Bule Marah karena Suara Salawat di Musala Akhirnya Minta Maaf

Frank mengaku salah dan tidak mengulangi perbuatannya lagi

Jakarta, IDN Times-Video bule yang memprotes salawatan pada Ramadan menuai kontroversi dan menjadi viral. Sikap bule tersebut mengundang protes sejumlah kalangan lantaran dianggap tak menghormati bulan suci.

Sejak viral, banyak warganet mencari tahu siapa bule tersebut sampai akhirnya muncul permintaan maaf. Bagaimana sebenarnya video itu menjadi viral dan seperti apa akhir kasusnya, berikut penjelasannya.

1. Frank tidak mengetahui umat muslim sedang menjalankan ibadah puasa

Bule Marah karena Suara Salawat di Musala Akhirnya Minta MaafIstimewa

Frank beralasan melakukan perbuatannya tersebut karena ia tidak mengetahui saat ini umat Muslim sedang menjalankan ibadah puasa dan dianjurkan untuk memperbanyak sholawat terutama di masjid dan musala.

"Saya pribadi minta maaf terhadap masyarakat Tegalwaru, Ciampea dan umat Islam di Indonesia umumnya atas perkataan dan perbuatan saya yang menyinggung umat Muslim dikarenakan saya kurang memahami bahasa Indonesia," kata Frank yang didampingi oleh Kapolsek Ciampea dan tokoh agama setempat, Minggu (3/6).

2. Permintaan maaf diinisiasi Polsek Ciampea

Bule Marah karena Suara Salawat di Musala Akhirnya Minta MaafInstagram/@polresbogor

Permintaam maaf Frank tersebut atas inisiasi dari Polsek Ciampea yang kemudian menghubungi tokoh masyarakat setempat di antaranya MUI Desa Ciampea yang kemudian memanggil kedua belah pihak untuk menyelesaikan permasalahan tersebut secara musyawarah dan mufakat sekaligus memeriksa data kewarganegaraan dari pria paruh baya tersebut.

3. Frank alami gangguan emosi

Bule Marah karena Suara Salawat di Musala Akhirnya Minta MaafInstagram/@polresbogor

Kapolsek Ciampea Kompol Adi Fauzi menjelaskan bahwa Frank mengidap gangguan emosi (sering marah-marah). Hal tersebut berdasarkan informasi yang didapat dari sang istri yang merupakan Warga Negara Indonesia.

"Mr Frank merupakan Warga Negara Prancis yang menikah dengan wanita Indonesia bernama Asmini. Istrinya menjelaskan bahwa suaminya mengidap gangguan emosi dan bahkan untuk tidur pun ditempatkan di luar rumah," kata Kompol Adi dalam keterangan persnya yang diunggah dari akun media sosial Polres Bogor.

Dalam mediasinya Frank menyadari akan kesalahan yang diperbuatnya karena telah emosi dan mengeluarkan perkataan yang tidak sepatutnya diucapkan karena ia tidak mengetahui bahwa kegiatan salawatan dan tadarus merupakan kegiatan umat Muslim.

"Mediasi dihadiri oleh Mr Frank dan Ustaz Ade Syafei. Mr Frank memohon maaf kepada Ustaz Ade Syafei dan warga sekitar atas perbuatannya serta berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya tersebut," jelas Kompol Adi.

Topik:

  • Sugeng Wahyudi

Berita Terkini Lainnya