Begini Cara Masyarakat Adat Molo Hadapi Perubahan Iklim di Wilayahnya

Menanam pohon jadi cara mereka menghadapi perubahan iklim

Jakarta, IDN Times - Perubahan iklim yang terjadi di muka bumi membuat seluruh warga dunia harus beradaptasi kembali agar bisa bertahan hidup di lingkungannya. Hal tersebut juga dilakukan oleh sejumlah masyarakat adat di Tanah Air, salah satunya masyarakat Molo di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Masyarakat adat Molo, Mama Aleta Baun mengatakan, untuk menghadapi perubahan iklim di wilayahnya, mereka selalu melakukan kegiatan menanam pohon yang dapat melindungi sumber mata air mereka sehingga kebutuhan pangan tercukupi.

1. Masyarakat adat Molo harus bergantian menanam tanaman pangan untuk menghadapi perubahan iklim

Begini Cara Masyarakat Adat Molo Hadapi Perubahan Iklim di WilayahnyaANTARA FOTO/Fikri Yusuf

Ia menjelaskan, dengan perubahan iklim tersebut masyarakat Molo tidak bisa menghitung musim dengan baik seperti yang telah diajarkan oleh nenek moyang mereka.

“Mereka selalu menghitung musim dari tiga bulan, mereka harus menanam tanaman pangan setelah itu mereka harus menanam tanaman yang bernilai ekonomi. Ini silih berganti untuk mereka menanam pohon yang melindungi sumber mata air,” kata Mama Aleta dalam diskusi daring yang diselenggarakan oleh Pojok Iklim, Rabu (29/4).

Baca Juga: 10 Tradisi Unik Masyarakat Adat di Dunia, Ada yang Menari dengan Mayat

2. Masyarakat adat Molo membangun rumah anti-goncangan untuk menghaapi bencana alam

Begini Cara Masyarakat Adat Molo Hadapi Perubahan Iklim di WilayahnyaInstagram.com/boneterkini

Sementara itu, untuk melindungi mereka dari bahaya bencana alam akibat perubahan iklim seperti angin puting beliung, masyarakat adat Molo mulai membangun rumah-rumah yang kuat terhadap goncangan dengan membuat rumah kayu yang bahan dasarnya merupakan hasil tanaman mereka sendiri.

“Sehingga masyarakat dengan antisipasi bagaimana bangun rumah yang untuk kuat dengan memanfaatkan kayu lokal yang mereka siapkan tanam di lahan mereka masing-masing,” ujarnya.

3. Wilayah Molo kerap dilanda kekeringan panjang akibat alih fungsi hutan

Begini Cara Masyarakat Adat Molo Hadapi Perubahan Iklim di WilayahnyaIDN Times/Wayan Antara

Mama Aleta melanjutkan, meskipun wilayahnya dikelilingi gunung yang memiliki banyak sumber mata air, namun daerah mereka juga sering dilanda kekeringan panjang karena alih fungsi hutan dengan tanaman industri seperti pohon jati dan mahoni yang banyak menyerap sumber mata air masyarakat.

“Masyarakat lebih memilih untuk menanam jambu air untuk melindungi sumber-sumber air yang ada, di mana kekeringan lebih tinggi dari pada yang ada di daerah-daerah lain karena daerah Timor Tengah Selatan ini daerah yang setiap tahun mengalami kekeringan tinggi,” tuturnya.

Baca Juga: Penyuluh dan Petani NTT Tetap Genjot Produksi Saat Pandemi Covid-19 

Topik:

  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria

Berita Terkini Lainnya