Alexandra Asmasoebrata: Balapan Digital Hanya Alternatif

Bukan pengganti balapan sesungguhnya di sirkuit

Jakarta, IDN Times - Pandemik COVID-19 membuat sejumlah event terpaksa dibekukan untuk sementara waktu, termasuk even balapan. Pembekuan event atau acara yang bisa menimbulkan kerumunan dinilai efektif memutus rantai penyebaran virus corona. 

“Kita tahu even nasional tidak ada, even internasional juga tidak ada,” kata pembalap mobil perempuan, Alexandra Asmasoebrata, adalam acara webinar bertema 'Olahraga Otomotif di Tengah Pandemik COVID-19, Seperti Apa?' yang digelar IDN Times, Jumat (19/6) malam.

Secara kebetulan Andra, begitu Alexandra biasa disapa, memang sedang istirahat dari dunia balap karena baru saja melahirkan. 

1. Virus corona juga membuat para pembalap tak bisa latihan

Alexandra Asmasoebrata: Balapan Digital Hanya AlternatifMuba International Supermoto di Sirkuit Skyland, Sekayu Sumsel (IDN Times/Istimewa)

Andra juga mengatakan virus corona tak hanya membuat event balapan yang dihentikan, tapi juga latihan balap ikut disetop karena sirkuitnya ditutup.  

“Bayangkan seorang atlet yang aktif bertahun-tahun, dia tidak bisa diam saja. Dia harus keep up dengan practice-nya, fisiknya, dan juga psikologis,” katanya.

Namun ia sangat memahami jika pembekuan event dan penutupan sirkuit dilakukan demi mencegah penularan virus corona.

Sebab, meskipun dunia balap adalah olahraga individu, namun banyak orang terlibat di belakang pembalap, seperti mekanik dan manager. Karena itu sangat berbahaya meskipun hanya sekadar latihan di sirkuit saja.

2. Balapan digital menjadi trend

Alexandra Asmasoebrata: Balapan Digital Hanya AlternatifYoutube.com/Need For Speed

Andra mengatakan pandemik COVID-19 membuat beberapa pembalap mulai mencoba balapan secara digital. Balapan digital bahkan juga dilakukan oleh penyelenggara Formula 1, ajang balapan mobil paling bergengsi di dunia.

Di Indonesia sendiri, balapan digital juga tumbuh subur, bahkan sebelum wabah COVID-19 menyerang. Ia menceritakan pengalamannya tahun lalu saat datang ke acara balapan digital nasional.

"Di situ saya amazed karena pesertanya ternyata satu Indonesia, kebanyakan di rumah, umurnya juga beragam," katanya. 

3. Balapan digital hanya alternatif

Alexandra Asmasoebrata: Balapan Digital Hanya AlternatifAlexandra Asmasoebrata, Pembalap Mobil dalam acara Ngobrol Seru by IDN Times dengan tema "Otomotif di Tengah Pandemik COVID-19, Seperti Apa?" (IDN Times/Besse Fadhilah)

Andra mengatakan meski balap digital sedang tren, namun ia tidak bisa menggantikan balapan sesungguhnya di sirkuit. Sebab mereka yang jago balapan digital, belum tentu menang di sirkuit sesungghnya. Begitu pun sebaliknya. 

"Balap digital ini alternatif, tapi bukan pengganti balapan sesungguhnya di sirkuit," katanya.

Andra mencontohkan penyelenggara Formula 1 pernah mengadakan balapan F1 secara digital. Balapan ini hanya diikuti para pembalap yang masih berusia belasan tahun atau baru menginjak 20 tahun. 

"Juara dunia seperti Lewis Hamilton dan Sebastian Vettel tidak ikut karena sudah berumur," katanya.

https://www.youtube.com/embed/q25hW2lsdhQ

Baca Juga: IMI: Kami Punya 1.800 Event Selama Satu Tahun

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya