baca Juga: Selawat Nariyah, Doa bagi Rasul untuk Hilangkan Susah dan Penuhi Hajat

1. Bermula dari burdah atau jubah Rasulullah

Sholawat Burdah: Pujian untuk Rasulullah yang Bermula dari MimpiIDN Times/Gideon Aritonang

Dilansir dari laduni.id, sholawat burdah merupakan karya sastra Arab yang populer di Mesir pada abad ke-13 Masehi.

Selain sebagai karya sastra, sholawat burdah yang berisi kumpulan syair tentang pujian kepada Rasulullah SAW ini juga merupakan sarana bagi umat muslim mengungkapkan rasa cinta kepada Rasul, meningkatkan iman dan takwa, serta menjalani anjuran agama.

Kata ‘burdah’ sendiri berarti jubah yang terbuat dari kulit atau bulu binatang dan sering dipakai oleh orang-orang Arab sebagai penghangat tubuh atau selimut. Burdah mempunyai nilai sejarah ketika Rasulullah SAW memberikan burdah (jubah) yang dipakainya kepada seorang penyair Arab bernama Ka’ab bin Zuhair.

Atas peristiwa itu, sang penyair kemudian membuat syair berisi penghormatan dan pujian kepada Rasulullah SAW. Syair tersebut sangat terkenal dan melegenda, yaitu Banat Su’ad, serta menjadi dasar kelahiran tradisi syair sebagai pujian pada Rasulullah bahkan hingga sekarang.

2. Pembuat sholawat burdah bermimpi bertemu Rasulullah dan sembuh dari kelumpuhan

Sholawat Burdah: Pujian untuk Rasulullah yang Bermula dari MimpiDok. Humas Pemkab Pati

Sholawat burdah merupakan karya Abu Abdillah Syarafuddin Muhammand bin Sa’id bin Hammad bin Muhsin bin Abdillah bin Shonhaji bin Hilal Alshonhaji Albushiry Almishry atau dikenal dengan sebutan Imam Al-Bushiri.

Sholawat ini tercipta dari Imam Al-Bushiri saat beliau menderita kelumpuhan. Dalam keadaan sakit, beliau menyusun syair dan membacanya beberapa kali sambil berdoa dan bertawasul mengharap syafaat agar Allah SWT menyembuhkan penyakitnya.

Kemudian, beliau bermimpi bertemu Rasulullah SAW. Dalam mimpinya, Rasulullah mengusapkan tangannya kepada Imam Al-Bushiri serta memberikan burdah (jubah) yang diberikan Rasulullah kepada Ka’ab bin Zuhair.

Imam Al-Bushiri tersentak akan mimpinya, lalu terbangun, melompat dari tempat tidurnya, dan bisa berjalan sehingga sakit yang dideritanya tidak terasa lagi.

3. Dibuat agar umat Islam mencontoh kehidupan Rasulullah

Sholawat Burdah: Pujian untuk Rasulullah yang Bermula dari MimpiDok Antara Sumut

Tercipta dari mimpi yang indah, sholawat burdah pada setiap baitnya mengandung nilai sastra yang tinggi. Sholawat ini juga memiliki nasihat, peringatan, dan renungan indah yang dapat menyentuh jiwa pembacanya.

Sholawat burdah ditulis berkisar antara tahun 1260-1268 M. sang pembuatnya yakni Imam Al-Bushiri berusia kurang lebih 50 tahun pada saat itu.

Terciptanya sholawat burdah juga berguna sebagai respons terhadap situasai politik, sosial, dan budaya pada masa itu. Di tengah pergolakan politik, krisis moral, dan pejabat pemerintah yang rakus serta selalu mengincar kekuasaan.

Sholawat burdah dibuat dengan tujuan agar umat Islam pada masa itu dapat mencontoh kehidupan Rasulullah SAW, terutama dalam mengendalikan hawa nafsu.

Selain itu, sholawat burdah juga dianggap mampu menghidupkan kembali penggubahan syair-syair pujian bagi baginda Rasulullah.

4. Keutamaan dan pesan yang tercantum dalam sholawat burdah

Sholawat Burdah: Pujian untuk Rasulullah yang Bermula dari MimpiHumas Pemkot Makassar

Menjadi sholawat yang fenomenal, sholawat burdah banyak dibaca di berbagai wilayah di dunia, sebab tidak hanya berfungsi sebagai pujian kepada Rasul, namun sholawat burdah juga untuk memberi pesan dan etika bagi umat manusia.

Sulthonul ‘Ilmi Al-Habib Salim bin Abdullah Asy-Syathiri menyebutkan keutamaan sholawat burdah yang mampu mengabulkan hajat manusia atas izin Allah, dengan beberapa syarat seperti mengulangi bait ‘maulaya sholli wa sallim’, berwudhu, menghadap kiblat, memahami makna bait-bait, dibaca dengan semangat yang besar, beradab, memakai wewangian.

Tak hanya itu, kata ‘burdah’ juga dapat diartikan sebagai bur’ah yang berarti kesembuhan, sehingga sholawat burdah juga dapat menjadi lantunan permohonan agar disembuhkan dari berbagai penyakit.

Memiliki pesan dan pengajaran bagi umat manusia, sholawat burdah mengajarkan manusia untuk selalu mencintai Rasulullah SAW dengan mengikuti perilaku baik, seperti taat beribadah, menjauhi maksiat, tawadlu, jujur, sabar, bijaksana, sopan santun, toleransi, amanah, dan lain-lain.

Baca Juga: Baca Selawat Nabi Ini Sebagai Penolong Saat Sakaratul Maut

Topik:

  • Sunariyah
  • Septi Riyani
  • Retno Rahayu

Berita Terkini Lainnya