PMI Siapkan Relawan Hadapi Bencana yang Dipicu Fenomena La Nina

PMI bekerja sama dengan BMKG

Jakarta, IDN Times - Musim hujan saat ini sedang melanda hampir seluruh wilayah Indonesia, sejak akhir September 2020 hingga Oktober 2020. Meningkatnya akumulasi curah hujan di awal musim hujan ini akibat La Nina yang berpotensi memicu bencana, seperti banjir dan tanah longsor.

La Nina sendiri merupakan fenomena turunnya suhu permukaan laut di Samudra Pasifik, sehingga suhunya menjadi lebih rendah. Catatan historis menunjukkan, bahwa La Nina dapat menyebabkan terjadinya peningkatan akumulasi jumlah curah hujan di Indonesia hingga 40 persen di atas normal.

Demi mengantisipasi bencana akibat fenomena La Nina ini, Palang Merah Indonesia (PMI) menyiagakan relawannya.

“Relawan Palang Merah saat ini sedang berjuang melawan COVID-19, tetapi itu belum selesai, mereka harus menghadapi fenomena La Nina,” ujar Sekretaris Jenderal PMI Sudirman Said, dalam konferensi pers PMI, Rabu (21/10/2020).

Baca Juga: PMI Kirim Pasokan Air Bersih ke Lokasi Banjir Bandang di Sukabumi

1. PMI bekerja sama dengan BMKG siapkan tindakan sebelum bencana terjadi

PMI Siapkan Relawan Hadapi Bencana yang Dipicu Fenomena La Nina

Puncak dampak dari fenomena La Nina di Indonesia diprediksi akan terjadi pada November 2020, dan berakhir pada Maret 2021 atau April 2021. Sudirman Said mengatakan, relawan PMI akan disiagakan penuh mulai dari November 2020 hingga April 2021 mendatang.

Selain karena fenomena La Nina, banjir bandang dan longsor juga telah terjadi di beberapa wilayah Indonesia, lantaran banyaknya penebangan hutan untuk pembangunan.

“Belakangan sering muncul banjir bandang di tengah kita. Karena pembangunan, penebangan untuk pembangunan sering terjadi,” ujar Sudirman Said.

Menyikapi hal tersebut, PMI sudah melakukan tindakan sebelum terjadi bencana bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

“Melalui platform Signature, Inasafe, dan Inarisk kami bekerja sama dengan BMKG untuk mengumpulkan informasi,” ujar Sudirman Said.

Sekjen PMI tersebut juga menjelaskan, melalui platform itu PMI akan menerjemahkan situasi yang akan datang dan memberikan penyuluhan kepada masyarakat sekitar.  

2. Aksi PMI bersama stakeholder setiap daerah menghadapi La Nina

PMI Siapkan Relawan Hadapi Bencana yang Dipicu Fenomena La Nina

PMI bersama stakeholder lainnya juga melakukan aksi dini atau aksi siaga darurat untuk menggerakkan Satuan Penanggulangan Bencana (Satgana) yang terdiri dari KSR, TSR/SIBAT sebagai tim siaga darurat.

Kemudian, PMI bersama stakeholder juga mendiseminasi dan menyosialisasikan Sistem Peringatan Dini (SPD), serta mengaktifkan tim siaga masyarakat dalam upaya pencegahan bencana.

PMI juga akan memeriksa dan menempatkan alat berat dan keselamatan. Selain itu, PMI akan memantau lingkungan dan infrastruktur air sungai dan air kali di daerah rawan bencana.

Tidak hanya itu, PMI juga akan memantau EWS Signature BMKG melalui platform aplikasi Inasafe. 

“Kebetulan sejumlah relawan dan staf PMI sudah dilatih dan dikenalkan dengan software ini, jadi saya juga ikut memantaunya,” ujar Sudirman Said.

3. Bersama pemerintah, PMI mengajak masyarakat melakukan aksi dini hadapi bencana

PMI Siapkan Relawan Hadapi Bencana yang Dipicu Fenomena La Nina

Dalam membantu upaya pemerintah menangani bencana, PMI juga menyiapkan stok berupa hygiene kit, baby kit, family kit, terpal, dan selimut untuk menghadapi bencana di 6 gudang regional PMI yang tersebar di Sumatra Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan.

“Kesiapan 6 gudang regional PMI dapat meng-cover sebanyak 25 juta jiwa, di Banten dan Jawa Timur PMI menyiapkan kebutuhan hygiene kit, baby kit, family kit, terpal, dan selimut untuk kebutuhan 5.000 Kepala Keluarga (KK), sementara untuk Kalimantan Selatan, Sumatra Barat, Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan PMI menyiapkan untuk 2.000 KK,” papar Sudirman Said.

Sudirman Said mengatakan, PMI bersama stakeholder, relawan setempat, organisasi relawan, dan pemerintah setempat bertujuan untuk menggerakkan masyarakat melakukan aksi dini.

Adapun aksi dini yang dilakukan, yakni penyiapan alat pertolongan pertama, penyiapan makanan, distribusi air bersih, pengecekan rambu dan jalur evakuasi, dan penyiapan shelter pengungsian.

Kemudian aksi dini juga menyiapkan alat dan perlengkapan alat tanggap darurat bencana (TDB), penyiapan alat perlindungan diri, dan penyiapan SPD berbasis masyarakat.

4. Kebutuhan air bersih menjadi salah satu fokus PMI

PMI Siapkan Relawan Hadapi Bencana yang Dipicu Fenomena La NinaPendistribusian air bersih di daerah terdampak gangguan layanan air bersih di Tabanan (Dok.IDN Times/Istimewa)

Persoalan air bersih untuk kebutuhan masyarakat sehari-hari menjadi salah satu fokus PMI dalam tindakan pencegahan bencana. Sehingga PMI menampung air bersih dari hujan yang turun setiap hari ke dalam wadah penampungan.

“Sebetulnya kondisi hujan saat ini menjadi potensi bagi kami untuk menampung air hujan ke dalam tangki, sebagai bentuk antisipasi bencana yang akan datang kedepannya,” ujar Kepala Divisi Penanggulangan Bencana PMI Pusat, Arifin Muh. Hadi.

Arifin juga mengatakan, PMI akan memanfaatkan fenomena La Nina sebagai berkah untuk semua masyarakat dengan menampung air hujan. Hingga kini, PMI memiliki armada tangki air bersih untuk persiapan bencana di beberapa wilayah Indonesia.

5. Strategi PMI untuk meminimalisir penularan COVID-19 terhadap relawan

PMI Siapkan Relawan Hadapi Bencana yang Dipicu Fenomena La NinaIlustrasi COVID-19 (IDN Times/Sukma Shakti)

Salah satu ancaman relawan PMI dalam menanggulangi bencana saat ini adalah penularan COVID-19. Sudirman Said mengatakan, hingga saat ini PMI masih berusaha untuk meminimalisir penularan COVID-19 terhadap relawan.

“Relawan PMI yang diberangkatkan ke lokasi sudah melakukan screening, dites dulu. Mereka juga diberikan bekal masker, sarung tangan, dan peralatan lainnya untuk mematuhi protokol kesehatan,” ujar Sudirman Said.

Sudirman Said juga menjelaskan, PMI dapat memastikan setiap relawan yang melaksanakan tugas ke lapangan pasti sudah melakukan screening test terlebih dahulu.

“Iya, jangan sampai relawan yang seharusnya memberikan bantuan malah merepotkan yang mau dibantu, gitu ya,” ujar Sudirman Said.

Baca Juga: Sempat Berkurang karena COVID-19, Stok Darah PMI Kini Naik 30 Persen 

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya